377 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung RANCANGAN MODEL KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DI DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Puspo Dewi Dirgantari1, Joko Siswanto2 1Program Magister Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) 2Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) Abstrak Sumber Daya Manusia khususnya bidang teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya teknologi informasi dan komunikasi yang memegang peranan penting dalam menjalankan aktivitas organisasi atau merupakan penggerak dalam kegiatan operasional organisasi. Manusia bukan mesin yang dapat diprogram, diperlukan suatu pendekatan baik yang bersifat masal atau personal dalam mengelolanya. Penelitian ini mencoba untuk merancang model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia yaitu serangkaian kompetensi-kompetensi penting yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang unggul (superior) pada suatu jabatan atau sekelompok jabatan. Penelitian ini melalui tahapan identifikasi organisasi pengelola teknologi informasi terlebih dahulu kemudian analisis tujuan, strategi organisasi, model kematangan dan sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia sehingga dapat diketahui model kompetensi yang diperlukan. Pada pengembangan perancangan model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi diawali dengan mendefinisikan kriteria kinerja yang efektif, mengidentifikasikan contoh criteria, mengumpulkan data, analisis data dan pengembangan model kompetensi melalui Job analysis dengan mengembangkan IMR matrix (Interrelationship of Management Responsibility Matrix), pengembangan kamus kompetensi, penyusunan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ), dan penyusunan uraian jabatan serta validasi model kompetensi dengan Behavioral Event Interview (BEI). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan/atau menjadi sumbangan informasi yang berguna bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia untuk melakukan assessment, rekrutmen, mutasi, promosi, dan pengembangan pegawai melalui pelatihan peningkatan kompetensi. Kata kunci: kompetensi, model kompetensi, kamus kompetensi, kebutuhan kualifikasi jabatan, uraian jabatan. I. PENDAHULUAN Penyelenggaraan pendidikan dalam rangka pelayanan publik memerlukan Good Governance. Implementasi Good Governance akan menjamin transparansi, efisiensi, dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pada sisi lain, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh perguruan tinggi sudah dilakukan cukup lama, dengan intensitas yang semakin meningkat. Untuk memastikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi tersebut benar-benar mendukung tujuan penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan efisiensi penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko. Sumber-sumber daya teknologi informasi dan komunikasi ini terdiri atas Infrastruktur teknologi, Informasi, Aplikasi dan Sumber Daya Manusia[1]. Sumber Daya Manusia khususnya bidang teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya teknologi informasi dan komunikasi yang memegang peranan penting dalam menjalankan aktivitas organisasi atau merupakan penggerak dalam kegiatan operasional organisasi. Manusia bukan mesin yang dapat diprogram, diperlukan suatu pendekatan baik yang bersifat masal atau personal dalam mengelolanya. Dalam perkembangannya, sumber daya manusia tidak lagi dianggap sebagai faktor produksi yang dapat dieksploitasi, namun dianggap sebagai aset organisasi yang perlu dipelihara, ditingkatkan kemampuannya dan dilatih agar berkembang kemampuannya. 378 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung Manajemen sumber daya dalam tata kelola teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sumber daya manusia bidang teknologi informasi sebagai pengelola dan pelaksana dituntut untuk mampu bekerja sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, dimana pada saat awal organisasi dibentuk para anggota organisasi akan membuat visi dan misi yang akan dicapai, mereka juga menyusun strategi untuk mencapai visi dan misi tersebut. Strategi ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk peraturan dan program kerja yang harus dilaksanakan oleh semua orang dalam organisasi tersebut. Cara mereka melaksanakan peraturan dan program kerja akan berbeda karena memiliki latar belakang yang berbeda-beda, jika sumber daya manusia bidang teknologi informasi yang dimiliki banyak yang kompetensinya sesuai dengan kebutuhan maka tujuan organisasi akan lebih cepat dan lebih mudah tercapai, namun jika sumber daya manusia bidang teknologi informasi yang dimiliki banyak yang kompetensinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan maka yang akan terjadi sebaliknya. Untuk menunjang keberhasilan strategi organisasi, maka dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia bidang teknologi informasi harus diarahkan untuk menunjang rencana strategi organisasi, dengan memandang manusia sebagai aset organisasi dimana kinerja organisasi akan sangat bergantung pada kompetensi dan kualitas kerja sumber daya manusianya. Oleh karena itu diperlukan suatu model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi yang berdasarkan kriteria-kriteria yang diperlukan dalam menjalankan suatu pekerjaan sehingga dapat membedakan kinerja superior dari kinerja rata-rata pada situasi spesifik tertentu. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai salah satu tempat pertama kalinya generasi muda mendapatkan pengetahuan dan/keterampilan pendidikan guru pada tingkat universitas sebagai realisasi Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia (Nomor 35742 tanggal 1 September 1954 tentang pendirian PTPG/Perguruan Tinggi Pendidikan Guru) bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak perubahan yang terjadi pada Universitas Pendidikan Indonesia yang semula dikenal sebagai Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) sampai menjadi Universitas Pendidikan Indonesia BHMN yaitu Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2004, namun pada bulan April 2010 UU BHP ditolak MK) kemudian menjadi BLU atau Badan Layanan Umum berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, membuat pengembangan dan peningkatan Universitas Pendidikan Indonesia tidak saja berorientasi pada bidang akademik, tetapi juga dalam berbagai bidang termasuk bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan menggabungkan UPT Pusat Komputer (PUSKOM), UPT Pendidikan Ilmu Komputer (PENDILKOM), UPT UPInet, UPT P3MP, dan Bagian Sistem Informasi Biro Administrasi dan Perencanaan Sistem Informasi (BAPSI) ke dalam Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2007 sebagai salah satu fungsi pendukung proses utama universitas. Untuk itu perlu didukung dan difasilitasi oleh berbagai sumber daya yang dimiliki oleh Universitas Pendidikan Indonesia salah satunya adalah dukungan kompetensi yang dimiliki sumber daya manusia bidang teknologi informasi guna tercapainya Universitas Pelopor dan Unggul (a Leading and Outstanding University) karena kompetensi merupakan bagian dari kepribadian individu yang relatif dan stabil, dan dapat dilihat serta diukur dari perilaku individu yang bersangkutan, di tempat kerja atau dalam berbagai situasi yang cukup konsisten untuk suatu periode waktu yang cukup panjang, dan bukan hal yang kebetulan semata. Menurut David Mc Clelland (1973), kompetensi dapat mempredeksikan secara efektif tentang kinerja unggul yang dicapai dalam pekerjaan atau di dalam situasi-situasi yang lain dan merupakan karakteristik-karakteristik keahlian yang mendasari suatu keberhasilan[3]. Menurut Jim Kochanski (1997), agar dapat membedakan karyawan yang berkinerja tinggi dengan yang berkinerja rata-rata dapat digunakan manajemen berbasis kompetensi (CBM) yaitu metode untuk meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan dan kemampuan karyawan secara keseluruhan tanpa menggunakan praktek-praktek manajemen tradisional yang cenderung rumit dan memakan waktu[11]. Demikian pula yang dikemukakan oleh Caren Gordon (1999), bahwa dalam mengembangkan leadership harus melalui beberapa tahap salah satunya adalah mendefinisikan kebutuhan leadership yaitu identifikasi kompetensi leadership yang diperlukan untuk memenuhi tujuan perusahaan di masa depan[12]. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat untuk merancang model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi karena di Universitas Pendidikan Indonesia sendiri baru memiliki sistem perekrutan sumber daya manusia bidang teknologi informasi secara umum (ketentuan penerimaan Pegawai Negeri Sipil pada umumnya), tetapi belum mempunyai model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi yang dapat dijadikan standar baku dalam merencanakan dan/atau mengelola calon pegawai dan/atau pegawai. Model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi dapat digunakan untuk memprediksi 379 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung kinerja dengan lebih baik karena tindakan seseorang dilakukan sesuai dengan tuntutan posisi/pekerjaan atau permasalahan/tugas yang dihadapinya didasari oleh keterampilan yang dimilikinya dan pada akhirnya memberikan hasil kerja, yang seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja dalam bekerja. Dengan demikian, untuk mencapai visi, misi dan tujuan Universitas Pendidikan Indonesia diperlukan standar kompetensi yang dapat meningkatkan hubungan antar unit dan hubungan dengan penyedia layanan, memungkinkan menghindari terjadinya redundansi inisiatif teknologi informasi dan komunikasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja/investasi teknologi informasi dan komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia dan diharapkan dapat meningkatkan pencapaian value dari implementasi teknologi informasi dan komunikasi khususnya yang dapat dirasakan langsung oleh sivitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia. II. TINJAUAN PUSTAKA Shermon (2004) mengemukakan kompetensi merupakan karakteristik dalam diri seseorang yang memampukannya untuk memberikan kinerja yang superior dalam pekerjaan, peran atau situasi tertentu. Sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”. Dari beberapa definisi kompetensi di atas, yang menjadi dasar dalam penelitian ini adalah definisi yang dikemukan oleh Spencer & Spencer (1993) yaitu kompetensi adalah karakteristik yang mendasar pada seorang individu yang berhubungan secara kausal dengan kinerja efektif ataupun superior menurut standar kriteria tertentu yang sudah ditetapkan dalam suatu jabatan atau situasi[3]. Model didefinisikan sebagai representasi realitas kompleks dunia (kenyataan). Kata 'model' diambil dari kata Latin 'modulus' yang berarti ukuran kecil dari sesuatu. Jadi model adalah miniatur realitas. Sebuah model dapat dikatakan sebagai deskripsi atau analogi untuk membuat kita mengerti sesuatu yang lebih kompleks. Fenomena apapun dapat direpresentasikan dengan model[23]. Model kompetensi adalah serangkaian kompetensi-kompetensi penting yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang unggul (superior) pada suatu jabatan atau sekelompok jabatan. Model kompetensi ini memberikan suatu peta untuk membantu individu memahami bagaimana mencapai suatu keberhasilan dalam situasi atau pekerjaan tertentu (LOMA’s, 1998) Sebuah model kompetensi harus mempunyai dua dimensi yaitu[23]: 1. Jenis kompetensi Jenis kompetensi terdiri dari kompetensi inti, perilaku, fungsi dan peran. 2. Level kompetensi Level atau tingkatan merujuk pada apakah kompetensi tersebut merupakan kompetensi yang tampak seperti keterampilan dan pengetahuan atau merupakan karakteristik tersembunyi sepeti motif, karakteristik pribadi, konsep diri dan nilai-nilai. Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, sumber daya manusia adalah bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Teknologi Informasi (TI) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penggunaan sistem komputer dan telekomunikasi untuk menyimpan, memroses, menganalisa, mengambil, dan mengirimkan informasi. Menurut Alter (1992), sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Menurut Bodnar dan Hopwood (1993), sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna. Menurut Turban, McLean, dan Wetherbe (1999), sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik. Menurut Departemen Perdagangan Amerika Serikat mengadopsi dua pengertian yang terpisah untuk tenaga kerja teknologi informasi yaitu (1) pekerja inti teknologi informasi yang terdiri dari Computer Scientiest, Computer Engineers, System Analysts, dan Computer Programmers, (2) pekerja yang berkaitan dengan teknologi informasi[10]. III. METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tesis ini akan mengacu pada penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus di Direktorat Teknologi, Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia. 380 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung Gambar 3.1 Metode Penelitian IV. IDENTIFIKASI ORGANISASI DAN PENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI Identifikasi organisasi dan organisasi pengelola teknologi informasi ini dilakukan untuk melihat tinjauan organisasi seperti struktur organisasi Universitas Pendidikan Indonesia dan organisasi pengelola teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi, deskripsi struktur organisasi, tugas dan fungsi organisasi khususnya pengelola teknologi informasi. Gambar 4.1 Struktur Organisasi Universitas Pendidikan Indonesia[9] Gambar 4.2 Struktur Organisasi Direktorat TIK Universitas Pendidikan Indonesia [9] Sedangkan identifikasi tinjauan layanan teknologi informasi dilakukan untuk mengetahui kategori layanan teknologi informasi, pengguna layanan teknologi informasi dan deskripsi layanan teknologi informasi yang mendukung proses bisnis seperti layanan sistem informasi Universitas Pendidikan Indonesia, yang meliputi layanan informasi akademik (SIAK), keuangan (SIKU), asset dan fasilitas (SIASEF) dan sumber daya manusia (SISUDAMA), serta layanan penggunaan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang meliputi: (1) layanan akses internet, (2) pengembangan desain instruksional dan multimedia untuk pembelajaran; (3) layanan pembelajaran elektronik (e-learning). V. ANALISIS ORGANISASI PENGELOLA TEKNOLOGI INFORMASI Analisis organisasi pengelola teknologi informasi berdasarkan pada analisis pernyataan tujuan organisasi pengelola teknologi informasi yang dilihat dari aspek hukum legalitas dan peraturan yang terkait dengan organisasi pengelola teknologi informasi seperti dari aspek yuridis, aspek empiris, aspek asas, dan aspek ekspektasi. Analisis keselarasan strategi organisasi dan strategi teknologi informasi akan memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap kondisi struktur organisasi yang paling tepat bagi efektivitas keselarasan strategi. Analisis manajemen organisasi akan mencakup seluruh pengelola teknologi informasi yang ada di lingkungan organisasi (sisi perencanaan, pengorganisasian, teknologi informasi yang sedang berjalan, kontrol dan implementasi), yaitu mencakup organisasi teknologi informasi dan pengelola-pengelola teknologi informasi yang ada di organisasi, dilihat berdasarkan struktur organisasinya. 381 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung Menurut Duffy (2002) penyelarasan organisasi dan teknologi informasi merupakan proses dan tujuan atas pencapaian keuntungan persaingan melalui pembangunan dan pemeliharaan hubungan simbiosis antara organisasi dan teknologi informasi[22]. COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) mengintegrasikan sejumlah best practice teknologi informasi dan menyediakan kerangka kerja untuk tata kelola teknologi informasi yang dapat membantu kita untuk memahami dan mengelola teknologi informasi. Aktivitas teknologi informasi dalam COBIT didefinisikan kedalam model proses yang generik dan dikelompokkan ke dalam 4 (empat) domain, yaitu: 1. Perencanaan dan Pengorganisasian (PO-Planning and Organizing) Pembentukkan Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi sesuai dengan rencana strategis Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2006-2010. Pada saat ini Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia mempunyai bentuk infrastruktur organisasi berupa divisional form karena Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia merupakan bagian dari organisasi Universitas Pendidikan Indonesia yang besar dimana struktur hirarki nya terdiri dari banyak divisi dan setiap kepala divisi bertanggung jawab penuh untuk produk atau layanan yang dihasilkannya Jika ditinjau dari tipe organisasi maka Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah organisasi teknologi informasi yang memiliki tipe matrix karena organisasi mempunyai personil teknologi informasi yang bekerja secara lintas fungsional, namun duduk dalam struktural tertentu di dalam unit bisnis. Semua kegiatan teknologi informasi baik di kampus pusat maupun di kampus daerah, mengacu pada peraturan Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Fungsi teknologi informasi di Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah Centralized IT Org Form dimana teknologi informasi dikelola secara konvensional berdasarkan formal struktur hirarki. Saat ini, seluruh proses menjadi tanggung jawab Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi, dengan kawasan kerja yang luas sudah selayaknya organisasi yang terpusat ditinjau ulang dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. 2. Pengadaan dan Implementasi (AI-Acquire and Implement) a) Solusi otomatisasi telah dilakukan oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam implementasi berbagai macam sistem seperti penggunaan user name dan password untuk setiap sivitas akademika b) Perawatan terhadap aplikasi perangkat lunak telah dilakukan oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti layanan sistem informasi akademik, keuangan dan sebagainya c) Perawatan terhadap infrastruktur teknologi telah dilakukan oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi penggantian peralatan, network security, network monitoring dan sebagainya. d) Izin operasi dan penggunaan, berdasarkan Surat Keputusan Rektor No.3792/H40/KL/2007 tentang pendirian dan tupoksi Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi sekaligus izin operasi dan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi e) Pengadaan sumber daya teknologi informasi belum maksimal karena harus melalui Biro Aset dan Fasilitas dan panitia pengadaan f) Dalam mengelola perubahan telah dilakukan oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi meskipun belum optimal dengan berbagai sosialisasi g) Implementasi terhadap solusi perubahan telah dilakukan Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi namun belum optimal 3. Penyampaian Layanan dan Dukungan (DS-Deliver and Support) Berdasarkan COBIT yang terdiri dari 34 high level control objectives yang menggambarkan proses teknologi informasi maka proses teknologi informasi yang tidak dilakukan di Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah PO7 Manage IT Human Resources. Hal ini disebabkan proses recruitment dan sebagainya menjadi kewenangan Direktorat Sumber Daya Universitas Pendidikan Indonesia sedangkan Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi hanya memberikan rekomendasi kepada Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia. Tabel 5.1 Peran Jabatan dalam Proses Teknologi Informasi Dalam Organisasi[20] No Jabatan/Struktur Proses TI Dalam Organisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 … 34 1 Direktur Direktorat TIK V V V V V 2 Kadiv layanan TIK V V V 3 Kadiv Rekayasa TIK V V V 4 Kasdiv Layanan SI V V V 5 Koord. Desain Instruksional dan Multimedia . . . . 4. Monitoring dan Evaluasi (ME-Monitor and Evaluate) 382 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung a) Monitor dan evaluasi kinerja teknologi informasi. Pola koordinasi antara Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan Fakultas, Direktorat, Biro dan unit kerja lainnya dilakukan sesuai kebutuhan b) Monitor dan evaluasi terhadap control. Pola kontrol Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi lemah, karena setiap unit kerja mengelola teknologi informasi nya sendiri-sendiri. Jika ada kerusakan ringan mereka perbaiki dan jika ada kerusakan berat mereka lapor ke Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi c) Kepatuhan terhadap kebutuhan eksternal. Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi lemah dalam kepatuhan terhadap kebutuhan eksternal (legalisasi, regulasi). d) Penyediaan tata kelola teknologi informasi. Keberjalanan layanan teknologi informasi belum optimal dalam mendukung proses utama Universitas Pendidikan Indonesia Untuk mengontrol proses-proses teknologi informasi dengan menggunakan metode penilaian/scoring sehingga organisasi dapat menilai proses-proses teknologi informasi yang dimilikinya (skala 0 sampai 5) dapat menggunakan model kematangan COBIT. Dengan adanya maturity level model, maka organisasi dapat mengetahui posisi kematangannya saat ini, dan secara terus menerus serta berkesinambungan harus berusaha untuk meningkatkan levelnya sampai tingkat tertinggi agar aspek governance terhadap teknologi informasi dapat berjalan secara efektif. Tabel 5.2 Maturity Model Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia Proses Aktivitas Current Maturity Level Expected Maturity Level Gap Maturity Level 1) PO1 Define a Strategic IT Plan 1.27 4 2.73 2) PO2 Define the Information Architecture 1.50 4 2.50 3) PO3 Determine Technological Direction 1.53 4 2.47 4) PO4 Define the IT Processes, Organisation and Relationships 1.52 4 2.48 5) PO5 Manage the IT Investment 1.52 4 2.48 . . . . . .. . . 34) ME4 Provide IT Governance 1.57 4 2.43 Rata-rata keseluruhan domain 1.50 Legenda Untuk Simbol : Legenda Untuk Pemeringkatan : = Kondisi Saat Ini = Kondisi Yang Diharapkan 0 – Proses pengelolaan tidak teraplikasi pada semua proses TI 1 – Proses bersifat ad hoc dan tidak terorganisir 2 – Proses mengikuti pola regular 3 – Proses telah terdokumrntasi dan dikomunikasikan 4 – Proses telah terpantau dan terukur 5 – telah mengikuti goog practices dan terotomatisasi Gambar 5.1 Maturity Model Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia Dari hasil identifikasi proses teknologi informasi kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan secara keseluruhan dapat terlihat bahwa kondisi proses teknologi informasi saat ini di Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi berada pada level 1,5 (pembulatan menjadi 2) yaitu repeatable artinya organisasi telah memiliki pola yang berulangkali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas terkait dengan tata kelola teknologi informasi, namun keberadaannya belum terdefinisi secara baik dan formal sehingga masih terjadi ketidakkonsistenan. Sedangkan untuk maturity level dari kondisi yang diharapkan yang ditetapkan sebagai acuan dalam model pengelolaan teknologi informasi (expected maturity level) adalah pada level 4 yaitu manage artinya organisasi telah memiliki sejumlah indikator atau ukuran kuantitatif yang dijadikan sebagai sasaran maupun obyektif kinerja setiap penerapan aplikasi teknologi informasi yang ada. Dengan demikian terdapat gap antara current maturity dengan expected maturity level, maka diperlukan strategi untuk menutupi gap tersebut misalnya peninjauan kembali organisasi, pemetaan tingkat kepentingan proses teknologi informasi terhadap fokus area, tupoksi, perbaikan level kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi dan sebagainya. Tabel 5.3 Pemetaan Tingkat Kepentingan Proses Teknologi Informasi Terhadap Fokus Area Proses TI T in gk a t K em a ta n ga n Sa a t I n i T in gk a t K ep en tin ga n Fokus Area Tata Kelola TI Pr io ri tis as i S o lu si K es el a ra sa n St ra te gi K eb er jal a n a n N ila i Pe n ge lo la an Su m be D a ya Pe n ge lo la an R isi ko Pe n gu ku ra n K in er ja PO1 Define a Strategic IT Plan 1.27 T P S S 2 PO2 Define the Information Architecture 1.5 R P S P S 3 PO3 Determine Technological Direction 1.53 S S S P S 3.5 PO4 Define the IT Processes, Organisation and Relationships 1.52 R S P P 2.5 PO5 Manage the IT Investment 1.52 S S P S S 2.5 . . . . . . . . . . . . . . . . . . ME4 Provide IT Governance 1.57 T P P P P P 5 Sedangkan value chain dan sumber daya manusia bidang teknologi informasi dilakukan untuk melihat kondisi saat ini teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia. Jika ditinjau dari ketersediaan sumber daya manusia dalam operasional sehari-hari, besarnya kapasitas dan kawasan kerja Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadikan sumber daya manusia yang dimiliki terbatas dan berdasarkan tujuan serta strategi Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia, maka rantai nilai (Value Chain) pelayanan di Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas 383 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung Pendidikan Indonesia adalah layanan internet akses, layanan hosting, layanan pengembangan aplikasi, layanan data, layanan pembelajaran elektronik serta layanan video conference. Untuk berlangsungnya kegiatan utama, maka perlu di dukung oleh aktifitas-aktifitas pendukung yaitu administrasi, keuangan, manajemen aset dan fasilitas, manajemen sumber daya manusia dan finansial serta infrastruktur. Gambar 5.2 Value Chain Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia VI. PERANCANGAN MODEL KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI Berdasarkan struktur organisasi pengelola teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia yang ada saat ini, maka perancangan model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia saat ini adalah: 1. Mendefinisikan kriteria kinerja yang efektif Tahap pertama dan penting dalam studi kompetensi adalah mengidentifikasi kriteria atau measures kinerja yang efektif atau superior dalam pekerjaan yang diteliti. Kriteria yang dimaksud adalah ukuran hasil yang jelas. Kriteria kinerja yang efektif dapat dibuat berdasarkan tuntutan kerja, simulasi persaingan, penilaian dari atasan, kolega, bawahan, dan klien dapat digunakan. Kriteria kinerja yang efektif ini dapat diukur dengan menggunakan Key Performance Indicator (KPI) yang ada dan telah ditetapkan pada Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia 2. Mengidentifikasikan contoh kriteria Kriteria pekerjaan yang efektif yang dikembangkan di tahap pertama digunakan untuk memperjelas kelompok superior dan dibandingkan dengan kelompok berkinerja rata-rata. 3. Mengumpulkan data Pengumpulan data dapat diperoleh melalui studi literatur seperti Lyle M Spencer, Jr., Ph.D & Signe M. Spencer, Technical Competency Dictionary For The IT Community, A New Innovative Job Analysis Method for Modern Organizations in Turbulent Environment, PCF for Education From APQC, dan wawancara BEI (Behavioral Event Interview) dengan kepala divisi dan beberapa koordinator di Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Analisis data dan pengembangan model kompetensi Urutan penyusunan kompetensi berdasarkan job description dilakukan melalui tahapan berikut: a. Job analysis dengan mengembangkan IMR matrix (Interrelationship of Management Responsibility Matrix) Metoda Job Analysis harus mampu digunakan oleh manajer sumber daya manusia dan para professional untuk mengerjakan job analysis secara efisien, cepat, dan dapat dipercaya, baik untuk organisasi yang sudah eksis maupun organisasi yang melakukan renewing atau reorganisasi[6]. Tabel 6.1 IMR Matrix No Business Process Jabatan D ire kt u r K a di v la ya n a n TI K In st ru ks io n a l d an M u lti m ed ia K o o rd . La ya n an In te rn et Pe m be la jar a n El ek tr o n ik K o o rd . W eb U PI 7.1 Mengelola Bisnis TI AI 7.1.1 Mengembangkan strategi TI R 7.1.1.1 Membangun intelejen strategic O O S S 7.1.1.2 Mengembangkan dan mempertahankan bisnis yang berfokus pada strategi TI O O S S 7.1.2 Menentukan arsitektur organisasi R 7.1.2.1 Menetapkan pendefinisian arsitektur organisasi O O O O 7.1.2.2 Menegaskan/memastikan pemeliharaan arsitektur organisasi O O O O 7.1.2.3 Bertindak sebagai clearing house untuk penelitian dan inovasi TI O O O O 7.1.2.4 Menentukan/mengendalikan arsitektur organisasi O O O O b. Pengembangan kamus kompetensi Kamus kompetensi merupakan tabel yang terdiri dari soft and hard competencies yang dapat digunakan sebagai referensi utama dalam membangun model kompetensi (competency profile) atau/dan mengukur kompetensi pekerja (employee competencies). Kamus kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamus kompetensi dari Spencer dan Spencer (1993) untuk kompetensi umum dan Technical Competency Dictionary For The IT community dari Organizational Readiness Office untuk kompetensi teknis. Berdasarkan sumber dan format kompetensi yang dikemukakan oleh Spencer & Spencer, (1993) dan dari visi, misi, tujuan dan strategi Universitas Pendidikan Indonesia maka secara umum soft competency yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia bidang teknologi informasi adalah : 1. Semangat untuk berprestasi (achievement orientation, ACH) 2. Perhatian terhadap kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja (concern for order, CO) 384 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung 3. Proaktif (initiative, INT) 4. Berorientasi kepada kepuasan pelanggan (customer service orientation, CSO) 5. Membangun hubungan (relationship building, RB) 6. Mengembangkan orang lain (developing others, DEV) 7. Kemampuan mengarahkan (directiveness, DIR) 8. Kerjasama kelompok (teamwork, TW) 9. Memimpin kelompok (team leadership, TL) 10. Berpikir analitis (analitical thingking, AT) 11. Berpikir konseptual (conceptual thingking, CT) 12. Keahlian teknikal/profesional/manajerial (expertise, EXP) Sedangkan untuk hard competencies yang harus dimiliki sumber daya manusia bidang teknologi informasi berdasarkan Technical Competency Dictionary for the IT Community yang diterbitkan oleh Organizational Readiness Office pada Tahun 2006, adalah: 1. Application Development/Support and Maintenance (ADS) 2. Architecture (ARC) 3. Business Analysis (BAN) 4. Database Design and Management (DDM) 5. Infrastructure/Platforms (INP) 6. IT Procurement and Asset Management (IPA) 7. IT Project Management (IPM) 8. Telecommunications (Data and Voice) Network (TEN) 9. Security/Information and Application Protection (SEC) 10. Testing (TES) 11. Service Management Processes (SMP) c. Penyusunan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) Kebutuhan kompetensi jabatan (KKJ) memuat kompetensi umum dan kompetensi bidang teknis untuk semua tingkat jabatan sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia. Tabel 6.2 Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) Kompetensi Jabatan D ire kt u r K a di v la ya n a n TI K In st ru ks io n a l da n M u lti m ed ia K o o rd . La ya n an In te rn et Pe m be la jar a n E le kt ro n ik K o o rd . W eb U PI Soft Competency Semangat untuk berprestasi (achievement orientation, ACH) 5 3 2 2 2 2 Perhatian terhadap kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja (concern for order, CO) 5 3 2 2 2 2 Proaktif (initiative, INT) 5 3 2 2 2 2 Berorientasi kepada kepuasan pelanggan (customer service orientation, CSO) 5 3 2 2 2 2 Membangun hubungan (relationship building, RB) 5 3 2 2 2 2 Mengembangkan orang lain (developing others, DEV) 5 3 2 2 2 2 Kemampuan mengarahkan (directiveness, DIR) 5 3 2 2 2 2 Kerjasama kelompok (teamwork, TW) 5 3 2 2 2 2 Memimpin kelompok (team leadership, TL) 5 3 2 2 2 2 Berpikir analitis (analitical thingking, AT) 5 3 2 2 2 2 Kompetensi Jabatan D ire kt u r K a di v la ya n a n TI K In st ru ks io n a l da n M u lti m ed ia K o o rd . La ya n an In te rn et Pe m be la jar a n El ek tr o n ik K o o rd . W eb U PI Berpikir konseptual (conceptual thingking, CT) 5 3 2 2 2 2 Keahlian teknikal/profesional/ manajerial (expertise, Exp) 5 3 2 2 2 2 Hard Competency Application Development/Support and Maintenance (ADS) 2 2 3 3 3 3 Architecture (ARC) 2 2 3 3 3 3 Business Analysis (BAN) 2 2 3 3 3 3 Database Design and Management (DDM) 2 2 3 3 3 3 Infrastructure/Platforms (INP) 2 2 3 3 3 3 IT Procurement and Asset Management (IPA) 2 2 3 3 3 3 IT Project Management (IPM) 2 2 3 3 3 3 Telecommunications (Data and Voice) Network (TEN) 2 2 3 3 3 3 Security/Information and Application Protection (SEC) 2 2 3 3 3 3 Testing (TES) 2 2 3 3 3 3 Service Management Processes (SMP) 2 2 3 3 3 3 d. Penyusunan Uraian Jabatan Uraian jabatan merupakan hasil akhir yang merupakan kompilasi dari kompetensi yang diharapkan dengan uraian tugas, wewenang, tanggung jawab, spesifikasi jabatan, dan dimensi lainnya dalam uraian jabatan. Tabel 6.3 Uraian Jabatan UPI Revisi No. : Tanggal : Status : URAIAN JABATAN 1. IDENTITAS JABATAN Nama jabatan : Satuan / Unit Kerja : Melapor pada : (nama jabatan atasan langsung sesuai struktur organisasi ) Persetujuan : (tanda tangan Kepala Satuan / Unit Kerja terkait) 2. TUJUAN / FUNGSI JABATAN (RINGKASAN SEMUA R ATAU O) 3. TANGGUNG JAWAB UTAMA (R) 4. KEWENANGAN JABATAN (A) 5. TUGAS POKOK (O) 6. TUGAS PENDUKUNG (S) 7. HUBUNGAN KERJA (I ���� Internal) 8. DIMENSI 9. KONDISI KERJA 10. PERSYARATAN / SPESIFIKASI JABATAN 11. KEBUTUHAN KOMPETENSI JABATAN (JOB COMPETENCY PROFILE) 12. STRUKTUR ORGANISASI 5. Validasi model kompetensi Terdapat beberapa metode dan alat ukur yang digunakan dalam validasi model kompetensi, diantaranya Behavioral Event Interview, Tests, dan Assessment Centee[3]. Menurut Joko Siswanto, pengukuran kompetensi dapat dilakukan dengan 385 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung metode-metode seperti referensi dari professional, asessment center, psikotest, wawancara (Behavioral Event Interview/BEI), penilaian 360°, kuesioner ordinal/likert dan biodata. Pada penelitian ini untuk validasi model kompetensi digunakan metode Behavioral Event Interview dengan pertimbangan proses, waktu dan biaya. Behavioral Event Interview (BEI) merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam dengan sejumlah pemegang jabatan yang mempunyai prestasi kerja rata-rata dan superior. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lengkap mengenai cara mereka menangani situasi-situasi kritis di dalam pekerjaan mereka. Berdasarkan hasil wawancara dapat diperoleh bahwa: 1. Level kompetensi yang dirancang tidak jauh berbeda dengan hasil wawancara dikarenakan telah dilakukan identifikasi sebelumnya. 2. Level kompetensi pada hard competency kepala divisi sesuai dan/atau di atas kebutuhan kompetensi jabatan yang diperlukan karena mereka berasal dari orang-orang teknik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan penggagas berdirinya organisasi pengelola TI di Universitas Pendidikan Indonesia (Direktorat TIK) 3. Perbedaan level kompetensi pada hard competency untuk IT Project Management (IPM), Telecommunications (Data and Voice) Network (TEN), Security/Information and Application Protection (SEC), Testing (TES), Service Management Processes (SMP) terjadi karena personilnya khususnya koordinator belum banyak memiliki pengalaman dan Direktorat Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri baru berdiri 4 tahun, sehingga peningkatan kemampuan untuk kompetensi tersebut di atas perlu diperhatikan. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis, maka diperlukan rancangan struktur organisasi baru untuk pengelola teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia baru termasuk rancanagn kedudukan, wewenang dan tugas organisasi pengelola teknologi informasi serta pengembangan model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi dengan tahapan rancangan yang sama seperti diatas sesuai dengan rancangan struktur organisasi baru. Gambar 6.1 Rancangan Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi di Universitas Pendidikan Indonesia VII. KESIMPULAN Sumber daya manusia khususnya bidang teknologi informasi merupakan salah satu sumber daya teknologi informasi dan komunikasi yang memegang peranan penting dalam menjalankan aktivitas organisasi atau merupakan penggerak dalam kegiatan operasional organisasi. Manusia bukan mesin yang dapat diprogram, diperlukan suatu pendekatan baik yang bersifat masal atau personal dalam mengelolanya. Dalam perkembangannya, sumber daya manusia tidak lagi dianggap sebagai faktor produksi yang dapat dieksploitasi, namun dianggap sebagai aset organisasi yang perlu dipelihara, ditingkatkan kemampuannya dan dilatih agar berkembang kemampuannya. Pada penelitian ini, untuk level/tingkat dan kompetensi umum berdasarkan atas Spencer dan Spencer (1993) dan untuk kompetensi teknis berdasarkan atas Technical Competency Dictionary for the IT community dari Organizational Readiness Office (2006). Secara umum soft competency yang harus dimiliki oleh sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia adalah: Semangat untuk berprestasi (achievement orientation, ACH), Perhatian terhadap kejelasan tugas, kualitas dan ketelitian kerja (concern for order, CO), Proaktif (initiative, INT), Berorientasi kepada kepuasan pelanggan (customer service orientation, CSO), Membangun hubungan (relationship building, RB), Mengembangkan orang lain (developing others, DEV), Kemampuan mengarahkan (directiveness, DIR), Kerjasama kelompok (teamwork, TW), Memimpin kelompok (team leadership, TL), Berpikir analitis (analitical thingking, AT), Berpikir konseptual (conceptual thingking, 386 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung CT), Keahlian teknikal/profesional/ manajerial (expertise, EXP) Sedangkan untuk hard competencies yang harus dimiliki sumber daya manusia bidang teknologi informasi Universitas Pendidikan Indonesia adalah: Application Development/Support and Maintenance (ADS), Architecture (ARC), Business Analysis (BAN), Database Design and Management (DDM), Infrastructure/Platforms (INP), IT Procurement and Asset Management (IPA), IT Project Management (IPM), Telecommunications (Data and Voice) Network (TEN), Security/Information and Application Protection (SEC), Testing (TES), Service Management Processes (SMP) Model kompetensi ini memberikan suatu peta untuk membantu individu memahami bagaimana mencapai suatu keberhasilan dalam situasi atau pekerjaan tertentu. Pengembangan model kompetensi terjabarkan melalui interrelationship of management responsibility matrix, kamus kompetensi, kebutuhan kompetensi jabatan dan uraian jabatan yang merupakan hasil akhir dan/atau merupakan kompilasi dari kompetensi yang diharapkan dengan uraian tugas, wewenang, tanggung jawab, spesifikasi jabatan, dan dimensi lainnya dalam jabatan. VIII. SARAN 1. Direktorat Teknologi Informasi Komunikasi Universitas Pendidikan Indonesia dan Direktorat Sumber Daya Manusia Universitas Pendidikan Indonesia sebagai departemen yang memiliki wewenang dalam pengembangan sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia perlu meningkatkan koordinasi untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia agar dapat mendukung terwujudnya/tercapainya tujuan organisasi 2. Penelitian ini masih berupa usulan rancangan model kompetensi sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia yang masih memiliki banyak kekurangan sehingga masih harus disempurnakan. Namun semoga sumbangan informasi ini dapat berguna bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan sumber daya manusia bidang teknologi informasi di Universitas Pendidikan Indonesia IX. DAFTAR PUSTAKA [1] , Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi, (2007), Panduan Umum Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Versi 1 Tahun 2007, Depkominfo RI, Jakarta. [2] Creswell, John W, (2007), Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches, Second Edition. SAGE Publications. [3] Lyle M Spencer, Jr., Ph.D & Signe M. Spencer, (1993), Competence At Work Models For Superior Performance, John Wiley & Sons, Inc. [4] Spencer, L, M, (1995), Reenginering Human Resources, New York: John Wiley & Sons. [5] Stone, R, J, (1998), Human Resource Management, New York: John Wiley & Sons Inc. [6] Siswanto, J, (2008), A New Innovative Job Analysis Method for Modern Organization in Turbulent Environment, Bandung: Industrial Management Research Group, Bandung Institute of Technology (ITB). [7] Siswanto, J, (2007), Integrated Competency-Based Human Resource Management System: Implemented Model in Indonesian Crown Corporations, Industrial Management Research Group, Bandung Institute of Technology (ITB). [8] Siswanto, J, (2003), Manajemen SDM Berbasis Kompetensi, Bandung: Institut Teknologi Bandung. [9] , Direktorat TIK, www.upi.edu. [10] , United Nations, (2001), Seminar Human Resource Development For Information Technology, Seoul 5-7 September 2000, United Nations, New York. [11] Jim Kochanski, Competency-based management. (management based on overall competence and productive capacity of employees). Training & Development 51.n10 (Oct 1997): p.p40(5). (2539 words) COPYRIGHT 1997 American Society for Training & Development Inc. [12] Caren Gordon, The next generation.(succession planning), Human Resource Planning 22.1 (March 1999): p.16(2). (645 words), COPYRIGHT 1999 Human Resource Planning Society [13] Lasmahadi, Arbono, (2002), Sistem Manajemen SDM Berbasiskan Kompetensi, http://www.e- psikologi.com. [14] APQC Education, (2008), Process Classification Framework For Information Technology, 123 North Post Oak Lane, Third Floor Houston, Texas 77024-7797, USA (800) 776-9676 phone • (713) 681-4020 • (713) 685-4611 fax www.apqceducation.org. [15] Utah State University, http://it.usu.edu/administration. [16] Prof. Richardus Eko Indrajit, (2005), Struktur Organisasi TI Kelas Dunia, http://www.eko- indrajit.com. [17] IT Community HR Framework Project, (January 387 e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011) Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 14-15 Juni 2011, Bandung 2006), Technical Competency Dictionary For The IT Community, Organizational Readiness Office (ORO). [18] Federal Chief Information Officers Council, (30 April 2009), 2008 Clinger-Cohen Core Competencies, www.cio.gov cio,
[email protected]. [19] , Rencana Strategi UPI Tahun 2006-2010. [20] Diktat Bahan Kuliah Organisasi Teknologi Informasi, (2010), Magister Informatika Opsi Kepemimpinan Teknologi Informasi, STEI-ITB. [21] Kridanto Surendro, (2009), Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Informatika, Bandung. [22] IT Governance Institute, (2007), COBIT 4.1 – Framework Control Objectives, Management Guidelines, Maturity Models. [23] R Parlan, (2007), Managemen Kompetensi, PPM. [24] Buchari Alma, (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Bandung: Alfabeta. [25] O’Dell, Carla & Grayson, C. Jackson, (2001),”Identifying and Transferring Internal Best Practices”, www.destinationkm.com. [26] Stallkamp, Markus, Hanke, Thomas, (2003),”Knowledge Sharing: Identifying the Best Practice by Benchmarking”, Proceedings of BIS, 2003, Colorado Springs. [27] , (2002), Peningkatan Mutu, Dikti.