PROFIL KABUPATEN LAMONGAN Nama Resmi : Kabupaten Lamongan Provinsi : Jawa Timur Batas Wilayah : Utara : Laut Jawa Selatan : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang Barat : Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro Timur : Kabupaten Gresik Luas Wilayah : 1.812,80 km2 Lambang Kabupaten Lamongan Wilayah Administrasi : 27 kecamatan, 12 kelurahan, 462 Desa Website Kode area telepon Pemerintahan Bupati : H.Fadeli,SH : http://www.lamongan.go.id : 0322 wakil kepala daerah : Drs.H.Amar Saifudin, MM Populasi Total Kepadatan Motto : 1.183.530 jiwa (31 Desember 2012) : 753,2 jiwa/km2 : Memayu Raharjaning Praja Monumen Bandeng Lele, lambang kota Lamongan Peta lokasi Kabupaten Lamongan Koordinat: 6'51'54"-7'23'06" LS dan 112'33'45 - 112'33'45" BT Sejarah Nama Lamongan berasal dari nama seorang tokoh pada masa silam. Pada zaman dulu, ada seorang pemuda bernama Hadi, karena mendapatkan pangkat rangga, maka ia disebut Ranggahadi. Ranggahadi kemudian bernama Mbah Lamong, yaitu sebutan yang diberikan oleh rakyat daerah ini. Karena Ranggahadi pandai Ngemong Rakyat, pandai membina daerah dan mahir menyebarkan ajaran agama Islam serta dicintai oleh seluruh rakyatnya, dari asal kata Mbah Lamong inilah kawasan ini lalu disebut Lamongan. Berbeda dengan daerah-daerah Kabupaten lain khususnya di Jawa Timur yang kebanyakan mengambil sumber dari sesuatu prasasti, atau dari suatu Candi dan dari peninggalan sejarah yang lain, tetapi hari lahir lamongan mengambil sumber dari buku wasiat. Silsilah Kanjeng Sunan Giri yang ditulis tangan dalam huruf Jawa Kuno/Lama yang disimpan oleh Juru Kunci Makam Giri di Gresik. Almarhum Bapak Muhammad Baddawi di dalam buku tersebut ditulis, bahwa diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan dilakukan dalam pasamuan agung di Tahun 976 H. Yang ditulis dalam buku wasiat tersebut memang hanya tahunnya saja, sedangkan tanggal, hari dan bulannya tidak dituliskan. Kondisi geografis dan demografis Geografis Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur. Sebagian kawasanpesisir berupa perbukitan. Formasi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Di bagian tengah terdapat dataran rendah dan bergelombang, dan sebagian tanah berawa. Di bagian selatan terdapat pegunungan, yang merupakan ujung timur dari Pegunungan Kendeng. Sungai Bengawan Solo mengalir di bagian utara. Secara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 651'54" - 723'06" Lintang Selatan dan 11233'45" - 11233'45" Bujur Timur. Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau +3.78% dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut. Daratan Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo, dan secara garis besar daratannya dibedakan menjadi 3 karakteristik yaitu: 1. Bagian Tengah Selatan merupakan daratan rendah yang relatif agak subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu. 2. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengankesuburan sedang. Kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng,Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran, dan Solokuro. 3. Bagian Tengah Utara merupakan daerah Bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir.Kawasan ini meliputi kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinagun, Glagah. Batas wilayah administratif Kabupaten Lamongan adalah: Sebelah Utara perbatasan dengan laut jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gresik,Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto, sebelah barat berbatasan dengan Kabupten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban. Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamongan terdiri dari daratan rendah dan bonorowo dengan tingkat ketinggian 0-25 meter seluas 50,17%, sedangkan ketinggian 25-100 meter seluas 45,68%, selebihnya 4,15% berketinggian di atas 100 meter di atas permukaan air laut. Jika dilihat dari tingkat kemiringan tanahnya, wilayah Kabupaten Lamongan merupakan wilayah yang relatif datar, karena hampir 72,5% lahannya adalah datar atau dengan tingkat kemiringan 02% yang tersebar di kecamatan Lamongan, Deket, Turi,Sekaran, Tikung, Pucuk, Sukodadi, Babat, Kalitengah, Karanggeneng,Glagah, Karangbinagun,Mantup, Sugio, Kedongpring, Sebagian Bluluk, Modo, dan Sambeng, sedangkan hanya sebagian kecil dari wilayahnya adalah sangat curam, atau kurang dari 1% (0,16%) yang mempunyai tingkat kemirimgan lahan 40% lebih. Kondisi tata guna tanah di Kabupaten Lamongan adalah sebagai berikut: baku sawah (PU) 44.08 Hektar, Baku sawah tidak resmi (Non PU) 8.168,56 Hektar, sawah tadah hujan 25.407,80 Hektar, Tegalan 32.844,33 Hektar, pemukiman 12.418,89 Hektar, Tambak / kolam / waduk 3.497,72 Hektar, kawasan hutan 32.224,00 Hektar, kebun Campuran 212,00 Hektar, Rawa 1.340,00 Hektar, Tanah tandus / kritis 889,00 Hektar dan lain-lain 15.092,51 Hektar. Demografis Menurut data Survey Sensus Ekonomi Nasional (susenas) Propinsi Jawa Timur Tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2005 sebanyak 1.261,972 jiwa, terdiri dari 646.830 jiwa (51,26%) perempuan dan 615.142 jiwa (48,74%) laki-laki. Dengan komposisi kelompok umur berdasarkan jenis kelamin laki-;laki usia 0-14 tahun sebanyak 170.087 jiwa (27,65%), usia 15-64 tahun sebanyak 407.040 (66,17%) dan usia di atas 65 tahun sebanyak 38.015 jiwa (6,18%). Sedangkan kelompok umur perempuan usia 0-14 tahun sebanyak 151.617 jiwa (23,44%), usia 1564 tahun sebanyak 436.092 (67,42%) dan usia di atas 65 sebanyak 59.121 jiwa (9,14%), sehingga jumlah penduduk Kabupaten Lamongan secara keseluruhan berdasarkan kelompok usia 0-14 tahun sebanyak 321.704 jiwa, usia 15-64 tahun sebanyak 843.132 jiwa, usia 65 ke atas sebanyak 97.136 jiwa. Banyaknya pencari kerja tamatan SD yang terdaftar sebanyak 55 orang, tamatan SMP sebanyak 216 orang, tamatan SMU / sederajat sebanyak 5.371 orang, tamatan Diploma I/II/III sebanyak 2.125 orang, tamatan sarjana sebanyak 3.419 orang. Adapun pemenuhan lowongan kerja menurut sektor listrik, gas dan air 186 orang, bangunan 242 orang, perdagangan 417 orang, angkutan 240 orang, bank dan keuangan 78 orang dan jasa-jasa 2.351 orang. Ekonomi Komoditi unggulan Kabupaten Lamongan yaitu sektor perkebunan dan pertanian. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah Tebu, Kelapa, dan Jambu Mete. Sub sektor Pertanian komoditi yang diunggulkan berupa Kacang Tanah dan Tembakau. Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di wilayah ini tersedia 1 Kawasan Industri yaitu Anugrah Arta Restumas dan Vanindo Arta Megah. Kabupaten ini merupakan salah satu penghasil beras terbesar di Jatim. Setiap tahun produksi beras lamongan mencapai rata-rata 441.000 ton. Konsumsi penduduk hanya 36 persen selebihnya dijual keluar daerah antara lain Surabaya, Malang, dan Madura. Peran 10 waduk yang tersebar di lamongan wilayah selatan ini turut memicu peningkatan produksi padi. Disektor industri, Kabupaten Lamongan sedang mengembangkan industri pengolahan bahan baku ikan di kawasan sebelah utara. Sebagai penghasil ikan laut yang mencapai 38.915 ton, kabupaten yang memiliki bibir pantai sepanjang 47 kilometer ini baru mengolah 30 persen hasil tangkapannya menjadi tepung ikan. Selebihnya industri yang berbahan baku ikan masih terbuka lebar. Lamongan juga berpredikat sebagai penghasil kapas terbesar di Jatim sekaligus menjadi pusat percontohan budi daya kapas di Indonesia. Tanaman jagung juga merupakan produk unggulan dari Lamongan. Tanaman jagung benih hibrida ini telah mencapai 75 persen dari areal tanaman jagung seluas 48.000 hektar. Dari sektor perdagangan , berbagai hasil kerajinan, seperti kerajinan kayu, emas, perak, tembikar dan keramik, kulit dan anyam-anyaman tidak hanya mampu menembus Jatim tetapi juga pasar luar negeri. Potensi Sebagai langkah strategis dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan ekonomi daerah, maka ada komponen utama yang perlu diketahui yaitu potensi unggulan daerah. Dengan mengetahui dan memahami potensi unggulan daerah dapat diketahui sektor-sektor basis dan unggulan yang dapat dipacu/diakselerasi dan dioptimalkan guna memacu perkembangan kondisi perekonomian / pembangunan daerah pada wilayah tersebut. Hal ini tentunya akan digunakan sebagai pendorong dalam mewujudkan pembangunan ekonomi berbasis potensi sumber daya yang ada di Kabupaten Lamongan. Hasil analisis komparatif dan sektor unggulan berdasarkan data produk Domestik regional Bruto (PDRB) melalui indeks Dominasi antar daerah di propinsi Jawa Timur (38 kabupaten/kota) dengan menggunakan 2(dua) indikator utama yaitu statis location Quotion (SLQ) dan Dynamic Location Quotion (DLQ), maka dapat diketahui sektor-sektor unggulan daerah di Kabupataen Lamongan. Adapun sektor unggulan Kabupaten Lamongan tersebut antara lain : 1. Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan, 2. Sektor industri pengolahan (khususnya sub sektor industri tanpa migas: industri tekstil, barang kulit, barang kayu, kertas dan barang cetakan), 3. Sektor bangunan / kontruksi, 4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (khususnya sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel), 5. Sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta 6. Sektor jasa (khususnya sub sektor sosial dan kemasyarakatan, hiburan, rekreasi, dan perorangan dan rumah tangga). Selain berdasarkan hasil analisis diatas, potensi unggulan suatu daerah juga dapat dilihat dari kondisi sumberdaya yang dimiliki. Berdasarkan kondisi sumber daya alam yang ada, potensi unggulan daerah Kabupaten Lamongan di sektor pertanian khususnya nampak pada sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perikanan. Dengan total baku lahan sawah seluas 83.213 hektare(sekitar 7,23% dari total Jawa Timur Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 mampu memberikan kontribusi produksi gabah sebanyak 776.085 ton GKG (7,14% dari total produksi gabah di Jawa Timur atau terbesar ke-2 di Jawa Timur). Kabupaten Lamongan juga merupakan penghasil nomor 5 (lima) terbesar di Jawa Timur untuk komoditi jagung, yaitu sebesar 5,61% dari total Jawa Timur. Sedangkan untuk sub sektor perikanan, Kabupaten Lamongan mampu memberikan kontribusi sebesar 15,25% dari total produksi ikan di Jawa Timur atau merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, yaitu sekitar 65.874,984 ton senilai kurang lebih Rp.446 milyard. Kontribusi terbesar produksi ikan di Kabupaten Lamongan disumbangakan oleh produksi ikan air tawar (sawah tambak) dan produksi perikanan laut. Perikana sawah tambak yang didukung areal 22.422,49 hektare mampu memberikan produksi ikan air tawar sebesar di Jawa Timur, sedangkan perikanan laut yang didukung 19.994 nelayan dan 5.385 armada kapal penangkap ikan mampu menghasilkan produksi ikan terbesar nomor 3 (tiga) di Jawa Timur setelah Kabupaten Sumenep dan Probolinggo. Sedangkakan pada sektor indusri pengolahan, keunggulan potensi sektor ini banyak ditopang oleh besarnya keberadaan industri rumah tangga (IRT) dan Usaha Mikro kecil Menengah (UMKM) yang ada. Berdasarkan data tahun 2006,di Kabupaten Lamongan berkembang 13.676 unit industri non formal dan 445 unit industri formal yang kesemuanya memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lamongan. Sektor bangunan /kontruksi merupakan salah satu sektor unggulan daerah di Kabupaten Lamongan.Hal ini menunjukkan suatu indikasi cepatnya laju gerak pembangunan sarana prasarana di Kabupaten Lamongan, baik itu berupa gedung,jalan jembatan,sarana irigasi dan infrastruktur lainnya seperti pelabuhan penyeberangan (ASDP), obyek wisata (WBL) dan kawasan industri (LIS) yang didukung peranan swasta/ investor. Besarnya volume perdagangan di Kabupaten Lamongan khususnya komoditi pertanian, pertambangan dan penggalian dan industri hasil produk lamongan merupakan suatu potensi unggulan daerah yang perlu didukung dengan system pemasaran yang efisien dan dukungan sarana prasarana (infrastruktur) yang baik. Surplus beras pada tahun 2006 yang kurang lebih mencapai 358.000 ton merupakan salah satu komodoti perdagangan unggulan daerah, demikian juga komoditi perikanan air tawar (sawah tambak) dan perikanan laut yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2006 memberikan perumbuhan ekonomi tertinggi, yaitu sebesar 10,37%. Sedangkan untuk sektor jasa, khususnya sub sektor hiburan dan rekreasi menunjukkan suatu perkembangan yang nyata/ significant untuk memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap perokonomian daerah Kabupaten Lamongan. Pembangunan Wisata Bahari Lamongan (WBL) nampak nyata memberikan pengaruh langsung terhadap besarnya kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB. Dengan kunjungan wisatawan mencapai kurang lebih 850.000 per tahun merupakan suatu potensi daerah yang besar untuk terus dikembangkan dan disinergikan dengan obyek wisata lainnya seperti wisata religi / ziarah Makam Sunan Drajat dan Goa Maharani. Keberadaan WBL juga secara tidak langsung memberikan multiplayer effect terhadap kembang tumbuhnya kegiatan ekenomi produktif lainnya di masyarakat. Pada tahun 2006 sub sektor hiburan dan rekreasi mampu tumbuh sebesar 5,23%. Pertumbuhan Nilai total PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 (yang masih merupakan angka estimasi/sangat sementara) adalah sebesar Rp.4,082 triliun. Sedangkan berdasarkan atas dasar berlaku (ADHB), PDRB Kabupaten Lamongan mencapai Rp.5,872 triliun atau meningkat sebesar 10,24% dibandingkan tahun 2005 dimana sebesar Rp.2,283 triliun disumbangkan oleh sektor pertanian . Perkembangan pencapaian kemajuan perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari nilai pertumbuhan perekonomian yang dicapai tiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lamongan pada tahun 2006 mencapai 5,11%. Pertumbuhan ekonomi selama 5 (Lima) tahun terakhir (2002 s/d 2006) menunjukkan pola kecenderungan yang semakin meningkat. Namun demikian pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut disadari masih dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional yang pada tahun 2006 mencapai 5,5%. Berdasarkan data perkembangan salama 5 (Lima) tahun terakhir (2002 s/d2006) struktur perekonomian Kabupaten Lamongan masih belum banyak mengalami perubahan yaitu masih ditopang utamanya oleh sektor primer (khususnya oleh sektor pertanian). Meski demikian peranan sektor primer menunjukkan kecenderungan samakin menurun, sedangkan sektor tersier (khususnya sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor jasa-jasa) menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2006 sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar yaitu 43,22% terhadap total PDRB ADHK Kabupaten Lamongan, kemudian berturut-turut diikuti oleh sektor perdagangan, hotel & restoran (29,58%) dan sektor jasa-jasa (11,48 %), dan sektor industri pengaolahan sebesar 5,51 %. Transportasi Kabupaten Lamongan dilintasi jalur utama pantura yang menghubungkan Jakarta-Surabaya, yakni sepanjangpesisir utara Jawa.Jalan ini sendiri melewati kecamatan Paciran yang memiliki banyak tempat pariwisata.Kota Lamongan sendiri juga dilintasi jalur Surabaya-CepuSemarang. Babat merupakan persimpangan antara jalur Surabaya-Semarang dengan jalur JombangTuban. Lamongan juga dilintasi jalur kereta api lintas utara Pulau Jawa. Stasiun kereta apu terbesarnya adalah diLamongan dan Babat. Bis yang beroperasi pada jalur Tuban-Jombang dan Malang menggunakan bus mini. Untuk tujuan Malangdari Babat naik Puspa Indah jurusan Jombang, turun di terminal Jombang diteruskan lagi naik bus Puspa Indah jurusan Malang, jadi rute ke Malang membutuhkan sebanyak 2 kali ganti trayek dan waktu yang lama. Pariwisata Lamongan memiliki sejumlah obyek wisata menarik. Di daerah pantai terdapat obyek wisata Monumen Van der Wijck, Waduk Gondang, Wisata Bahari Lamongan. Gua Maharani terletak di Kecamatan Paciran, di tepi jalur utama pantura (jalan Raya Daendels dengan sebutan jalan Anyer - Panarukan), merupakan gua kapur yang sangat indah. Tak jauh dari Gua Maharani, terdapat Makam Sunan Drajat dan Makam Sunan Sendang Duwur, yakni penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Kedua makam tersebut memiliki arsitektur yang sangat dipengaruhi oleh Majapahit. Di dekat kompleks makam terdapat Museum Sunan Drajat. Mampu menyedot jutaan peziarah dan wisatawan nusantara maupun manca negara. Keduanya kini jadi wisata andalan dan pintu gerbang informasi perekonomian rakyat Lamongan dengan dunia luar. Tiada mengenal waktu, siang dan malam, berjalan kaki atau berombongan naik mobil dan bus-bus, berduyun-duyun orang silih berganti berdatangan berziarah mengunjungi makam Sunan Drajat dalam perjalanan wisata Walisongo. Daya tarik Sunan Drajat membawa berkah mengalirnya uang bermilyar-milyar rupiah dari para peziarah, mampu menggerakkan berbagai aktifitas perekonomian rakyat. Fenomena sosial wisatawan religi, budaya dan ekonomi itu dikemas untuk menggerakkan perekonomian rakyatnya dengan memanfaatkan potensi kunjungan jutaan wisatawan religi yang tiada putus-putusnya itu, dihadang diroute bersejarah jalan raya Deandels untuk mampir pula menikmati keajaiban isi perut bumi Gua Maharani dan keindahan alam pantai wisata bahari Tanjung Kodok. Obyek wisata lokalan itupun kemudian dibangun bertaraf internasional dengan manajemen modern dibawah payung PT. Bumi Lamongan Sejati, sebuah perusahaan patungan Pemerintah Kabupaten Lamongan dengan PT. Bunga Wangsa Sejati yang berhasil membangun dan mengembangkan Jatim Park Batu. Tanjung Kodok kini bertrade mark baru Wisata Bahari Lamongan WBL Tanjung Kodok atau Jatim Park II. Obyek wisata alam pantai berbatu cadas mirip kodak itu dulu tanggal 11 Juni 1983 dijadikan lokasi penelitian gejala astronomi gerhana matahari total oleh NASA Arnerika Serikat. Kini dilokasi .itu dibangun secara besar-besaran dan profesional dengan studi perpaduan konsep Wisata Bahari Ancol Jakarta, Singapura dan pantai Jepang. Di Wisata Bahari Lamongan Tanjung Kodok terapat replika ziarah Walisongo, pemandian dan kolam renang air tawar dan air laut, arena ketangkasan, playground remaja, sepeda air dan speed boat, rumah sakit hantu, istana bawah laut, rumah kucing, arena motor cross, pondok penginapan pelajar, Qua insectarium, arena gocar, lapangan tenis, menara rukyat, cottage dan hotel dengan pelayanan Islami, restoran dan berbagai fasilitas wisata menarik lainnya yang masih terus dikembangkan di kawasan jelajah seluas 20ha. Kawasan wisata ini juga dekat dengan sentra kerajinan emas,batik tulis dan bordir. Desa Sendang Agung dan Sendang Duwur serta pusat pendaratan ikan terbesar Jawa Timur di pelabuhan Brondong. Pendidikan Tinggi Di Lamongan terdapat banyak perguruan tinggi, baik yang berbentuk Universitas maupun Sekolah Tinggi, antara lain: Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Lamongan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Lamongan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Lamongan Universitas Islam Darul Ulum Lamongan. Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Drajat (STAIDRA) Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Qosim (STAIRA) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Fattah (STITAF) Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Lamongan Universitas Islam Lamongan (Unisla) Rupa-rupa Lamongan dikenal memiliki makanan khas, yang cukup populer dan dapat dijumpai di berbagai daerah di Jawa Timur, misalnya Sego Boranan, Soto Lamongan, Nasi Boranan, Tahu tek, dan Tahu campur lamongan. Wingko Babat adalah makanan ringan khas dari Babat. Selain itu ada makanan khas dari daerahPaciran yang disebut dengan Jumbreg, selain Jumbreg Paciran juga merupakan daerah penghasil buahsiwalan muda yang biasa disebut Ental dalam bahasa jawa. Daerah ini juga terkenal dengan klub sepak bola yang bernama Persela Lamongan yang bermarkas di Stadion Surajaya. PENDUDUK Konsep definisi penduduk menurut BPS adalah semua orang yang berdomisili di suatu wilayah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan dan bertujuan menetap sedangkan konsep penduduk menurut Badan Kependudukan dan Catatan sipil adalah orang yang mempunyai KTP dan atau mempunyai KK (beridentitas). Sehingga terdapat perbedaan antara jumlah penduduk menurut BPS dan Badan Kependudukan dan Catatan sipil. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Catatan sipil jumlah penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2011 mengalami penurunan dibanding tahun 2010 yaitu sebesar 12,94%. Kepadatan penduduk dinyatakan dengan jumlah individu per km2. Setiap tahunnya jumlah penduduk berubah-ubah dikarenakan ada yang lahir, ada yang mati, ada yang pergi, ada yang datang. Berdasarkan hasil sensus penduduk yang diselenggaran pada bulan Mei 2010 telah diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Lamongan sebanyak 1.179.770 jiwa terdiri dari penduduk lakilaki 572.761 jiwa dan perempuan 607.009 jiwa atau dengan sex ratio 94,36 %. perempuan atau dengan sex ratio 99,99 %. Sedangkan dari hasil registrasi penduduk akhir tahun, jumlah penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2009 sebanyak 1.478.066 jiwa, terdiri dari 738.996 jiwa laki-laki dan 739.070 jiwa perempuan. Secara keseluruhan mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 yang mencapai 1.439.886 atau naik 2,65 %. Dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya, rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Lamongan tahun 2009 mencapai 1.249 jiwa/km2, tertinggi berada di Kecamatan Paciran 2.058 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Sambeng (266 jiwa/km2). STATISTIK PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN Jumlah Pria (jiwa) Jumlah Wanita (jiwa) Total (jiwa) 2010 572.761 2009 738.996 2008 719.567 2007 705.755 2006 694.143 607.009 739.070 720.319 706.631 695.910 1.179.770 1.478.06 6 1.439.88 6 1.412.386 1.390.053 Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/Km²) -20 3 2 2 - - - - - - Sumber Data: Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2010 BPS Kabupaten Lamongan Updated: 16-8-2012 JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN USIA DI KABUPATEN LAMONGAN Kabupaten Lamongan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Kecamatan Sukorame Bluluk Modo Ngimbang Babat Kedungpring Brondong Laren Sekaran Maduran Sambeng Sugio Pucuk Paciran Solokuro Mantup Sukodadi Karanggeneng Kembangbahu Kalitengah Turi Lamongan Tikung Karangbinangun Deket Usia 0 - 16 Pria Wanita 6 9 4 5 13 27 19 22 12 32 6 20 10 14 15 16 13 20 9 10 11 26 14 24 5 13 16 16 4 9 3 29 5 6 3 8 10 17 6 13 10 18 1 3 11 12 0 3 5 10 Per Tanggal : 31 Desember 2012 Usia 17 - 60 Pria Wanita 8.091 7.801 8.038 8.078 19.294 18.739 17.254 16.687 34.673 33.258 23.748 23.130 28.230 28.181 21.094 20.207 21.809 20.761 15.703 15.164 18.894 18.252 23.416 22.864 19.144 18.473 35.814 35.117 16.910 16.425 16.404 16.212 20.300 20.131 16.979 16.450 18.055 17.737 13.306 12.664 19.746 18.743 23.614 23.955 15.583 15.313 15.650 14.639 16.512 16.012 Usia > 60 Pria Wanita 1.585 1.794 1.298 1.731 3.266 3.920 3.293 3.845 4.451 5.954 4.265 5.260 3.815 4.886 2.803 3.838 2.711 3.830 1.965 2.852 3.111 3.818 3.785 4.827 2.381 3.437 4.550 5.708 2.339 3.126 2.674 3.257 2.656 3.710 2.374 3.382 2.946 3.604 1.716 2.548 2.633 3.586 2.882 3.664 2.190 2.820 1.761 2.697 2.020 2.663 Total 19.286 19.154 45.259 41.120 78.380 56.429 65.136 47.973 49.144 35.703 44.112 54.930 43.453 81.221 38.813 38.579 46.808 39.196 42.369 30.253 44.736 54.119 35.929 34.750 37.222 26 27 Glagah Sarirejo Total 12 8 231 13 7 402 16.865 9.139 514.265 16.007 8.976 499.976 2.189 1.384 73.043 3.133 1.723 95.613 38.219 21.237 1.183.530 PERTANIAN Kabupaten lamongan merupakan salah satu kabupaten penyangga pangan di Jawa Timur. Oleh karena itu produkstifitas tanaman pangan khususnya padi terus ditingkatkan. Produksi padi di Kabupaten Lamongan tahun 2009 mencapai 892.613 ton mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 yang mencapai 839.393 ton atau naik 6,34 %. Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya luas panen dan produkstifitas padi. Perkembangan produksi palawija khususnya jagung juga menunjukkan perkebangan yang cukup menggembirakan. Pada Tahun 2009 produksi jagung mencapai 335.957 ton mengalami peningkatan dibanding tahun 2008 yang mencapai 319.843 ton atau naik 5,04 %. Pada periode yang sama produksi kedelai juga mengalami peningkatn yaitu sebesar 30,27 %. Peningkatan tersebut lebih disebabkan meningkatnya luas panen dan produkstifitas jagung. Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Lamongan Uraian Padi Luas panen (ha) Produksi (ton) Jagung Luas panen (ha) Produksi (ton) Kedelai Luas panen (ha) Produksi (ton) Kacang tanah Luas panen (ha) Produksi (ton) Kacang hijau Luas panen (ha) 6,941 7,294 6,587 6,781 7,224 7,483 8,643 7,566 9,351 12,400 18,511 17,656 23,778 22,429 30,976 53,277 277,709 60,503 319,843 61,521 335,957 132,882 819,831 134,117 839,393 139,304 892,613 2007 2008 2009 Produksi (ton) Ubi Kayu Luas panen (ha) Produksi (ton) Ubi Jalar Luas panen (ha) Produksi (ton) 8,719 8,807 9,164 2,804 38,517 2,586 35,463 3,478 47,882 114 1,342 12 137 56 647 Sumber : Lamongan Dalam Angka, 2010 Secara keseluruhan produksi ikan di Kabupaten Lamongan mencapai 69.976 ton. Sebagian besar merupakan hasil penangkapan dari laut yakni sebesar 63.912 ton atau sekitar 91,33 % dari total produksi ikan dan sisanya dari hasil penangkap di sungai, rawa, kolam, tambak dan waduk. Untuk produksi perikanan laut mengalami peningkatan sebesar 0,5 % disbanding tahun 2008 yang mencapai 63.594 ton. Dari seluruh produksi perikanan laut tersebut sekitar 82 % berasal dari pelabuhan Brondong, sedangkan sisanya dari pelebuhan Kranji, Lohgung, Labuhan dan Weru. Di tingka Jawa Timur produksi perikanan laut Kabupaten Lamongan memiliki kontribusi sekitar 15 % dari total produksi perikanan laut di Jawa Timur yang mencapai 438.279 ton. Atau terbesar kedua setelah Kabupaten Sumenep. Uraian Ikan Sungai Ikan Rawa Ikan Kolam Ikan Tambak Ikan Waduk Ikan Laut Jumlah Luas Lahan (Ha) 856 7,087 340 1,745 3,068 - Produksi (Ton) 1,002 800 900 2,920 441 63,912 69,976 PROFIL KOTA LAMONGAN LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknik Lingkungan Yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Haris Anwar Syafrudie, M.pd. oleh: Choirunisya Nur Adiyatma 100521402252 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN September 2012