Isis

May 6, 2018 | Author: Anonymous | Category: Documents
Report this link


Description

1 PENANGGULANGAN DAMPAK ISIS DI INDONESIA Oleh: SUTRISNO ABSTRACT This research is about Islamic State which providing “fresh oxygen” to extremist groups in Muslim-majority Indonesia, says National Police Inspector-General Tito Karnavian. And that is stirring worries that terrorist attacks, which have fallen off in recent years, could make a resurgence if people going to fight with Islamic State, sometimes referred to as ISIS or ISIL, return home with a hardened sense of militancy and sophisticated combat training. Police say 159 Indonesian citizens that they‟ve identified have gone abroad to join the terrorist group–but they believe the actual number is far larger. Keywords: Extremist, ISIS, resurgence, terrorist group PENDAHULUAN ISIS adalah kelompok ekstremis yang mengikuti ideologi garis keras Al- Qaeda dan menyimpang dari prinsip-prinsip jihad. Seperti Al-Qaeda dan banyak kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam pertama di dunia pada tahun 1920-an di Mesir. ISIS mengikuti ekstrim anti-Barat yang menurutnya sebagai penafsiran Islam, mempromosikan kekerasan agama dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan tafsirannya sebagai kafir dan murtad. Secara bersamaan, ISIS bertujuan untuk mendirikan negara Islam Salafi yang berorientasi di Irak, Suriah dan bagian lain dari Syam. Ideologi ISIS berasal dari cabang Islam modern yang bertujuan untuk kembali ke masa-masa awal Islam, menolak "inovasi" dalam agama yang mereka percaya telah "korup" dari semangat aslinya. Mengutuk kekhalifahan terakhir dan kekaisaran Ottoman karena menyimpang dari apa yang mereka sebut sebagai Islam murni dan karenanya telah berusaha untuk membangun kekhalifahan sendiri. Namun, ada beberapa komentator Sunni, Zaid Hamid, misalnya, dan bahkan Salafi dan mufti jihad seperti Adnan al-Aroor dan Abu Basir al-Tartusi, yang mengatakan bahwa ISIS dan kelompok teroris yang terkait tidak mempresentasikan Sunni sama sekali, tapi menuduh Khawarij bidah yang melayani agenda kekaisaran anti-Islam. 2 Edward Snowden ISIS bentukan Israel, AS dan Inggris Mantan pegawai badan intelijen CIA dan NSA Amerika Serikat, Edward Snowden mengungkapkan bahwa Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) adalah organisasi bentukan intelijen tiga negara, yakni Inggris (MI6) , Amerika Serikat (CIA) dan Israel (Mossad). Situs globalresearch.ca, organisasi riset media independen di Kanada, Jumat (1/8/2014), menyebutkan Snowden menyatakan, badan intelijen dari tiga negara tersebut membentuk sebuah organisasi teroris guna menarik semua ekstremis di di satu titik sehingga mudah dijadikan target. Strategi itu disebut dengan nama “the hornet‟s nest" (sarang lebah). Menurut dokumen NSA yang dirilis Snowden, strategi sarang lebah diciptakan untuk melindungi kepentingan zionis dengan memperpanjang kondisi ketidakstabilan di kawsan Timur Tengah, khususnya di negara-negara Arab. Berdasarkan dokumen tersebut, satu-satunya cara melindungi kepentingan Yahudi adalah dengan menciptakan musuh di perbatasan dengan menggunakan slogan-slogan Islam. Dokumen yang dirilis Snowden juga menyebut bahwa pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi, mendapatkan pelatihan militer setahun penuh dari Mossad, Israel. Al-Baghdadi juga mendapatkan kursus teologi dan retorika dari lembaga intelijen zionis itu. (Penulis akan membuat artikel tersendiri informasi ini) Perkembangan ISIS di Indonesia Menurut informasi Liputan Islam, ba'iat kepada ISIS ditunjukkan pertama kalinya pada bulan Februari 2014, yang merupakan imbas dari jatuhnya kota Fallujah di Irak ke tangan ISIS. Kemudian ISIS mengumumkan Islamic Emirat (kepemimpinan Islam) pada bulan Januari 2014. ISIS (Islamic State Of Iraq And Suriah) merupakan organisasi islam yang bertujuan mendirikan Negara Islam namun bersimpangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. ISIS pertama kali dibentuk di wilayah Timur Tengah yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi. ISIS adalah kelompok / organisasi gerilyawan Islam Irak dan Suriah, ISIS terbentuk dari akibat invansi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003. Setelah pendudukan Amerika Serikat di Irak, membuat negara tersebut porak poranda 3 perekonomian lumpuh, bangunan-bangunan pemerintahan hancur akibat serangan AS, dan dilema pemerintahan kekosongan kepala negara karena Saddam Hussein ditangkap. Amerika tidak mempunyai rencana yang matang membangun negara tersebut, Sejak itu kaum mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya merepresi golongan Sunni. Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja. Pemberontakan kalangan Sunni mulai muncul. Kelompok teroris seperti Al Qaeda masuk ke Irak dan kelompok-kelompok pemberontak lokal yang terdiri dari kalangan minoritas Sunni mulai bertempur melawan tentara AS. Irak pun jatuh dalam perang saudara berdarah tahun 2006. Sejak itu, warga Irak terbelah berdasarkan agama, Sunni yang umumnya tinggal di utara dan Syiah yang umumnya di selatan. Arab Saudi dan Iran merupakan dua pemain penting dalam Sunni dan Syiah. Kedua negara itu tidak punya pemisahan antara agama dan negara, masalah dalam negeri dan uang yang banyak dari minyak. Kedua negara menyokong kelompok-kelompok yang bertempur melawan kelompok lain yang berbeda orientasi agama. Salah satu organisasi teroris yang disokong Saudi adalah Negara Islam Irak (ISI). Tahun 2010, Arab Spring pecah dan mengubah situasi di Timur Tengah. Namun, di Suriah, diktator Bashar Al Assad yang berasal dari kalangan Syiah tidak berpikir akan mundur dari jabatannya. Perang sudara pun terjadi. Tentara Assad membunuh rakyat mereka sendiri. Semakin lama perang itu berlangsung, semakin banyak kelompok-kelompok milisi asing bergabung dalam peperangan itu. Kebanyakan dari mereka datang karena alasan agama. Mereka bertujuan dapat mendirikan sebuah negara Islam di kawasan itu. Salah satu dari kelompok itu adalah ISI, yang sekarang menjadi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka sudah berperang di Irak selama beberapa tahun dan punya ribuan tentara yang terlatih baik dan fanatik. Mereka telah menguasai Irak utara dan sangat berhasrat untuk mendirikan negara berdasarkan agama yang mereka kelola sendiri. Kedatangan mereka mengubah perang di Suriah ke situasi yang tidak pernah diduga orang sebelumnya. ISIS sangat brutal dan radikal sehingga kelompok itu segara terlibat peperangan dengan hampir 4 semua faksi lainnya dalam kalangan pemberontak Suriah. Mereka menyerang dan membunuh anggota kelompok teroris lainnya. Di wilayah yang dikuasai, mereka mendirikan negara Islam dengan aturan yang sangat keras, bahkan jika dibandingkan dengan Al Qaeda. Arab Saudi pun terkejut dan menarik dukungannya. ISIS merupakan negara baru yang dideklarasikan oleh Abu Bakar al- Baghdady pada tanggal 9 April 2013, menyusul terjadinya perang saudara di Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi kemerdekaan ini masih bersifat sepihak, dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak merestuinya. Begitu pula Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum mengakuinya sebagai negara yang berdaulat. Jadi dalam sebuah ironi tragis sejarah, invasi AS justru melahirkan kaum teroris yang pada awal hendak disingkirkan AS. Kini, Irak malah menjadi lokasi sempurna pelatihan terorisme. Banyak kalangan internasional yang menduga bahwa ISIS ada dibawah kendali CIA untuk melancarkan propaganda politik memecah persatuan Islam. Bahkan ISIS dengan cepat masuk di Indonesia dan mulai menampakkan diri di publik. Dalam bahasa Arab, negara ini disebut ماشلاو قارعلا يفةيملاسلاا هلود (Daulah Islamiyyah fie Iraq wa Syam), atau dalam bahasa Inggris ditulis dalam beberapa versi. Ada yang menyebutnya Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), dan ada juga yang menyebutnya Islamic State in Iraq and al-Shām (juga disingkat ISIS). ISIS baru-baru ini memutuskan bahwa sudah saatnya menguasai wilayah yang lebih luas di Irak. Sejak AS meninggalkan Irak, Perdana Menteri Nouri Al Maliki dari kalangan Syiah telah memonopoli kekuasaan dan sedapat mungkin mendiskriminasi golongan Sunni. Pemerintah Irak secara luas dinilai korup, tidak becus, dan tentu saja dibenci oleh sebagian besar warga negara itu. Meski secara de jure belum diakui negara-negara lain, faktanya ISIS telah menguasai wilayah seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Untuk sementara, Kota Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota negara. 5 Militer Irak mempunyai 300.000 tentara yang dibentuk dengan menghabiskan 25 miliar dollar AS uang pajak, tetapi mereka tidak loyal kepada pemerintahnya dan telah mundur atau bubar. Sejumlah kota di negara itu pun jatuh ke tangan ISIS yang telah mengumumkan bahwa siapa saja yang menentang mereka akan dibunuh. ISIS telah membuktikan bahwa mereka serius dengan ancaman tersebut. TUJUAN ISIS Dari awal sampai pada pembentukan negara Islam murni telah menjadi salah satu tujuan utama dari ISIS. Salah satu "perbedaan yang signifikan" antara Front Al-Nusra dan ISIS adalah bahwa ISIS "cenderung lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di wilayah yang ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun sebuah negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam ... melakukan serangan sektarian dan memaksakan hukum syariah secara segera". ISIS akhirnya mencapai tujuannya pada tanggal 29 Juni 2014, ketika itu dihapus "Irak dan Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam, dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai kekhalifahan baru. Pada tanggal 4 Juli 2014, Persatuan Ulama Muslim Se-Dunia (IUMS), yang dipimpin oleh Syaikh Yusuf Qaradhawi, mengeluarkan pernyataan bahwa deklarasi khilafah yang dilakukan ISIS untuk wilayah di Irak dan Suriah tidak sah secara syariah Islam. PERKEMBANGAN ISIS DI INDONESIA Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mampu menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Banyak pihak yang khawatir gerakan tersebut tumbuh subur di Indonesia. Dilihat dari karakteristik pergerakanya, kemunculan ISIS dianggap mirip dengan kemunculan Ikhwanul Muslimimin. Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya bergama Islam dan jumlahnya terbesar di 6 dunia, maka besar kemungkinan Indonesia menjadi target dari ISIS dalam upayanya menegakan khilafah tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan sejak awal sudah mendeteksi masuknya paham Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke Indonesia. Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal Agus Surya Bhakti mengatakan paham ISIS sudah masuk ke Indonesia sebelum gerakan tersebut dideklarasikan di Timur Tengah. Paham tersebut masuk ke Indonesia lebih banyak melalui jaringan Internet. Masyarakat Indonesia, dengan mudahnya mengakses informasi seperti berita, artikel, hingga video tentang paham ISIS melalui dunia maya. Awal mula ISIS masuk ke Indonesia ialah melalui Internet dan melalui salah satu anggota ISIS dari Indonesia yang kembali ke Indonesia kemudian menyebarkan paham tersebut kepada masyarakat sekitarnya. ISIS dikenal ke masyarakat luas terutama melalui media internet yaitu youtube.com, dimana terdapat salah satu pengikut ISIS disertai beberapa rekannya mengajak para penonton untuk bergabung dengan ISIS. Selain melalui pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan. Sampai saat ini belum diketahui data jumlah anggota ISIS, termasuk pengikutnya di Indonesia. Kelompok ini menggunakan media sosial dalam menyebarkan pengaruh dan merekrut anggota di seluruh dunia. ISIS memiliki akun Twitter bernama Fajr Al-Bashaer (@Fajr991) untuk merekrut anggota baru yang mau bergabung. Para pendaftar akan dimintai data personal dan selanjutnya mereka akan dikirimi berita seputar pertempuran ISIS di Irak dan Suriah serta perkembangannya. ISIS merilis video di youtube yang berjudul „*Join The Ranks*‟, isinya adalah seseorang yang menyebut dirinya Abu Muhammad Al-Indenosi meminta warga Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS menjadi khilafah dunia. ISIS menerbitkan surat kabar elektronik dan cetak dalam bahasa Inggris dan Arab. Pada Sabtu, 9 Agustus 2014 lalu, Menteri Agama telah bertemu dengan hampir semua organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan yang berazaskan Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, FPI, Forum Umat Islam, HMI, 7 KAMMI, dan lainnya. Pada forum tersebut disepakati bahwa ISIS merupakan gerakan yang radikal dan tidak sesuai dengan Islam sebagai rahmatan lil alamin. Menag dan ormas Islam juga sependapat untuk menolak keberadaan gerakan ISIS di bumi Indonesia. Menag bahkan mengancam akan mencabut kewarganegaraan orang yang berangkat ke Irak/Suriah dalam rangka bergabung dengan ISIS. Pada 2013 diduga ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi Islam dan kelompok pedagang berangkat ke Irak untuk bergabung dengan ISIS. Mereka bergabung saat pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji atau umrah. Jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah kembali ke Tanah Air dan melanjutkan proses perekrutan di daerah masing-masing. Jika kita melihat dokumen yang dikeluarkan ISIS ada beberapa poin yang itu harus di ikuti oleh pengikutnya, seperti mengibarkan bendera ISIS yang berkalimat syahadat, setiap orang yang sudah dibait wajib membentuk bataliyon, dan siap mati demi tegaknya khilafah. Dan bagi siapa saja membiarkan negara dalam hukum kafir dia adalaha bagian dari orang kafir. Doktrin-doktrin yang dikelaurkan oleh ISIS tersebut dapat memicu tindakan radikal dari sekelompok masyarakat Indonesia yang merasa sejalan dengan gerakan ISIS tersebut. Seperti dilansir Shotussalam, bertempat di Jakarta, ratusan orang yang tergabung dalam Forum Aktifis Syariat Islam (FAKSI) menggelar multaqod da‟awi mendukung Daulah Islamiyyah di Iraq dan Syam (ISIS) di masjid Fathullah Universitas Negeri Jakarta (UIN) pada Sabtu malam (08/02/14). Dengan semangat dan penuh euforia kemenangan mereka hadir dari ibu kota Jakarta dan sekitarnya untuk membacakan deklarasi dukungan kepada ISIS dan siap berbai‟at kepada Amirul Mukminin ISIS, Syaikh Abu Bakar al-Baghadadi. Sebulan kemudian, secara terbuka kelompok ini melakukan deklarasi baiat di Bundaran HI, Jakarta. Dalam acara yang bertajuk “Tabligh Akbar Menyongsong Kehadiran Khilafah „Ala Minhajin Nubuwwah; Support & Solidarity for ISIS”, kelompok ini melakukan baiat (janji setia) kepada Al-Baghdadi dan mendukung sepenuhnya “Sang Khalifah.” Abu Bakar Ba‟asyir, mantan pemimpin JI yang mendirikan JAT, pada 14 Juli 2014 menyatakan dukungannya terhadap ISIS dihadapan para 8 petinggi JAT dan keluarganya pekan lalu di Lembaga Permasyarakatan Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Seperti yang diketahui bersama, Ba‟asyir tengah mendekam di penjara untuk menjalani hukuman 15 tahun penjara atas keterlibatannya dalam gerakan terorisme. Kemudian Ba'asyir melakukan baiat di LP Nusakambangan kepada Abu Bakr al-Baghdadi. Kehadiran Bendera ISIS di CFD Solo dan Aksi Peduli Palestina. Menjelang bulan puasa ,pada tanggal 15 Juni 2014, Car Free Day Solo digegerkan dengan kehadiran kelompok sekelompok orang dengan atribut bendera hitam ala ISIS, yang menganggu jalannya sebuah pentas musik, bertindak anarkis kepada pengunjung dan menimbulkan keresahan warga. Mereka membubarkan acara, memukul, dan meludahi. Dari penuturan saksi mata yang berada di tempat tersebut, kelompok ini juga sempat mengadakan semacam acara baris-berbaris di sudut jalan. Pada pertengahan Juli 2014, Lebih dari seribuan orang berkerumun di sebuah masjid di Solo Baru (Kabupaten Sukoharjo) untuk menghadiri majelis doa yang diselenggarakan Forum Daulah Islam. Setelah berdoa, para hadirin langsung menyatakan dukungan publiknya untuk ISIS, serta mengaku siap pergi ke Irak dan Suriah. Afif Abdul Majid, yang menyelenggarakan pertemuan itu, menjelaskan bahwa “tidak semua yang hadir setuju untuk „dibaiat‟, namun setidaknya separuhnya meminta untuk „dibaiat‟ untuk mendukung misi tersebut.” Ia menambahkan bahwa dalam beberapa minggu mendatang, “baiat” semacam itu juga akan digelar di Malang (Jawa Timur). Pada hari Sabtu, 19 Juli 2014, telah digelar acara sosialisasi Daulah Khilafah Islamiyah ala ISIS ini bertempat di Makassar. Acara tersebut dilangsungkan di Masjid Ridho Jalan Pajjaiyang Daya Makasar. Hadir sebagai pembicara adalah Ustadz Muh Basri Lc, dan bersama peserta, ia melakukan baiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. Pada hari Minggu, tanggal 20 Juli 2014 di Masjid Ibnu Sina, Jalan Veteran (Barat Matos), Malang, mulai pukul 14.00 WIB hingga Maghrib (buka puasa bersama) dilakukan sosialisasi untuk mendukung tegaknya khilafah Daulah Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Acara diselenggarakan oleh Ansharul Khilafah Jatim. Pendapat Tokoh dan Pejabat Indonesia Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah. Syafi'i Maarif, 9 meminta pemerintah mewaspadai munculnya kelompok yang menamakan dirinya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Tanah Air. "Amati dengan seksama, jika terbukti memang ada, harus dipangkas pada kuncupnya sebelum berkembang," kata Syafi'i kepada Tempo melalui pesan singkat, Kamis, 31 Juli 2014. Syafi'i juga meminta masyarakat agar tak tertipu dengan ajakan bergabung dengan kelompok tersebut. Sebab, menurut dia, ISIS merupakan kelompok sesat. "Pakailah akal sehat dan pandangan yang jernih agar tak tertipu oleh kelompok yang merasa benar di jalan yang sesat ini," ujarnya. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ketua Frkasi PKB DPR Marwan Ja'far mendesak pemerintah bertindak tegas atas kehadiran gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dia mengatakan tidak boleh ada ruang sedemikian bebas terhadap ISIS di Indonesia. "Gerakan ini provokatif dan berbau SARA," katanya, Kamis, 31 Agustus 2014. Dia mendesak petugas keamanan segera membubarkan gerakan ISIS di Indonesia. Mantan Ketua Umum PBNU. Hasyim Muzadi mengatakan video yang mengajak warga Indonesia bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu bisa mengancam kedaulatan negara. "Ini gerakan ekstrim yang tidak menghormati kedaulatan negara," katanya, Kamis, 31 Juli 2014. Umat muslim supaya mewaspadai kampanye yang mengajak bergabung dengan ISIS, soalnya bukanlah aliran agama yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan, tapi gerakan politik yang bisa mengancam kedaulatan dan konstitusi. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan, warga negara Indonesia yang memberikan dukungan terhadap kelompok bersenjata yang tergabung dalam ISIS terancam hukuman. Menurutnya, kelompok radikal dan terorisme, termasuk ISIS tetap menjadi ancaman serius di Indonesia. "Kelompok radikal di Indonesia sangat potensial direkrut oleh jaringan NIIS," tegasnya. Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan, Abu Bakar Ba‟asyir, pemimpin spiritual jaringan teroris di Indonesia, beberapa waktu yang lalu mengungkapkan dukungannya untuk Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS). “Kami telah berhasil mencegah pengikut Ba‟asyir yang hendak meninggalkan tanah air untuk bergabung dengan kelompok ISIS. Dengan menginterogasi mereka, kami menemukan keterlibatan antara pendukung Ba‟asyir dengan ISIS. BNPT 10 memperkirakan 30-an WNI dari sejumlah daerah telah masuk ke Suriah atau Irak dan bergabung dengan kelompok serta mendukung ISIS. Mereka di antaranya dari Jakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. “Semua kelompok yang berasal dari JI (Jamaah Islamiyah), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Negara Islam Indonesia (NII) adalah simpatisan ISIS karena mereka memiliki ambisi yang sama,” tegas Ansyaad. Kepolisian Negara RI. Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman mengatakan, aparat Polri terus memonitor kelompok garis keras di Indonesia yang memiliki jaringan dengan ISIS. Sutarman memperkirakan, ada sekitar puluhan orang Indonesia yang masuk ke Suriah dan bergabung dengan kelompok NIIS. "Mereka masuk ke sana bisa dari negara-negara Timur Tengah, seperti Yaman, Afghanistan, Sudan, termasuk negara tetangga kita," katanya. "Dengan adanya pernyataan dukungan (terhadap ISIS) ini menjadi informasi bagi masyarakat seluruh Indonesia, jangan sampai perjuangan agama dengan paham mereka ini merubah suatu negara kesatuan," katanya. "Paham mereka ini tentu menjadi ancaman sehingga negara tidak boleh kalah oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan atau berjuang menurut paham mereka sendiri," lanjut Sutarman. Kapolri pun menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan sejak lama, khususnya sejak banyak warga Indonesia pergi ke Suriah."Lebih kurang ada 56 orang yang berada di sana, dan ada tiga orang yang meninggal di sana," Kementerian Agama. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta umat Islam di Indonesia tidak terpengaruh ajakan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Negara Islam di Irak dan Suriah. Menurut Lukman, ISIS adalah kelompok radikal yang menggunakan kekerasan untuk memperjuangkan sesuatu yang diyakini. "Di era globalisasi ini, kita harus mampu memperkuat diri sendiri guna menangkal anasir yang bisa mengusik keutuhan kita sebagai sesama umat beragama, berbangsa, dan bernegara," katanya. Analisis Masalah ISIS yang kini menyatakan sebagai Islam State (Negara Islam) merupakan sebuah gelombang yang bergerak cepat keseluruh dunia, banyak mempengaruhi warga muslim di negara-negara dimana penduduknya banyak yang beragama Islam. Faham Negara Islam menurut versi Abu Bakr al- 11 Baghdadi ini kini disadari ataupun tidak, telah meracuni alam pikir warga Indonesia untuk mendukungnya. ISIS pada awalnya menarik perhatian karena keberhasilannya dalam operasi militer, mampu melawan penguasa di Irak dan Suriah. Selain itu ketegasan dan kekejaman ISIS telah membuat kelompok pemberontak lainnya di Irak dan Suriah menjadi agak gentar. Pada masa lalu ISIS hanya mampu membuat bom mobil besar yang merusak, lemah dalam pertempuran infenteri. Tetapi kini para penempur ISIS telah memperbaiki kekurangannya dalam pertempuran infenteri. Setelah mereka menguasai Mosul, banyak peralatan tempur militer Irak yang mereka kuasai, seperti rudal Stinger, meriam anti pesawat terbang, rudal SAM dan bahkan ada pesawat tempur heli Black Hawk. Walaupun mereka belum menguasainya secara penuh. Upaya perembesan faham ISIS ke Indonesia diketahui sejak bulan Februari 2014, tetapi meledaknya pengaruh ide pembentukan negara Islam ini merebak diberitakan media setelah penayangan video "joint the rank" di Youtube pada tanggal 22 Juli 2014. Jadi sebenarnya gerakan ISIS sudah berjalan selama lebih kurang lima bulan, dan ditandai dengan berangkatnya mereka yang menyebut dirinya jihadis ke Suriah dan Irak, jumlah pastinya belum diketahui pasti karena banyak yang pergi ke Suriah melalui negara ketiga. Menurut BNPT sponsor mereka adalah tokoh dan simpatisan teroris di Indonesia. Nampaknya para pejabat pemerintah kurang menyadari bahaya dari pengaruh ISIS yang kini menamakan dirinya sebagai Negara Islam dalam membentuk kekhalifahan di Irak dan Suriah sejak 29 Juni 2014 dengan khalifah Abu Bakr al-Baghdadi yang kini diakui sebagai Amir al-Mu'minin Khalifah Ibrahim. Baghdadi mencoba melebarkan sayapnya ke negara-negara lain. Indonesia jelas menjadi negara sebagai target utamanya, mengingat negara dengan penduduk mayoritas muslim dan telah adanya kelompok radikal yang berafiliasi ke teroris. Dengan beberapa fakta serta informasi intelijen yang penulis sampaikan diatas, apakah kita masih ragu akan bahaya pengaruh ide Baghdadi dalam membentuk sebuah negara Islam? Pada sebagian penduduk Indonesia akan mudah dipengaruhi dengan penerapan syareat Islam, apapun bentuknya. Itulah impian banyak kaum muslimin disini yang pandangannya sempit dan radikal. Apapun 12 yang dilakukan Baghdadi mereka nilai hanyalah dinamika perjalanan dalam membentuk negara Islam, korban yang jatuh hanya sebagai ongkos perjuangan. Karena itu ketidak pedulian akan tindakan kekerasan, bahkan kekejaman seperti eksekusi ditembak kepala serta penggal kepala menjadi propaganda mereka. Kita mempunyai pengalaman pahit pada saat pemberontakan PKI tahun 1965, dimana korban jatuh diperkirakan mencapai satu juta (?). Faham komunis yang bertentangan dengan agama saja mampu melakukan beberapa kali pemberontakan. Kini pertanyaannya apakah ide mendirikan negara Islam dengan khalifah dari Irak tidak laku dijual? Ternyata laku juga, dimana dari fakta pemba'iatan yang dilakukan, itulah sumpah setia kepada Baghdadi yang mereka juga tidak tahu siapa orangnya. Jadi ide negara Islam itu adalah upaya makar, untuk menguasai Indonesia, seperti yang dikatakan Presiden SBY anti Pancasila dan UUD 1945. Ini bukan masalah agama Islam, tetapi Baghdadi menggunakan Islam sebagai daya tariknya. Faham Baghdadi menggelontornya mirip dengan faham fundamentalisme Islam yang pada awalnya ditulis olef Sayid bin Khutub, merangsang umat muslim terutama yang kurang faham. KESIMPULAN Oleh karena itu kini tugas kita bersama harus menjaga keberlangsungan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ide Baghdadi tentang Al-Dawla al-Islamiya sesuai versinya jelas harus segera dipangkas di Indonesia, karena jelas berbahaya. Ada yang berpendapat bahwa informasi dari sudut pandang intelijen terlalu diseram-seramkan. Demikianlah adanya, karena yang perlu disadari intelijen melihat masalah dari the worst condition. Negara pasti akan kebakaran jenggot apabila ide Negara Islam Baghdadi telah membesar di Indonesia. Ingat mereka memiliki dana rampokan yang sangat besar, dan bukan tidak mungkin apabila sel-sel ISIS di Indonesia akan mereka biayai. Selain itu juga apabila para warga Indonesia yang saat ini berada di Suriah dan Irak, bila nanti kembali, mereka bisa menjadi pemimpin teror, melatih dan membangun jaringan. 13 Bom Bali (1) adalah pengalaman pahit, dimana biayanya didapat dari dukungan Al-Qaeda dan pelakunya adalah alumnus pelatihan di Afghanistan. Memang ada informasi dari beberapa yang baru kembali dari Irak, mereka kecewa setelah melihat ISIS melakukan tindakan yang diluar ketentuan Islam dan justru banyak dimusuhi kelompok pemberontak lainnya. Dipandang perlu pendalaman informasi yang disampaikan oleh Snowden karena nilainya sangat penting. Informasi sangat berharga karena dia mantan agen NSA dan CIA, hingga informasi intelijennya bernilai cukup tinggi. Apabila memang betul ISIS bentukan badan intelijen Israel, AS dan Inggris, berarti kelompok Islam di Indonesia yang pro ISIS tanpa mereka ketahui adalah pendukung Israel. Sementara banyak masyarakat Indonesia selama ini mendukung Palestina. Inilah bukti sebuah permainan intelijen, yang apabila tidak difahami oleh orang awam akan menyesatkan. Inilah kelebihan dan bahaya sebuah operasi intelijen. ISIS tujuannya akan merubah Indonesia menjadi negara Islam dengan versi Baghdadi, karena itu mari kita awasi dan tolak bersama, kita tidak ingin kekejaman versi Baghdadi akan diterapkan di Indonesia. Jelas mengerikan dan menakutkan, hukum potong kepala dan tembak kepala merupakan hukum syareat mereka. 14 DAFTAR PUSTAKA Tarek Fatah, Chasing a Mirage: The Tragic Illusion of an Islamic State, John Wiley & Sons, 2008 Taqi al-Din Nabhani, The Islamic State, Al-Khilafah Publications, 1998 Syaikh Abu Qatadah Al-Filisthini, Tsiyabul Khalifah, Palestina, 2012 Reno Muhammad, ISIS Kebiadaban Konspirasi Global, Penerbit : Noura Books, Jakarta, 2013 Noah Feldman, The Fall and Rise of the Islamic State, Princeton University Press, 2008 Ikhwanul Kiram Mashuri, ISIS Jihad atau petualangan, Penerbit Republika, Jakarta, 2012 http://www.tempo.co/read/news/2014/08/04/078596975/Bagaimana-ISIS-Masuk- Indonesia http://regional.kompas.com/read/2014/08/07/14463811/Mengapa.ISIS.Dilarang.di .Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/Negara_Islam_Irak_dan_Syam Charles River Editors , The Islamic State of Iraq and Syria: The History of ISIS/ISIL, Kindle Edition, 2014 C.J. Knight, ISIS: Origin of the Islamic State of Iraq and Syria, Kindle Edition, 2014 Ahmad Yanuana Samantho , ISIS dan Illuminati, PT Ufuk Publishing House, Jakarta, 2013 AbdelWahab El-Affendi, Who Needs an Islamic State?, Malaysia Think Tank London, 1991


Comments

Copyright © 2024 UPDOCS Inc.