PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha memenuhi kebutuhan primernya, dan salah satu kebutuhan primer tersebut adalah makanan. Dalam sejarah, hidup manusia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Kita mengetahui bahwa nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak serta nilai energi yang terkandung di dalamnya tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh dan kesehatan. Badan yang sehat akan lebih mampu menyelesaikan tugas dengan baik, terutama pekerjaan yang menggunakan tenaga badan. (Sudarman dan Sudarsono, 1981). Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok dari setengah penduduk dunia. Luas aeralnya sekitar seratus 100 juta hektar, dan lebih dari 90 % - nya terdapat di Asia Selatan, Timur dan Tenggara. Produksi totalnya sedikit dibawah gandum. Padi sudah lama diusahakan di Indonesia, khususnya di Jawa. Penaman padi disini telah dimulai sebelum datangya orang Hindu. Oleh karena itu nama – nama dan istilah – istilah yang dipakai dalam budidaya padi tidak ada yang berasal dari bahasa Sansekerta. (Semangun, 1996) Organisme pengganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga tungau, vertebrata, moluska. 1 Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman, disebakan oleh cendawan, bakteri fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Sehingga tidak heran jika pada musim hujan dunia pertanian banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman seperti penyakit kresek dan blas pada padi, antraknosa cabai dan sebagainya. Sementara pada musim kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi, hama belalang kembara, serta hama lainnya. (Wiyono,2007). Penyakit kresek atau BLB (bacterial leaf blight) pada padi yang disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv oryzae menjadi penyakit terpenting dalam tiga tahun terakhir. Sepuluh tahun yang lalu penyakit ini tidak pernah dianggap sebagai penyakit penting sehingga penelitian terhadap penyakit ini menjadi kurang. Suhu optimum untuk perkembangan penyakit adalah 30 OC. Karena penularan utamanya melalui percikan air, hujan angin akan memperberat penyakit karena apabila terjadi peningkatan suhu rata – rata akan mendorong perkembangan penyakit ini. Webb dalam Garred et al, (2006) menyatakan bahwa gen ketahanan padi terhadap Xanthomonas campestris pv oryzae terekspresi lebih baik pada suhu yang meningkat. (Syam dan Diah, 2003). Serangan penyakit pada tanaman pangan seperti hawar daun bakteri (HDB) pada padi sawah dapat menyebabkan penurunan hasil sangat bervariasi berkisar antara 20 – 30 %, bergantung pada varietas yang ditanam dan pada musim tanaman. Selama periode 1996 – 2002, hawar daun bakteri merupakan penyakit penting padi di Indonesia. Luas penularan hawar daun bakteri dilaporkan mencapai 28.766 hektar dengan puncak kejadian terjadi pada musim hujan. Dalam 2 kurun waktu tersebut penyakit HDB (Hawar Daun Bakteri) menimbulkan kerusakan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal ini terkait dengan meluasnya areal pertanaman varietas unggul yang rentan terhadap penyakit HDB. Sebagai contoh varietas unggul IR64 yang dilaporkan tahan hama wereng akan tetapi rentan terhadap hawar daun bakteri. ( Suryadi dkk, 2006). Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efektifitas bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae dengan konsentrasi yang berbeda untuk menekan pertumbuhan penyakit kresek Xanthomonas campestris pv oryzae di lapangan. Kegunaan Penulisan Sebagai salah satu syarat untu dapat mengikuti Praktikal di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. - Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut reporsitory.uoi.edu (2012) klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Poales : Poaceae : Oryza : Oryza sativa L. Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.(Apriyani, 2013) Menurut morfologinya akar padi merupakan akar serabut, akar serabut akan tumbuh setelah 5-6 hari akar tunggang tumbuh. Pertumbuhan batanng tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut 4 tunasorde pertama. Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah. Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. (Suparyono dan Agus, 1994) Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. (Luh, 1980) Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah). (Suparyono dan Agus, 1994) 5 Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani. (Apriyani, 2013) Syarat Tumbuh 1. Iklim Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. (Suparyono dan Agus, 1994) Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif. (Suparyono dan Agus, 1994) Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperatur 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 derajat C. (Suparyono dan Agus, 1994) Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman. (Apriyani, 2013) 2. Tanah Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang 6 cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0. (Apriyani, 2013) Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,07,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus. (Apriyani, 2013) 7 Penyakit Bakteri Hawar Daun Padi (Oryza sativa L.) Biologi Patogen Menurut Singh (1998) adapun sistematika dari bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Ordo Sub Ordo Famili Genus Spesies : Bacteria : Gracilicutes : Actionomycetes : Pseudomonadales : Pseudomonadaceae : Xanthomonas : Xanthomonas campestris pv. Oryzae Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) menyebabkan hawar daun bakteri (HDB) pada padi (Oryza sativa L.), yang merupakan penyakit utama dan menjadi pembatas bagi produksi tanaman pokok di banyak negara di dunia. Isolasi Xoo dilakukan dari daun padi yang terserang hawar daun bakteri. Identifikasi X. oryzae pv. oryzae dilakukan berdasarkan pada gejala yang ditimbulkannya, patogenisitas, karakter morfologi, fisiologi, dan genetik biakan bakteri yang diisolasi dari tanaman padi yang terinfeksi Xoo. Sebanyak 50 isolat yang diduga Xoo telah berhasil diisolasi. Bakteri tersebut bersifat aerobik, berbentuk batang, dan tergolong Gram negatif. Isolat-isolat tersebut diuji hipersensitivitasnya pada tanaman tembakau dan patogenisitasnya pada padi. Kelima puluh isolat bakteri tersebut mampu menginduksi reaksi hipersensitif pada tanaman tembakau dan menyebabkan gejala sakit pada tanaman padi dengan perkembangan gelaja yang berbeda. (CABI, 2003) 8 Hasil uji fisiologi, reaksi hipersensitivitas dan patogenisitas, tiga isolat bakteri yang diduga kuat Xoo yaitu STG21, STG42, dan STG46 menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak membentuk indol, tidak menghasilkan pigmen flouresens, menghidrolisis kasein, memiliki aktivitas enzim katalase, tetapi tidak memiliki aktivitas enzim oksidase. Hasil parsial sekuensing gen penyandi 16S rRNA dari STG21 dan STG42 menunjukkan homologi dengan X. oryzae pv oryzae masing-masing sebesar 80% dan 82%, sedangkan STG46 menunjukkan homologi dengan X. campestris sebesar 84%. Mutagenesis dengan transposon Mini-Tn5 pada STG21 menghasilkan salah mutan (M5) yang tidak dapat menginduksi reaksi hipersensitif pada tanaman tembakau dan berkurang patogenisitasnya pada padi. Panjang gejala HDB pada padi yang ditimbulkan mutan M5 berkurang sebesar 80%. (Singh, 1998) Penyakit HDB menghasilkan dua gejala khas, yaitu kresek dan hawar. Kresek adalah gejala yang terjadi pada tanaman berumur