Laporan Toksikologi Hari/Tanggal : Senin, 19 September 2011 Jam Dosen : 14.00 - 17.00 WIB : Siti Sa’diah SENYAWA KIMIA YANG BEKERJA LOKAL (SETEMPAT) Kelompok 4 : 1. Afdi Pratama 2. Tizani Qisthina 3. Aji Agung Cahyaji 4. Mudita Natania B04080096 B04080097 B04080098 B04080099 1. 2. 3. 4. 5. 5. Fatma Dewi Pravita P B04080100 BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI FAKULTAH KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 I. Pendahuluan I.1 Latar belakang Obat atau senyawa kimia yang bekerja secara lokal memilki dua kemungkinan efek yang akan ditimbulkan yaitu efek iritan dan efek menjaga atau protektif. Kelompok senyawa kimia yang dapat menyebabkan iritan disebut sebagai irritansia. Irritansia sendiri diartikan sebagai senyawa kimia yang bekerja tidak selektif pada sel dan jaringan dengan cara merusak sel atau bagian dari sel untuk sementara atau permanen. Terdapat empat daya kerja senyawa irritansia yang dipengaruhi dari kekuatan senyawa tersebut yaitu rubefaksi atau perangsangan lokal yang lemah, vesikasi atau daya kerja yang menimbulkan vesikel atau gelembung, pustulasi atau daya kerja yang menimbulkan pus dan korosi yang dapat menimbulkan kerusakan pada sel atau jaringan tubuh. Kelompok senyawa kimia yang bersifat menjaga atau protektif bekerja dengan cara melindungi kulit atau mukosa dari efek irritansia baik yang kimiawi maupun yang berupa sinar. Senyawa ini dikenal dengan nama protektiva. Ada beberapa daya kerja senyawa protektifa antara lain demulsensia, emuliensia, astringensia, dan adsorbensia. Demulsensia bekerja sebagai pelindungan pada mukosa dan kulit dan biasanya berbentuk koloid. Emuliensia adalah senyawa yang memberikan perlindungan hanya pada kulit, membuat lapisan pelindung dengan melicinkan kulit, bekerja pada toksian yang tidak larut dalam lemak contohnya minyak, dan tidak untuk perlindungan terhadap organofosfat. Astringensia merupakan senyawa yang memiliki kemampuan untuk mempersempit pori-pori kulit atau mukosa juga, mampu mengkoagulasikan protein sehingga menjadi barrier untuk kulit dan mukosa dari toksian atau dengan kata lain tidak terjadi kontak langsung dengan toksian. Terakhir adalah adsorbensia yang mampu berikatan dengan molekul toksikan yang terdapat di permukaan dan mengadsorbsinya. I.2 Tujuan Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui reaksi yang ditimbulkan oleh zat irritansia dan protektiva dan mengetahui contoh dari senyawa tersebut. II. Tinjauan Pustaka III.Metodologi III.1 Alat dan Bahan III.2 Metodologi IV. Hasil A. Iritansia Tabel 1.1 Hasil Percobaan Rubefasiensia Perlakuan di gosok Bahan Menthol Organ kulit Perubahan Panas dan dingin bergantian, serta kemerahan di letakkan ditangan Kloroform -kapas berkloroform -ditetesi kloroform kulit -merah, nyeri, dan onset cepat -onset cepat perih juga cepat hilang Jari -keriput, pucat -keriput, pucat -perih, kemerahan -kemerahan di celupkan -Fenol dalam air -Fenol dalam alkohol 25% -Fenol dalam gliserin 25% -Fenol dalam minyak olivarium Tabel 1.2 Hasil Percobaan Kaustika Bahan Pada kulit 1 tetes H2SO4 pekat Merah, keras Perubahan Pada mukosa usus Pucat (+++) 1 tetes HCl pekat 1 tetes NO3 pekat 1 tetes fenollikuafaktum 1 tetes NaOH 75% 1 tetes kloroform Pucat, keras Pucat, keras kecoklatan Cekung, lunak, coklat Putih cerah Pucat (++), keras Pucat (+), keras Kuning, lunak Kuning kemerahan, lunak Coklat kekuningan, lunak B. Protektiva Tabel 2.1 Hasil Percobaan Demulsensia Bahan Waktu Rangsangan Tabel 2.2 Hasil Percobaan Astringensia Bahan Tannin 5 % Waktu (detik) 2 Perubahan Lidah mati rasa, terasa tebal, pahit atau kecut dan bewarna putih Tabel 2.2 Hasil Percobaan Adsorbensia Bahan 1 ml strikhninnitrat 0.2 mg/ml Perubahan Jari tangan meregang Jari kaki meregang Kejang (+) Merejan Kejang (++) Berhenti kejang Waktu (menit ke-) 1 3 4.30 5.30 5.40 7.52 1 ml strikhninnitrat dicampur carbon Jari tangan meregang Kaki kejang bergantian (asimetris) Kejang berhenti 4 5.41 6.57 V. Pembahasan VI. Simpulan Daftar Pustaka