MAKALAH FLEBOTOMI ferlim

May 1, 2018 | Author: Anonymous | Category: Documents
Report this link


Description

LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK DASAR “FLEBOTOMI” OLEH NAMA NIM KELOMPOK GOLONGAN ASISTEN : FERLIEM : N 111 08 274 : II (DUA) : JUMAT : ERPI NURDIN MAKASSAR 2011 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pemeriksaan kesehatan diperlukan suatu spesimen baik berupa darah maupun urin sebagai sampel uji. Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Pengambilan spesimen darah membutuhkan teknik khusus dan disarankan dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman. Sehingga tata cara pengambilan spesimen darah melalui teknik flebotomi dianggap penting untuk dilakukan. I.2 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami teknik flebotomi yang baik. I.3 Tujuan Percoabaan Mengetahui dan memahami teknik flebotomi dengan menggunakan jarum suntik (spoit) dan alat torniquet. I.4 Prinsip Percobaan Teknik pengambilan darah dapat dilakukan dengan beberapa tusukan yakni tusukan vena, kapiler, dan arteri. Tusukan vena dapat dilakukan pada mediana cubiti, vena jugularis super ficialis dan sinus sagitalis superior. Tusukan kapiler dapat dilakukan di ujung jari 2, 3, dan 4, tumit, daun telinga, atau ibu jari kaki. Pengambilan darah vena dapat menggunakan spoit dan vacutainer. Alat vacutainer digunakan dengan memanfaatkan bantuan tabung vakum sehingga darah dari lumen akan tertarik/mengalir dengan sendirinya ke dalam tabung vacutainer. Sedangkan dengan spoit menggunakan bantuan torak untuk menarik darah ke dalam semprit. B A B II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Teori Umum Plebotami ( bhs Ingris : Phlebotomy ) berasal dari kata Yunani phleb dan omia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/ memotong ( “cutting” ). Dulu dikenal istilah venasectie ( BLd), venesection atau venesection I Ing), Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah pena, arteri atau kapiler. Akhir-Akhir ini dikenal lagi suatu tehnik microcollection. Pada saat akan dilakukan pengambilan spesimen darah, pasien diminta mengambil posisi yang menyamankan tubuhnya. Kursi yang dirancang khusus dengan ketinggian dan sandaran yang bisa diatur akan menciptakan suasana santai bagi pasien selama proses pengambilan darah dilakukan. Semua alat yang akan dipakai sudah harus tersedia diatas meja-kerja, siap pakai dan diletakkan sedemikian rupa sehingga posisinya mudah dijangkau oleh tangan. II.2 Teknik Pelaksanaan Flebotomi A. Pemilihan Vena Cari 3 vena yang paling mudah ditemukan di daerah antikubiti dengan cara melihat atau dengan cara palpasi. Vena mediana, vena cubiti mediana, dan vena cephalica mediana, secara tipikal berada ditengah daerah antikubiti. Vena cephalica berada di lateral dan vena basilica berada di medial. Pemilihan vena berdasarkan beberapa alasan, yaitu : 1. Dekat-vena mediana paling dekat dengan permukaan kulit, sehingga mudah diakses. 2. Tidak bergerak – vena mediana merupakan vena yang paling tidak bergerak ketika jarum menusuk sehingga tusukan dapat berhasil dengan sukses. 3. Aman – tusukan pada vena mediana kurang beresiko 4. Nyaman – vena mediana tidak terlalu membuat rasa tidak nyaman saat ditusuk B. Tempat tusukan Alternatif Pada mayoritas pasien, pengambilan specimen pada daerah antekubiti tidak memungkinkan untuk beberapa sebab, antara lain : a. b. c. Kegagalan saat menentukan vena yang dicari Infus terpasang distal daerah antekubiti Daerah antikubiti memar berlebihan akibat prosedur tusukan yang sebelumnya d. e. f. g. Adanya udem pada daerah antikubiti Luka parut yang berlebihan Kondisi kulit seperti ruam, infeksi, luka baker Mastektomi Beberapa tempat alternatif selain daerah antekubiti adalah bagian dorsal tangan, bagian lateral pergelangan tangan,kaki, dan tumit( dengan ijin dokter), vena kulit kepala( neonatus) , dan alteri Femoralis ( hanya oleh dokter). C. PENGAMBILAN DARAH KAPILER Pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan pada pasien dengan keadaan seperti dibawah ini ; a. b. c. d. Pasien dengan luka bakar hebat Pasien dengan obesitas berat Pasien dengan kecendrungan trombotik Pasien lansia atau pasien yang memiliki vena superficial yang rapuh e. f. g. h. Pasien yang menjalanin tes dirumah Point-of-care testing (POCT ) Tes pada neonatus Pasien yang takut pada jarum suntik Lokasi pengambilan darah kapiler seharusnya mempertimbangkan usia pasien, daerah yang mudah diakses, dan tes yang diperlukan. 1. Bayi sampai umur 12 bulan _ hanya tusukan pada medial atau lateral permukaan plantar yang dapat dilakukan. Kedalaman tusukan tidak melebihi 2.0 mm. 2. 1 tahun sampai dewasa – pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan pada bagian tebal jari ke tiga atau keempat kaki. Hindari ibu jari karena kulitnya terlalu tipis. Hindari juga jari kelingking karena tidak terlalu tebal dan dapat melukai tulang. P.1. Lokasi vena pengambilan spesimen darah II. 3 Komplikasi Flebotomi Komplikasi berkenaan dengan tindakan Flebotomi 1. Syncope Syncope adalah keadaan dimana pasien kehilangan kesadarannya beberapa saat/ sementara waktu sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejala dapat berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur/ gelap, bahkan bisa sampai muntah. Hal ini biasanya terjadi karena adanya perasaan takut atau akibat pasien puasa terlalu lama. Rasa takut atau cemas bisa juga timbul karena kurang “ percaya diri “ Itulah sebabnya mengapa perlu memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan pengambilan darah dan prosedur yang akan dialaminya. Penampilan dan prilaku seorang Flebotomis juga bisa mempengaruhi keyakinan pasien sehingga timbul rasa curiga/ was-was ketika proses pengambilan darah akan dilaksanakan. Oleh sebab itu penampilan dan prilaku seorang flebotomis harus sedemikian rupa sehingga tampak berkompetensi dan Fropesional Cara mengatasi a. Hentikan pengambilan darah b. Baringkan pasien ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah satu sisi c. Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala ) d. Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggang e. Minta pasien menarik nafas panjang f. Hubungi dokter g. Pasien yang tidak sempat dibaringkan , diminta menundukan kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang Cara Pencegahan a. Pasien diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan b. Pasien yang akan dirawat syncope sebaiknya dianjurkan berbaring pada waktu pengambilan darah c. Kursi pasien mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan 2. Rasa Nyeri Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri bisa timbul alibat alkosol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat Cara pencegahan a. Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mongering sebelum pengambilan darah dilakukan. b. Penarikan jarum tidak terlalu kuat c. Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya ( memberi contoh ) 3. Hematoma Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan ( dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah : a. Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena b. Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum berada diluar vena c. Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan atau kurang lama ditekan d. Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, tourniquet ( tourniket) belum dikendurkan e. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan tempat turniket. Cara mengatasi Jika dalam proses pengambilan darah terjadi pembengkakan kulit disekitar tempat penusukan jarum segera 1. Lepaskan turniket dan jarum 2. Tekan tempat penusukan jarum dengan kain kasa 3. Angkat lengan pasien lebih tinggi dari kepala (+- 15 menit) 4. Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri 4. Pendarahan Komplikasi pendarahan lebih sering terjadi pada pengambilan darah alteri. Pengambilan darah kapiler lebih kurang resikonya. Pendarahan yang berlebihan ( atau sukar berhenti ) terjadi karma terganggunya system kouglasi darah pasien. Hal ini bisa terjadi karena : a. Pasien mengalami pengobatan dengan obat antikougulan sehingga menghambat pembekuan darah. b. Pasien menderita gangguan pembekuan darah ( trombositopenia, defisiensi factor pembeku darah (misalnya hemofilia ) c. Pasien mengidap penyakit hati yang berat ( pembentukan protrombin, fibrinogen terganggu ) Cara mengatasi: a. Tekan tempat pendarahan b. Panggil perawat/dokter untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan a. Perlu anamnesis ( wawancara) yang cermat denga pasien b. Setelah pengambilan darah, penekanan tempat penusukan jarum perlu ditekan lebih lama 5. Allergi Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam flebotom, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang ada pada sarung tangan, turniket atau plester. Gejala alergi bisa ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis, radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa (shock) Cara mengatasi : a. Tenangkan pasien, beri penjelasan b. Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya Cara pencegahan a. Wawan cara apa ada riwayat allergi b. Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex 6. Trombosis Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempat yang sama sehingga menimbulkan kerusaka dan peradangan setempat dan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang memakai pembuluh darah vena. Cara pencegahan a. Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama b. Pembinaan peninap narkotika 7. Radang Tulang Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yang sempit dan pemakaian lanset yang berukuran panjang Cara mengatasi: a. Mengatasi peradangan tulang Cara Pencegahan: a. Menggunakan lanset yang ukurannya sesuai. Saat ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia. Setiap kejadian komplikasi flebotomi harus dilaporkan kepada dokter kepalda dan dicatat dalam buku catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam kejadian, dan tindakan yang diberikan. 8. Anemia Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan nodul klasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukan yang 4-12 bulan kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam 1820 bulan. 9. Komplikasi neuologis Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Walaupun jarang, serangan kejang (seizures) dapat pula terjadi. Penanganan : a. Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harus dilindungi dari perlukaan. b. Hentikan pengambilan darah, baringkan pasien dengan kepala miringkan ke satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit. c. Segera mungkin aktifkan perlengkapan keselamatan, hubungi dokter d. Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambil membatasi pergerakan pasien. II.4 Kegagalan pengambilan darah Faktor yang dapat menyebabkan antara lain karena jarum kurang dalam. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah, vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapat terjadi bila menarik penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yang terlalu besar atau jarum terlalu kecil. 1. Hemokonsentrasi Hemoknsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasangan turniket yang ketat dan lama (> 1 menit), atau mengepal telapak tangan dengan pemijatan atau massage. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein total, GTO, lipid total, kolestrol, dan besi (Fe). Mengepalkan tangan berulang akan meningkatkan kalium, Flosfat dan lakat. 2. Hemodilusi Terjadi karena pengambilan darah dilengan dimana terdapat pemberian cairan intra vena (infus ). Pengambilan darah di sisi influs harus di hindari sebisanya, jika tidak memungkinkan, hentikan infuse 3-5 menit, ambil darah dibagian distal tempat infuse dan buang 3-5 cc darah yang pertama diambil. Beberapa hal yang dapat menyebabkan hemodilusi antara lain : a. Kontaminasi oleh cairan interstitial / cairan jaringan pada pengambilan darah didaerah udem atau pada pasien obeis. b. Kontaminasi alcohol yang belum kering pada pengambilan darah kapiler c. Rasio darah : antikoagulan yang tidak sesuai 3. Hemolisis Terjadi karena pengambilan darah dengan jarum yang terlalu kecin, pengambilan darah yang sulit dimana dilakukan manpulasi jarum, menarik penghisap terlalu cepat, Mengeluarkan darah dari jarum dengan menekan secara keras/kasar, mengocok tabung dengan kuat, kontaminasi alcohol dan pemakaian torniket terlalu lama. Hemolisis akan menyebabkan peninggian analitanalit yang banyak terdapat intrasel seperti LDH, kalium, magnesium, Fe dan Fosfor anorganik. 4. Masuknya faktor jaringan Pengambilan darah yang sulit seperti pada vena yang kecil, orang tua, anak kecil dan pasien dengan udem atau obesitas, atau manupulasi terlalu banyak akan menyebabkan pelepasan factor jaringan yang akan mengaktifkan factor pembekuan darah dan mengakibatkan perubahan nilai pemeriksaan hemostasisi. Sebaiknya pengambilan darah untuk koagulasi dilakukan dengan dua tabung. 5. Kontaminasi Pada pemeriksaan kultur darah, tindakan asepsis yang tidak adekuat atau pengambilan darah pada lokasi yang mengalami peradangan akan menimbulkan kontaminasi. II.5 Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Fungsi darah pada tubuh manusia : 1. Alat pengangkur air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. 2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. 3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. 4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi. 5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu. 6. Menjaga suhu temperature tubuh. 7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibody, dan sel darah beku. 8. Mengatur sebagainya. Komponen plasma darah manusia tersusun atas 90% air dan 10% zat-zat terlarut. Zat - zat terlarut tersebut, yaitu: 1. Protein plasma, terdiri atas albumin, globulin dan fibrinogen. Albumin berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah. Globulin berfungsi untuk melawan bibit penyakit (sehingga sering disebut immunoglobulin). Ketiga protein tersebut dihasilkan oleh hati dengan konsentrasi 8%. 2. Garam (mineral) plasma dan gas tersiri atas 02 dan CO2 . konsentrasi garam kurang dari 1%. Garam ini diserap dari usus dan berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah. Adapun keseimbangan asam basa tubuh, dan lain gas diserap dan jaringan paru-paru. O2 berfungsi untuk pernapasan sel dan CO2 merupakan sisa metabolisme. 3. Zat-zat makanan terdiri atas lemak, glukosa dan asam amino sebagai makanan sel. Zat makanan ini diserap dari usus. 4. Sampah nitrogen hasil metabolisme terdiri dari urea dan asam urat. Sampah-sampah ini diekskresikan oleh ginjal. 5. Zat-zat lain seperti hormone, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk membantu metabolisme. Zat-zat ini dihasilkan oleh berbagai macam sel. B A B III METODE PERCOBAAN III.1 Alat Percobaan Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah holder (pemasang jarum), jarum spoit, sarung tangan, torniquet, tabung reaksi, dan rak tabung. III.2 Bahan Percoabaan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alkohol 70%, antikoagulan, kapas, dan kertas label. III.3 Cara Kerja a. Disiapkan alat dan bahan b. Dipakai sarung tangan, pasang torniquet, dan pastikan semua peralatan terjangkau. c. Ditentukan vena yang telah dipilih , dan bersihkan daerah yang akan ditusuk dengan alkohol 70% d. Ditusukkan jarum dengan sudut 30 derajat atau kurang e. Dilepaskan torniquet saat vena diakses dana darah sudah mulai terlihat mengalir ke dalam spoit.Torak ditarik hingga volume darah yang diinginkan. f. Dilepaskan jarum setelah spesimen darah yang diperlukan telah cukup. g. Dimasukkan spesimen ke dalam tabung h. Diberi label dan dicatat waktu pengambilan specimen. IV.2 Pembahasan Plebotomi ( bhs Ingris : Phlebotomy ) berasal dari kata Yunani phleb dan omia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti mengiris/ memotong ( “cutting” ). Dulu dikenal istilah venasectie ( BLd), venesection atau venesection I Ing), Flebotomis adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan latihan untuk mengeluarkan dan menampung spesimen darah dari pembuluh darah vena, arteri atau kapiler. Akhir-Akhir ini dikenal lagi suatu tehnik microcollection. Pada percobaan kali ini pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan spoit steril. Pertama, kita menentukan terlebih dahulu daerah atau bagian tubuh untuk pengambilan spesimen darah. Kita mengambil vena mediana bagian lengan karena lebih mudah terlihat, besar dan aman. Selain itu, alasan pemilihan vena mediana adalah vena yang paling dekat dengan permukaan kulit sehingga lebih mudah untuk diakes. Setelah didapatkan venapuncture, daerah tersebut dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%. Alasan penggunaan alkohol 70 % karena pada konsentrasi inilah alkohol efektif sebagai antiseptik. Jika konsentrasinya kurang dari 70% maka kadar airnya banyak sehingga proses penguapannya dari kulit akan lama, sedangkan pada konentrasi yang lebih dari 70 % akan dengan cepat menguap dan kerjanya tidak efektif. Setelah agak kering dipasang torniquet beberapa inci diatas tempat pengambilan, kemudian dilakukan penusukan vena. Torniquet dilepakan ketika darah telah mengalir kedalam syringe. Hal ini untuk menghindari terjadinya hemokonsentrasi. Setelah spesimen darah yang diperlukan sudah cukup, ditarik jarum secara perlahan-lahan sambil meletakkan kapas diatas tempat penusukan dengan memberi sedikt tekanan pada kapas. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya hematoma. Spesimen darah yang telah didapat ditampung dan dicatat waktu pengambilannya. Hemokonsentrasi adalah peningkatan kadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein total, GTO, lipid total, kolestrol, dan besi (Fe). Mengepalkan tangan berulang akan meningkatkan kalium, Fosfat dan laktat. Hemokonsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasangan turniket yang ketat dan lama (> 1 menit), atau mengepal telapak tangan dengan pemijatan atau massage. Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan ( dalam Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya pembuluh darah. Hemolisis juga dapat terjadi jika spuit dan jarum yang digunakan basah atau tidak melepaskan jarum spuit terlebih dahulu ketika memasukkan darah ke dalam botol sampel. Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa dipakai ujung jari atau cuping telinga sedangkan lokasi pengambilan darah vena pada orang dewasa pada dasarnya semua vena superfisial dapat dipakai namun yang sering digunakan ialah vena mediana cibiti karena mempunyai sampling. fiksasi yang lebih sehingga memudahkan pada saat Vena kolaps dapat terjadi bila menarik penghisap dengan cepat, menggunakan tabung yang terlalu besar atau jarum terlalu kecil. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding pembuluh darah, vena kolap atau tabung tidak vakum.Hal-hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan pengambilan darah. Pada saat pengambilan darah digunakan spoit disposable karena spoit semacam itu biasanya dibuat dari semacam plastic sehingga penggunaannya hanya sekali pakai saja. Oleh karena itu spoit hendaknya dibuang setelah dipakai,janganlah mensterilkan lagi guna pemakaian berulang. Pada saat darah dimasukkan ke tabung, jarum spoit harus dilepaskan supaya aliran darah yang keluar dari spoit ke tabung penampung lebih cepat. Ditakutkan darah membeku pada jarum dan juga dapat mengakibatkan semprit pecah atau keeping-keping darah pecah akibat tekanan. Waktu pengambilan darah perlu dicatat karena hal tersebut dijadikan sebagai acuan untuk pemeriksaan. Dimana pada beberapa pemeriksaan Hematologi memiliki batas waktu pemeriksaan darah,misalnya pemeriksaan oxalate.pemeriksaan EDTA. Susunan darah yang diambil untuk pemeriksaan mungkin berubah oleh salah tindakan waktu mengambil darah itu. BAB V PENUTUP V.I Kesimpulan a. Flebotomi dapat dilakukan dengan cara tusukan vena, tusukan arteri, dan tusukan kapiler. b. Bagian yang sebaiknya digunakan pada pengambilan darah vena yaitu pada vena mediana cubiti. V.I Saran 1. Laboratorium : Mohon lebih dilengkapi bahan praktikum. 2. Asisten : Harap dipertahankan keaktifan dalam mendampingi praktikan saat praktikum. DAFTAR PUSTAKA 1. R.Gandasoebrata. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Bandung.1992.hal 7-8 2. Teknologi laboratorium kesehatan. Pengertian flebotomi. Teknologi laboratorium kesehatan. www.blogspot.com .2009.07 Maret. 3. Wikipedia. Darah. Wikipedia Project. www.wikipedia.com. 2010. 12 Maret.


Comments

Copyright © 2024 UPDOCS Inc.