SEJARAH PENDIDIKAN BANGSA ARAB PRA ISLAM Disusun guna memenuhi tugas. Mata kuliah : Sejarah Pendidikan Islam Chusna Maulida, M.Pd.I Dosen Pengampu : Kelas RE3 C Disusun oleh: 1. Wiwik Ernawati 2. Ahmad Hafidz 3. Renny Novia Putriani 4. Muhammad Zulqornein (2021210087) (2021210089) (2021210090) (2021210091) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2011 BAB I PENDAHULUAN Bilamana kita hendak memperkatakan masuknya agama Islam di Indonesia, Mesir atau Siria. Kita harus mengetahui sekadarnya keadaan negeri-negeri ini sebelum datangnya agama Islam, karena pengetahuan kita tentang hal itu akan menolong kita untuk mengenal dengan jelas, betapa caranya masing-masing negeri ini menyambut kedatangan agama Islam. Untuk dapat memahami misi Muhammad SAW sebagai pendidik dan rahmat bagi sekalian alam, harus menoleh ke belakang, mempelajari sejarah keadaan masyarakat manusia menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, sehingga jelas wujud sebenarnya rahmat itu. Dalam makalah ini, pemakalah mecoba sedikit membahas tentang sejarah pendidikan bangsa Arab pra Islam. Untuk lebih lanjut penjelasan mengenai sejarah pendidikan pra Islam, akan di jelaskan dalam bab selanjutnya. Page | 2 BAB II PEMBAHASAN A. Negara Arab Jazirah dalam bahasa Arab berarti pulau. Jadi “Jazirah Arab” berarti “pulau Arab”. Sebagian ahli sejarah menamai tanah arab itu “Shibhul Jazirah” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Semenanjung”.1 Arab merupakan wilayah padang pasir yang terletak di bagian barat daya Asia. Ia merupakan padang pasir terluas dan tergesang di dunia. Luas wilayahnya 120.000 mil persegi yang berpenduduk ratarata 5 jiwa setiap mil perrsegi. Arab juga merupakan wilayah strategis dalam peta dunia zaman kuno, karena letaknya berada pada posisi pertemuan ketiga benua : Asia, Afrika, dan Eropa. Wilayah Arab terbagi menjadi beberapa profinsi, seperti profinsi Hijaz, Najed, Yaman, Hadramaut, dan Oman. Semua profinsi menempati posisi yang sangat penting dalam lintasan sejarah Islam. Mekkah, Madinah, dan Thaif merupakan tiga kota besar di profinsi Hijaz. Bagian utara Arab merupakan wilayah tandus. Sepertiga lebih dari wilayah ini berupa padang pasir. Wilayah padang pasir yang terbesar adalah adDahna yang terletak dipertengahan wilayah utara. Adapun bagian selatan Arab merupakan wilayah subur yang padat penduduknya. Mata pencaharian mereka adalah bertani dan berdagang. Hadramaut dan Yaman merupakan wilayah tersubur di Arab Selatan. Pada umumnya masyarakat Arab berjiwa kerasdan memiliki kesehatan fisik yang prima, untuk dapat bertahan dari gangguan iklim yang suhunya sangat panas dan kering kecuali sebagian wilayah pesisir dan lembah-lembah yang berair. Meskipun wilayah ini nyaris tidak 1 Oleh karena bangsa Arab menamai negeri mereka Jazirah, maka karena itulah barangkali kata “Jazirah” itu dipakai dalam bahasa Indonesia dengan arti “Semenanjung” (penerjemah) Page | 3 memiliki sungai, jika ada, hanyalah sungai-sungai kecil yang tidak dapat berfungsi sebagai sarana pelayaran. Andaikan cukup curah hujan niscaya wilayah ini sangat subur untuk menghasilkan kopi, kurma, gandum, dan buah-buahan lainya. B. Penduduk Negeri Arab Masyarakat Arab terbagi menjadi dua kelompok: penduduk kota dan penduduk gurun atau Badui. Penduduk kota bertempat tinggal menetap, mereka telah mengenal cara mengelola tanah pertanian, juga telah mengenal tata cara perdagangan, bahkan hubungan perdagangan mereka sampai ke wilayah luar negeri. Dibandingkan dengan kelompok Badui, mereka lebih berbudi dan berperadaban. Kehidupan masyarakat Badui berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam tengah perjalanan, biasanya mereka beri/stirahat pada suatu tempat dengan mendirikan kemah atau tenda.2 Keistimewaan penduduk gurun terutama ialah, mereka mempunyai nasab murni. Hal ini disebabkan Jazirah Arab tidak pernah dimasuki oleh orang asing. Bahasa mereka terpelihara, karena kerusakan bahasa terutama disebabkan oleh pencampuran dengan bangsa-bangsa asing, seperti yang kelihatan pada bahasa penduduk negeri. Akan tetapi gurun Arab tiada pernah ditempuh oleh bangsa asing, jadi penduduknya tidak pernah bercampur dengan bangsa asing. Oleh karena itu bahasa mereka tetap murni dan terpelihara.3 C. Kondisi Arab Menjelang Kelahiran Islam 2 Prof. K. Ali, Sejarah Islam dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Usman (Tharik Pramodern), PT. Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2003, hal 21-23. 3 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, PT. Pustaka Al Husna Baru, 2003, hal. 30-31 Page | 4 Ahmad M. Saefuddin dalam kutipan buku karangan Prof. Dr. H. Samsul nizar, M.Ag mengatakan “untuk dapat memahami misi Muhammad SAW sebagai pendidik dan rahmat bagi sekalian alam, harus menoleh ke belakang, mempelajari sejarah keadaan masyarakat manusia menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW, sehingga jelas wujud sebenarnya rahmat itu”.4 Kondisi kehidupan arab menjelang kelahiran Islam secara umum dikenal sebagai “zaman Jahiliyah” atau zaman kebodohan.5Penduduk Arab berada dalam keadaan gelap dan parah dengan takhayul yang merusak kehidupan spiritual manusia, keserakahan dan Nurani telah menjarah kesejahteraan moralnya, dan penindasan telah melumpuhkan mayoritas penduduknya.6 Sebenarnya mereka percaya kepada Allah SWT sebagai Pencipta,7 Pengaturan dan penguasaan alam semesta, sekalipun mereka ingkar tentang hidup dan mati. Mereka menyembah patung dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT.8 Zaman jahiliyah ini terbagi menjadi dua periode, yaitu jahilyah awal, dan kedua. Jahiliyah pertama meliputi masa yang sangat panjang, tetapi tidak banyak yang bisa diketahui hal ihwalnya dan sudah lenyap sebagian besar penduduknya. Adapun jahiliyah kedua sejarahnya bisa 4 Prof. Dr. H. Samsul Nizar,M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam: menelusuri jejak Sejarah Era Rasulullah sampai Indonesia , Kencana Media, Jakarta, 2007, hal 3. 5 Prof. K. Ali, Sejarah Islam dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Usman (Tharik Pramodern), hal 26. 6 Ibid. 7 Al-Qur’an : 53, Al-Zukhruf, 87. 8 Al-Qur’an : 39, Al-Zumar, 3. Page | 5 diketahui agak jelas. zaman kedua ini berlangsung kira-kira 150 tahun sebelum Islam lahir.9 D. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Kebudayaan. Selama periode jahiliyah seluruh wilayah Arab sennantiasa dalam kemerdekaannya, kecuali sebagian kecil wilayah bagian utara yang dikuasai dan diperebutkan oleh Imperium Persia dan Romawi secara bergantian. Masyarakat Arab terpecah menjadi sejumlah suku yang masing-masing memiliki seorang kepala suku. Mereka terikat persaudaraan dengan sesama warga suku. Hubungan mereka yang berlainan suku bagaikan musuh. Jika terjadi permusuhan antara sukusuku tersebut tidak ada pihak yang menjadi penengahnya, sehingga permusuhan ini dapat mengakibatkan peperangan yang dapat berlangsung beberapa tahun. Peperangan dan penyerbuan antar suku bagaikan kesibukan mereka setiap hari. Sebagian besar kehidupan mereka belum menengenal sistem hukum. Adapun hukum yang berlaku bagaikan hukum Rimba, “yang kuat menindas yang lemah”. Dalam situasi politik seperti ini tampaklah bahwa politik masyarakat Arab terpecah-pecah, retak menjadi kepingan-kepingan disebabkan permusuhan antar suku. Kondisi ekonomi dalam penduduk Arab mayoritas miskin dann menderita. Praktis pinjam-meminjam didasarkan sistem rentan (riba), sebagaimana Meskipun mengabaikan sangat kaya hal ini berlaku terdapat di sistem masyarakat pendidikan Mereka Yahudi yang memperlakukan pihak berutang secara kejam. belum sebagaimana terkenal ini. layaknya pada zaman modern ini, masyarakat Arab pada saat itu tidak kemajuan sebanding kebudayaan. dengan sangat kemahirannya dalam bidang sastra: bahasa dan syair. Bahasa mereka bahasa Eropa sekarang Keistimewaan bangsa Arab dibidang bahasa merupakan kontribusi 9 Dudung abdurrahman dkk, Sejarah Peradaban Islam: dari Masa klasik hingga modern, Fak.Adab, 2002 hal 20. Page | 6 mereka yang cukup penting terhadap perkembangan dan penyebaran Islam. Hal ini Philip K. Hitti, yang diungkapkan dalam karangan Prof. K. Ali berkomentar, “Keberhaasilan penyebaran Islam di antaranya didukung oleh keluasan bahasa Arab, khususnya bahasa Araab AlQur’an. Keemajuan kebudayaan mereka dalam bidang syair tidak diwarnai dengan semangat kebangsaan Arab, melainkan diwarnai oleh semangat kesukuan Arab. Ghalan ibn Salamah dari suku Tsaqif dalam satu minggu mampu menciptakan sekumpulan syair, lalu ia membacakannya dan diadakan pembahasan dan kritik sastra. Syair bangsa Arab pra Islam merupakan salah satu obyek penelitian sejarah. Syair-syair Bangsa mereka menggambarkan Islam seluruh aspek kehidupan masyarakat Arab praIslam.10 arab sebelum sudah menengenal dasar-dasar beberapa cabang Ilmu Pengetahuan, bahkan dalam seni hal seni sastra mereka telah mencapai kemajuan yang pesat. Akan tetapi karena kemerosotan moral melanda mereka, maka label jahhiliyah diberikan kepada mereka.11 10 Prof. K. Ali, Sejarah Islam dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Usman (Tharik Pramodern), hal 29. 11 Ibid I. Hal 22 Page | 7 BAB III PENUTUPAN A. Simpulan Semenjak zaman jahiliyah, sesungguhnya masyarakat Arab memiliki berbagai sifat dan karakter yang positif, seperti pemberani, ketahanan fisik, yang prima, daya ingatan yang kuat, kesadaran akan harga diri dan martabat, cinta kebebasan, setia terhadap suku dan pemimpinnya, pola kehidupan sederhana, ramah-tamah, dan mahir dalam bersyair. Namun sifat-sifat dan karakter yang baik tersebut seakan tidak ada artinya karena suatu kondisi yang menyelimuti kehidupan mereka, yakni ketidakadilan, kejahatan dan keyakinan terhadap tahayul. Berbagai pembahasan yang ada, pemakalah menyimpulkan, bahwa sejarah pendidikan pra Islam bangsa Arab memiliki sifat-sifat yang baik dengan juga spiritual yang tak sebanding dalam kehidupan sehari-harinya. B. Penutup Demikianlah makalah yang sangat sederhana ini, penulis berharap semoga bermanfaat bagi kita. Saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan selanjutnya, tak lupa di ucapkan terimakasih. Page | 8 DAFTAR PUSTAKA Prof. K. Ali, Sejarah Islam dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Usman (Tharik Pramodern), PT. Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2003. A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, PT. Pustaka Al Husna Baru, 2003. Sejarah Era Rasulullah sampai Indonesia , Kencana Media, Jakarta, 2007. Prof. Dr. H. Samsul Nizar,M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam: menelusuri jejak Prof. K. Ali, Sejarah Islam dari Awal Hingga Runtuhnya Dinasti Usman (Tharik Pramodern). Dudung abdurrahman dkk, Sejarah Peradaban Islam: dari Masa klasik hingga modern, Fak.Adab, 2002. Page | 9