1. Mademoiselle Fifi Karya: Guy de Maupassant “ Sebuah Vendetta” 2. Guy de Maupassant (1850-1893) Dilahirkan diFécamp5 Agustus 1850 Novel karya Maupassant: La Maison Tellier(1881) Mademioselle Fifi(1882) Miss Harriet(1884) Bel Ami(1885) Le Horla(1887) Maupassant merupakan penulis beraliran “naturalis” dan “impresionis” 3. Cerita yang inspiratif dan banyak mengandung pesan moral. Maupassant menulis cerita ini dengan gaya bahasanya sendiri. Pembaca diajak untuk menerka-nerka alur ceritanya hingga akhirnya bisa menemukan jawaban dari isi cerita tersebut. 4. Kegigihan perjuangan hidup Tidak ada yang mustahil di dunia ini apabila kita ingin berusaha keras untuk mewujudkan sesuatu. Tidak ada batasan waktu ataupun batasan usia bagi siapa saja yang ingin merealisasikan keinginan. Rasa sayang seorang ibu terhadap anaknya yang tak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Secercah asa jika disertai dengan perjuangan pasti akan membuahkan hasil. 5. Struktur umum teks/cerita “sebuah vendetta” Superstruktur naratif: Situasi awal vs situasi akhir Pemicu aksi reaksi klimaks(ending/akhir) 6. Waktu: menggunakanpresentdanpassé.Setting tempat: Di sebuah dataran paling rendah diSardaigne . Di atas tebing gunung yang di bawahnya terdapat sebuah selat. Pengarang menceritakan dengan gaya penceritaan orang ke-3 tunggal. Penokohan:Paolo Saverini, seorang janda tua yang gigih Sémillante, seekor anjing yang setia pada tuannya dan buas 7. Paolo Saverini, seorang wanita tua yang amat menyayangi anaknya yang rela melakukan apapun demi anaknya. Dia juga seorang janda yang gigih, religius, pendendam dan pantang menyerah terhadap apapun. 8. Pembunuhan yang terjadi terhadap anak janda tua penghuni dataran rendahsardaignesehingga menimbulkan dendam. Aksi: Penusukan terhadap Antoine anak dari Saverini Ketika diantarnya mayat kepada Saverini Saverini bersumpah di depan mayat Antoine untuk membalas dendam kepada pembunuh anaknya Dilatihnya Sémillante untuk rencana pembalasan dendam terhadap Nicolas Ravolati 9. Setelah merasa sémillente sudah cukup terlatih untuk membalaskan dendamnya, nenek tua itu bergegas menuju rumah Nicolas. Sesampainya di sana, Sémillente berhasil memuaskan hasrat dan keinginan saverini hingga pada sore harinya perempuan tua itu pulang ke rumah dan bisa tidur nyenyak, malam itu. 10. Dalam teks cerpen “sebuah vendatte” di bagi menjadi 6 séquence(urutan): Séquence 1(latar tempat): hal (15-17) “ rumah kecil sederhana di dekat benteng Bonifacio ” (h.15) “ dibangun di atas bagian gunung yang menjorok keluar ” (h.15) “ sebuah dataran paling rendah di sardinia ” (h.15) 11. “ setelah melewati jalan panjang berliku-liku terapit dua dinding” (h.16) “ bertengger pada tepi salah satu tebing karang” (h.17) “ tiga jendela rumahnya yang terbuka lebar menghadap pemandangan luas” (h.17) Séquence 2(karakter penokohan): hal (17-20) “ ia bersumpah akan membalas dendam” (h.17) “ dan ibu selalu menepati janji” (h.18) “ ke sana sambil melamunkan balas dendam” (h.19) 12. “ Ia tak dapat melupakannya ” (h.19) “ Ia berdoa bersimpuh di lantai, ambruk di hadapan Tuhan ” (h.20) Séquence 3(keterangan waktu) : hal (17-25) “suatu sore, setelah suatu pertengakaran ” (h.17) “berdua saja, perempuan dan anjingnya, sampai pagi ” (h.19) “dari pagi hingga petang, ia memandang sebuah titik putih ” (h.19) “ pada suatu malam, ketika Semilante mulai mengerang lagi ” (h.20) 13. “ Ia merenungkannya hingga subuh ” (h.20) “ kemudian, begitu fajar tiba ia bangun ” (h.20) “ komuni pada hari Minggu pagi ” (h.23) “ pada sore harinya, perempuan tua itu. .”(h.25) Séquence 4(aksi pembunuhan:alur): hal (17-18) “ Antoine Saverini dibunuh secara pengecut ” (h.17) “ ketika sang ibu menerima mayat anaknya ” (h.17) 14. “ beberapa gumpalan darah beku ” (h.18) Séquence 5(rencana balas dendam): hal (21-23) “ia membentuk sebuah kepala dari bungkusan kain tua ” (h.21) “ ia melatih si anjing agar terbiasa oleh jurus menyerang ” (h.23) 15. Séquence 6(pembalasan dendam): hal (24-25) “ia mampir di tukang roti dan menanyakan alamat Nikolas Rivolati ” (h.24) “ nikolas menoleh, kemudian , sambil melepas anjingnya ” (h. 24) “ anjing itu menjadi panik, melompat, menyerang leher ” (h.24)