Kerangka TS II Evaluasi Kesehatan kerja terhadap penggunaan fork lift diesel untuk indoor (diruangan) warehouse. (emisi, gas buang kebisingan dll ). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Forklift Diesel di warehouse UBP.Priok BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gudang yang aman, teratur dan efisien merupakan kunci kesuksesan operasional. Gudang memegang peranan dalam pengiriman barang, penerimaan barang, penyimpanan dan pendistribusian ke bagian yang memerlukan. Dengan semua pekerjaan tersebut, gudang mengandung bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Untuk kegiatan operasional gudang diperlukan sebuah alat angkut yaitu forklift. Forklift diketahui sebagai truk bertenaga dalam perindustrian. Forklift digunakan dalam pekerjaan sehari-hari untuk memindahkan material. Ketika forklift dioperasikan dalam gedung atau ruangan yang tertutup maka bahaya keracunan CO dapat meningkat. CO adalah gas yang dapat menyebabkan pusing dan rasa mual. Pada konsentrasi tinggi dapat mematikan. Karena tidak mungkin kita untuk mencium, merasakan dan melihat gas CO maka pengendara forklft harus mengetahui akan potensi bahaya dan langkah yang perlu diambil untuk mencegah pajanan berlebihan sebelum gejala keracunan muncul. Pada tahun 1998, The Iowa Department of Public Health (IDPH) dan Iowa State University (ISU) Extension Department dengan bantuan Departemen Kesehatan Lokal melakukan investigasi terhadap serangkaian kejadian keracunan gas karbonmonoksida (CO) terkait dengan penggunaan Forklifft tenaga diesel di Industri. Dalam setiap kejadian Forkift dengan emisi CO yang tinggi dioperasikan dalam ruangan gudang atau fasilitas produksi dengan ventilasi yang tidak memadai sehingga mengakumulasikan konsentrasi dan paparan CO. (recommended guidelines range from 2000 to 10,000 ppm [1-3 ]). I.2. Perumusan masalah Mengevaluasi pelaksanaan system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dalam penggunaan fork lift diesel di warehouse. Forklift berbahan bakar solar atau propan akan menghasilkan CO pada saluran pembuangannya. Pada ruang sempit dan tertutup, konsentrasi gas CO tetap dapat berada dalam ruangan setelah beberapa jam forklift terakhir masuk ke ruangan. I.3 . Maksud dan tujuan Maksud dari pembuatan telaah staf ini adalah menelaah penggunaan fork lift diesel untuk Indoor di warehouse PT. Indonesia Power UBP. Priok dari segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar mencegah terjadinya Penyakit Akibat Kerja dan menciptakan tempat kerja yang produktif. Sedangkan tujuan dari pembuatan telaah staf ini adalah sebagai berikut : Menerapkan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan yang merupakan komitmen perusahaan, Mencegah terjadinya kerugian akibat timbulnya Penyakit Akibat Kerja, Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. I.4. Ruang Lingkup Dampak penggunaan forklift bertenaga diesel di indoor warehouse dari segi Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap lingkungan kerja meliputi faktor fisika yaitu kebisingan serta faktor kimia yaitu emisi gas buang CO. I.5. Metodologi Metodologi yang dilakukan dalam telaah staf ini adalah : - Pengukuran kebisingan menggunakan alat soundlevel meter. - Pengukuran emisi gas buang CO menggunakan alat??? - Observasi dan interview secara langsung terhadap pekerja di warehouse. BAB II LANDASAN TEORI II.2. Dasar Hukum Pelaksanaan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Indonesia Power UBP. Priok berdasarkan atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, sedangkan untuk Penggunaan Pesawat angkat dan angkut mengacu kepada Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI No. : PER.05/MEN/1985 tentang pesawat angkat dan angkut, pada peraturan tersebut dijelaskan perlu adanya perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja setiap tenaga kerja yang melakukan pembuatan, pemasangan, pemakaian pesawat angkat dan angkut karna mengandung bahaya potensial. Peraturan Mentri Tenaga Kerja RI No. : PER.05/MEN/1985 : Pasal 1 butir 10 Mengenai Definisi Pesawat Angkat dan Angkut Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan, mengangkat muatan, baik bahan atau barang atau orang secara vertikal dan atau horizontal dalam jarak yang ditentukan. Pasal 98 Mengenai Jenis Pesawat Angkat dan Angkut Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas permukaan antara lain adalah: truk, truk derek, traktor, gerobak, forklift, dan kereta gantung. Pasal 102 Pesawat angkutan diatas landasan dengan motor bakar dilarang dijalankan didaerah yang terdapat bahaya kebakaran dan atau peledakan dan atau ruangan tertutup Pengertian k3 K3 warehouse K3 forklift Nab untuk emisi gas buang Pak yang dapat timbul Keracunan gas CO diasosiasikan dengan Gejala CO mengganggu/ mengurangi kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Semakin banyak molekul CO dalam darah yang terkumpul maka semakin sedikit oksigen yang dibawa ke otak dan tubuh yang memang membutuhkan oksigen untuk dapat tetap berfungsi. Pajanan pada konsentrasi rendah menyebakan rasa pening di kepala. Semakin meningkat konsentrasinya maka gejala pusing dan limbung timbul. Pada konsentrasi tinggi , gas CO dapat menyebabkan rasa mual, muntah, hilang kesadaran, koma bahkan kematian. Mengurangi Risiko Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dari keracunan CO ; Berkendara dengan cermat . Hindari mengebut/mempercepat akselerasi mesin, mengerem mendadak, dll, karena hal-hal tersebut akan meningkatkan emisi gas CO Secara rutin forklift di tune up Memasang catalytic converter untuk mengurangi emisi gas CO Jika memungkinkan, jangan tinggalkan forklift terlalu lama dalam ruangan/area kerja yang tertutup 1) meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan yang terkait mengenai gejala keracunan CO, pemeriksaan yang diperlukan, serta perawatan yang tepat. (4,6); 2) Meningkatkan pengetahuan pihak manajerial, pegawai, serta petugas yang melakukan pemeliharaan forklift mengenai hazard yang dapat ditimbulkan dari penggunaan forklift bertenaga diesel yang tidak tepat, gejala keracunan CO dan penanggulangan yang tepat untuk mengatasi gejala keracunan CO. 3) Meningkatkan pemeliharaan forklift, ventilasi,dan prosedur monitoring CO ketika menggunakan forklift bertenaga diesel didalam ruangan warehouse. 4) Tidak menggunakan Forklift bertenaga diesel didalam ruangan warehouse melainkan menggunakan forklift electric. References 1. McCammon JB, McKenzie LE, Heinzman M. Carbon monoxide poisoning related to the indoor use of LPG-fueled forklifts in Colorado workplaces. Appl Occ Envir Hyg 1996;11:192-8. 2. Michigan Department of Public Health. Industrial lift trucks: maintaining acceptable air quality in the workplace. Michigan's Occupational Health 1996;29:1-8. 3. American Council of Industrial Hygienists. Industrial ventilation: a manual of recommended practice. 22nd ed. Cincinnati, Ohio: American Council of Industrial Hygienists, 1995. 4. Ilano AL, Raffin TA. Management of carbon monoxide poisoning. Chest 1990;97:165-9. 5. Reisdorf EJ, Shah SM, Nelson R. Carbon monoxide poisoning: from crib death to pickup trucks. Emergency Medical Report 1993;14:181-90. 6. Hampson NB, ed. Hyperbaric oxygen therapy: 1999 committee report. Kensington, Maryland: Undersea and Hyperbaric Medical Society, 1999:9-12. 7. Council of State and Territorial Epidemiologists. CSTE: position statement EH-1. Surveillance case definition for acute carbon monoxide poisoning. Atlanta, Georgia: Council of State and Territorial Epidemiologists, June 1998. Nab untuk emisi gas buang Satuan Nilai Ambang Batas zat kimia di udara tempat kerja dinyatakan dalam miligram permeter kubik udara dan bagian dalam sejuta (bds = ppm). Nilai Ambang Batas (NAB) zat kimia di udara tempat kerja 1 Ruang lingkup Standar ini memuat tentang Nilai Ambang Batas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) zat kimia di udara tempat kerja, di mana terdapat tenaga kerja yang dapat terpapar zat kimia sehari-hari selama tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam per minggu 2 Istilah dan definisi 2.1 Nilai Ambang Batas (NAB) standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak lebih dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggu 2.2 Nilai Ambang Batas kadar tertinggi yang diperkenankan (ktd) kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap 2.3 Nilai Ambang Batas paparan singkat yang diperkenankan (psd) kadar zat kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui, agar tenaga kerja yang terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15 menit, masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan tubuh, maupun terbius 2.4 asfiksian zat kimia yang bisa menyebabkan berkurangnya oksigen dalam jaringan tubuh 2.6 tempat kerja setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber bahaya 2.7 terpapar peristiwa seseorang terkena atau kontak dengan faktor bahaya di tempat kerja NAB Karbon monoksida (630-08-0) 29 mg/m3 25 bds (SNI 19-0232-2005) Rekomendasi dari Fakultas Keselamatan dan Kesehatan Kerja Institut CDC, Nilai Ambang Batas Paparan CO selama 8 jam kerja adalah 35 ppm. Namun kadar CO tidak boleh melebihi 200 ppm. - Keselamatan dan kesehatan kerja di warehouse - peran forklift dalam pekerjaan di UBP. Priok - PAK yang dapat timbul dengan penggunaan fork lift diesel untuk indoor (diruangan) warehouse BAB III Data dan Pembahasan Gambaran obyek Pengukuran kebisingan Pengukuran emisi gas buang Alternatif mengganti dengan fork lift listrik untuk ruangan. BAB IV Manfaat telaah staff Mencegah timbulnya PAK Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif Memastikan terlaksananya system Manajemen K3 yang dilandasi oleh manajemen resiko. OSHA Regulations Almost everything we do and use in a warehouse is covered by at least one OSHA regulation. It would take all day to review the details of every OSHA rule that could apply to warehouse work. I do want to give a brief overview, however, to help you recognize that the warehouse safety practices we're discussing today are more than good sense; they're the law. OSHA requires us to practice good housekeeping in two different regulations (29 CFR 1910.22(a) and 1910.141(a)). They focus on the importance of keeping the area clean and neat and the aisles clear. In addition, OSHA's material handling and storage regulations require us to store materials so they "don't create a hazard." The material handling and storage regulations (1910.176-181) also regulate forklift trucks and other equipment we use. is the most common type of fatal air poisoning in many countries.[7] Carbon monoxide is colorless, odorless and tasteless, but highly toxic. It combines with hemoglobin to produce carboxyhemoglobin, which is ineffective for delivering oxygen to bodily tissues. This condition is known as anoxemia. Concentrations as low as 667 ppm may cause up to 50% of the body's hemoglobin to convert to carboxyhemoglobin.[citation needed] In the United States, the OSHA limits long-term workplace exposure levels above 50 ppm.[8] The most common symptoms of carbon monoxide poisoning may resemble other types of poisonings and infections (such as the flu), including headache, nausea, vomiting, dizziness, lethargy and a feeling of weakness. Infants may be irritable and feed poorly. Neurological signs include confusion, disorientation, visual disturbance, syncope and seizures.[3] Some descriptions of carbon monoxide poisoning include retinal hemorrhages, and an abnormal cherry-red blood hue.[9]. In most clinical diagnoses these signs are seldom seen.[3] Carbon monoxide binds to other molecules such as myoglobin and mitochondrial cytochrome oxidase. Exposures to carbon monoxide may cause significant damage to the heart and central nervous system, especially to the globus pallidus,[10] often with long-term sequelae. Carbon monoxide may have severe adverse effects on the fetus of a pregnant woman. ndoor pollution In closed environments the concentration of carbon monoxide can easily rise to lethal levels. On average, 170 people in the United States die every year from carbon monoxide produced by non-automotive consumer products.[20] These products include malfunctioning fuelburning appliances such as furnaces, ranges, water heaters and room heaters; engine-powered equipment such as portable generators; fireplaces; and charcoal that is burned in homes and other enclosed areas. The American Association of Poison Control Centers (AAPCC) reported 15,769 cases of carbon monoxide poisoning resulting in 39 deaths in 2007.[21] In 2005, the CPSC reported 94 generator-related carbon monoxide poisoning deaths.[20] Fortyseven of these deaths were known to have occurred during power outages due to severe weather, including Hurricane Katrina.[20] Still others die from carbon monoxide produced by non-consumer products, such as cars left running in attached garages. The Centers for Disease Control and Prevention estimates that several thousand people go to hospital emergency rooms every year to be treated for carbon monoxide poisoning.[22]