PWDT HAMIL Presentasi

April 28, 2018 | Author: Anonymous | Category: Documents
Report this link


Description

Pharmacy Work Up Drug Therapy OBAT YANG TERKAIT DENGAN KEHAMILAN Yulia Safitri, S.Farm 2012000149 Yus Marcelina, S.Farm 2012000150 Zahra Aulia, S.Farm 2012000151 Zefanya Disti S, S.Farm 2012000152 Novi Sartika, S.Si 2012000164 Nur Fadillah, S.Farm 2012000165 Nur Sriati, S.Farm 2012000166 Nuryani, S.Farm 2012000167 Wiro Alexander W, S.Farm 2012000168 Yunia Wiraswasti, S.Farm 2012000169 Ibu hamil usia 23 thn dengan berat badan saat hamil yakni 47 kg dan tinggi badan 155 cm, dari suku sunda. Usia kehamilannya memasuki minggu ke 12. Riwayat pendidikan pasien yakni sebagai lulusan SMA. Diketahui ia tinggal di daerah lingkungan dekat pabrik dan bekerja sebagai karyawan pabrik tekstil. Pasien tinggal dengan suami yang memiliki kebiasaan merokok. Untuk menjaga kesehatan kehamilannya, pasien mengkonsumsi Folavit yang diperoleh dari bidan dengan dosis 400 mcg/ hari, pengobatan ini dimulai sejak tanggal 14 juni 2012 pada usia kehamilan minggu ke 2. Kemudian pada tanggal 13 september atas saran dari tetangganya, pasien membeli amoxicillin 500 mg karena mengalami batuk 3 hari sebelumnya. Setelah mengkonsumsi 1 tablet, pasien mengalami bentol-bentol dan ruam dikulit. Dalam keadaan panik, pasien langsung dibawa ke rumah sakit UGD oleh suaminya. Di perjalanan menuju rumah sakit, pasien terlihat sangat lemah dan dikhawatirkan karena kelelahan bekerja akan mempengaruhi kandungannya. STUDI KASUS A. Karakteristik klinik pasien/Deskripsi Pasien Nama : Ny. Wieke Harmandar Umur : 23 tahun Alamat : Gang mawar 11, no. 35. RT 05/03. Kampung Mauk, Tanggerang. Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Wiraswasta Jam kerja : 08.00 - 17.00 WIB STEP 1 : DATA PASIEN Proses penyakit Pasien Keluhan utama : batuk berdahak, tenggorokan gatal mengalami radang Sejarah obat pada masa sebelumnya : Amoxicillin Review of system : Berat Badan : 47 Kg Tinggi Badan : 155 cm Pemeriksaan jasmani : suhu tubuh 38,5°C Tekanan darah : 90mmhg/80mmhg Diagnosa sementara : Batuk, alergi amoksisilin Obat yang diberikan : Injeksi kalmetason, Pregtenol, Elkana, Biosanbe, OBH FL, Celestamine. Drug : 1. Kalmetason® 2. Pregtenol® 3. Elkana® 4. Biosanbe® 5. OBH Fl® 6. Celestamine® Disease : 1. Batuk 2. Alergi Amoxicillin Life Style : 1. Suami memiliki kebiasaan merokok 2. Tinggal di kawasan pabrik STEP 2 : Drug, Disease, Life Style STEP 3 : Mengidentifikasi DRP No Tipe DRP Deskripsi Tingkat 1 Obat tidak tepat Injeksi kalmethasone yang mengandung dexamethasone tidak aman diberikan bagi wanita hamil trimester pertama dengan kategori keamanan D. Kategori D terbukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia. Pemakaian celestamine yang mengandung betametason tidak aman diberikan bagi wanita hamil trimester pertama dengan kategori keamanan D. Kategori D terbukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia. High 2. Efek samping ( ADR ) Pemakaian celestamine pada ibu hamil memberikan efek samping yang lebih besar dibandingkan manfaatnya, dapat menyebabkan gangguan Muskuloskeletal, GI, kulit, saraf, endokrin, ophthalmic, metabolisme, psikiatri. Kalmethasone: sakit kepala, gangguan siklus haid, hambatan pertumbuhan pada anak, penurunan toleransi terhadap karbohidrat. (perhatian penggunaan untuk wanita hamil) Medium 3. Dosis terlalu rendah Ca. Lactate dalam Elkana memiliki dosis yang terlalu kecil, namun tidak akan menimbulkan masalah DRP yang begitu berarti, sebab zat ini merupakan zat yang dikombinasikan dengan zat lain yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh. Low 4. Interaksi obat Fe. Glukonat yang terkandung dalam Biosanbe dapat menurunkan absorbsinya dengan adanya Ca. Lactate yg terkandung dalam Elkana. High STEP 4 : Menetapkan farmakoterapi dan Pencegahan DRP TIPE DRP DESKRIPSI USULAN TUJUAN TERAPI 1 Obat tidak tepat Injeksi kalmethasone yang mengandung dexamethasone tidak aman diberikan bagi wanita hamil trimester pertama dengan kategori keamanan D. Kategori D terbukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia. Pemakaian celestamine yang mengandung betametason tidak aman diberikan bagi wanita hamil trimester pertama dengan kategori keamanan D. Kategori D terbukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia. Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk mengganti injeksi kalmethasone dengan obat antihistamine golongan lain seperti diphenhydramine dosis 10 mg/mL (dengan indeks keamanan yang lebih baik). Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter untuk mengganti obat calestamine dengan cetirizine dosis 10 mg/hari (dengan indeks keamanan yang lebih baik). Mencegah risiko yang terjadi terhadap janin sehingga mendapatkan terapi yang rasional 2 Dosis terlalu rendah Ca. Lactate dalam Elkana memiliki dosis yang terlalu kecil, namun tidak akan menimbulkan masalah DRP yang begitu berarti, sebab zat ini merupakan zat yang dikombinasikan dengan zat lain yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh. Tetap diberikan 2x sehari 1 tablet Defisiensi vitamin dan mineral STEP 4 lanjutan… NO TIPE DRP DESKRIPSI USULAN TUJUAN TERAPI 3 Efek samping ( ADR ) Pemakain celestamine pada ibu hamil memberikan efek samping yang lebih besar dibandingkan manfaatnya, dapat menyebabkangangguan Muskuloskeletal, GI, kulit,saraf, endokrin, ophthalmic, metabolisme, psikiatri. Kalmethasone: sakit kepala, gangguan siklus haid, hambatan pertumbuhan pada anak, penurunan toleransi terhadap karbohidrat. (perhatian penggunaan untuk wanita hamil. Konsultasikan ke dokter untuk mengganti obat calestamine dengan cetirizine dengan efek samping yang lebih minimal dan aman Konsultasikan ke dokter untuk mengganti injeksi kalmethasone dengan diphenhydramine dengan efek samping yang lebih minimal dan indeks keamanan yang lebih aman Menghindari efek samping 4. Interaksi obat Fe. Glukonat yang terkandung dalam Biosanbe dapat menurunkan absorbsinya dengan adanya Ca. Lactate yg terkandung dalam Elkana. Penggunaannya dipisah, elkana diberikan 2x sehari pagi dan sore, sedangkan biosanbe 1x sehari pada malam hari Untuk mencapai efek terapi yang maksimal Untuk menghindari interaksi obat Menasehati suami agar berhenti merokok. Memakai masker untuk menghindari debu. Selektif dalam mengkonsumsi obat (khususnya untuk ibu hamil). STEP 5 : Alternatif lain untuk mengatasi DRP Pemilihan obat batuk berdahak untuk ibu hamil sudah tepat Pemberian kombinasi vitamin untuk kebutuhan kalsium dan zat besi sudah sesuai, namun waktu pemberiannya dibedakan antara Elkana dan Biosanbe : a. Elkana : 2 kali sehari, pagi dan sore b. Biosanbe : 1 kali sehari, malam hari Pemilihan Celestamin tidak tepat pasien, karena celestamin termasuk golongan kortikosteroid. Salah satu kandungan pada celestamin yaitu betametason termasuk ke dalam golongan obat yang dikontraindikasikan untuk ibu hamil, yakni pada golongan D. Sehingga dipilih obat yang lebih aman dan memberikan risiko buruk pada janin yakni cetrizin hidroklorida (golongan B) dengan dosis 10mg/hari. Pemilihan Kalmetason tidak tepat pasien, karena kalmetason golongan kortikosteroid, kandungan pada kalmetason yaitu dexametason termasuk ke dalam golongan obat yang dikontraindikasikan untuk ibu hamil, yakni pada golongan D. Sehingga dipilih obat yang lebih aman dan memberikan risiko buruk pada janin yakni diphenhydramine (golongan B) dengan indeks keamanan yang lebih baik yaitu, dosis 10mg/mL STEP 6 : Implementasi dari rencana terapi yang terbaik Pengobatan Farmakologi Mengkonsumsi suplemen dan multivitamin untuk kehamilan Penanganan pertama dan reaksi obat yang cepat terhadap alergi karena obat (bentol dan ruam kulit) adalah dengan pemberian diphenhydramine injeksi. Bila kondisi pasien telah membaik, pemberian antihistamin dapat dihentikan atas seizin dokter. Pemberian antihistamin oral celestamin direkomendasikan ke dokter untuk diganti dengan Cetrizin hidroklorida oral. Tetap mengkonsumsi obat batuk OBH FL sampai batuk sembuh. STEP 7 : Desain pengobatan Pengobatan Non Farmakologi Perubahan gaya hidup (suami tidak merokok lagi, menggunakan masker saat berpergian dan bekerja) Menjaga kondisi badan agar tidak kelelahan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin, karbohidrat dan rendah lemak dan tinggi protein. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan, jangan minum soda atau kopi. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan, makanan dingin atau berminyak dan udara malam Hirup uap air panas untuk mencairkan sekresi mukus yang kental supaya mudah dikeluarkan. Menjauhi alergen STEP 7 : Desain pengobatan Diharapkan reaksi alergi hilang. Diharapkan batuk mereda dan tidak berdahak lagi. Diharapkan rahim sehat. Diharapkan kesehatan pulih kembali dan meningkat. Kepatuhan pasien terhadap terapi yang dijalani. STEP 8 Hasil terapi yang diharapkan Melakukan monitoring terhadap kemungkinan terjadinya efek samping. Jika kondisi pasien tidak membaik maka dilakukan evaluasi kembali terhadap terapi yang sudah diberikan dan dilakukan identifikasi masalah kembali yang disesuaikan dengan kondisi pasien sehingga dapat mengatasi masalah pasien dan tujuan terapi dapat tercapai.   STEP 9 Tindak Lanjut SOAP CHART Assesement ( Perkiraan terapi ) Assesement ( Perkiraan terapi ) Assesement ( Perkiraan terapi ) Planing Pengobatan Farmakologi Mengkonsumsi suplemen dan multivitamin untuk kehamilan Penanganan pertama dan reaksi obat yang cepat terhadap alergi karena obat (bentol dan ruam kulit) adalah dengan pemberian diphenhydramine injeksi. Bila kondisi pasien telah membaik, pemberian antihistamin dapat dihentikan atas seizin dokter. Pemberian antihistamin oral celestamin direkomendasikan ke dokter untuk diganti dengan Cetrizin hidroklorida oral. Tetap mengkonsumsi obat batuk OBH FL sampai batuk sembuh. Pengobatan Non Farmakologi Perubahan gaya hidup (suami tidak merokok lagi, menggunakan masker saat berpergian dan bekerja) Menjaga kondisi badan agar tidak kelelahan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin, karbohidrat dan rendah lemak dan tinggi protein. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan, jangan minum soda atau kopi. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan, makanan dingin atau berminyak dan udara malam Hirup uap air panas untuk mencairkan sekresi mukus yang kental supaya mudah dikeluarkan. Menjauhi alergen DAFTAR PUSTAKA   Baxter, Karen. 2006. Stockley’s Drug Interaction. Seventh Edition. London: The Pharmaceutical Press. Cipolle Robert, Strand Linda, Morley Peter. (1998). Pharmaceutical Care Practice. Mc Graw Hill. New York. Lacy, Charles F, et al. 2006. Drug Information Handbook: A Comprehensive Resource for All Clinicians and Healthcare Professionals. 14th Edition. Ohlo: Lexi-Comp.Inc. Sweetman, S.C. (2009). Martindale 36 The Complete Drug Reference. London: The Pharmaceutical Press. Trissel, Lawrence A. 2007. Handbook On Injectable Drugs. 14th Edition. Bethesda: American Society of Health System Pharmacist. Inc Tjay, T. H., dan Rahardja, K. (2008). Obat-Obat Penting. Edisi Keenam. Jakarta: Gramedia. MIMS. 2008. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 7. Jakarta: Info Master. MIMS. 2011. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 11. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. IONI. 2008. Informatorium Obat Nasional Indonesia. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.   ISFI. 2008. ISO Indonesia. Volume 43. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. ISFI. 2011. ISO Indonesia. Volume 46. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. ISFI. 2012. ISO Indonesia. Volume 47. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan. Thank You


Comments

Copyright © 2025 UPDOCS Inc.