HSE Rendy.docx

April 29, 2018 | Author: Anonymous | Category: Documents
Report this link


Description

18 Tugas makalah manjemen HSE IMPLEMENTASI “HEALT HY SAVE ENVIRONMENT” PT.INDONESIA PRINTER Disusun oleh: RENDY PRABOWO (224412036) KATA PENGANTAR puji syukur SAYA panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya, untuk melengkapi tugas MANAJEMEN HEALTH SAVE ENVIRONMENT.Makalah ini berisikan tentang PENERAPAN HEALTH SAVE ENVIRONMENT (HSE) PADA PT.INDONESIA PRINTER. di dalam makalah ini akan saya berikan beberapa pembahasan mengenai implementasi manajemen HSE pada perusahaan PT.INDONESIA PRINTER. Saya berharap dengan ada nya makalah ini kita semua semakin sadar akan pentingnya HEALTH SAVE ENVIRONMENT dalam bekerja. Di dalam makalah mengenai implementasi HSE ini anda dapat mengetahui bagaimana proses implementasi HSE pada sebuah perusahaan percetakan. PT.INDONESIA PRINTER ber alamat di Jl. Industri Raya IV Blok AG No. 8, Kel. Bunder, Kec. Cikupa, Tangerang. Kantor berada di grand slipi tower lt.26 kav 22-24 slipi. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha saya.Amin. Jakarta, september 2013 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I 3 LATAR BELAKANG 3 BAB II 4 LANDASAN TEORI 4 BAB III 6 PEMBAHASAN 6 1. penerapan k3 7 2 . Permasalahan mengenai standard keamanan bekerja, meliputi : 9 Pada saat memasuki kawasan gudang tidak terdapat helm 9 gambar..........................................................................................................................10 Tidak tersedianya zona aman antara pekerja dengan alat angkut 11 3. Standard ISO yang dicabut pada perusahaan PT.INDONESIA PRINTER karna kurang baiknya implementasi HSE 12 4. Penggunaan masker di dalam kawasan area produksi 14 5.Kewajiban bagi seluruh karyawan untuk menggunakan sepatu safety/pengaman 16 6.Perlakuan khusus terhadap sampah hasil limbah operasi percetakan 17 BAB IV 18 KESIMPULAN 18 Penutup 19 DAFTAR PUSTAKA 20 BAB I LATAR BELAKANG Ditinjau dari permasalahan manajamen health save environment yang ada diindonesia saat ini. Masih sangat banyak perusahaan-perusahaan transportasi, manufacture, maupun logistik yang masih mengabaikan akan pentingnya penerapan health save environment dalam bekerja. Namun bukan berarti semua perusahaan mengabaikan pentingnya health save environment pada perusahaannya. Padahal sudah banyak sekali kasus yang terjadi akibat kurang diperhatikannya manajemen health save environment , tetapi dari banyaknya kasus yang sudah terjadi tetap saja banyak perusahaan perusahaan yang masih tetap menganggap sepele permasalahan ini . Meskipun manajemen health save environment ini sudah diterapkan namun tetap terjadi kecelakaan pada saat kerja, bukan berarti HSE tidak penting. Kecelakaan memang sebuah musibah, namun apa salahnya jika kita sudah mengantisipasi kecelakaan tersebut dengan cara menerpkan health save environment pada saat bekerja. Itulah mengapa sangat penting HSE diterapkan pada perusahaan-perusahaan, karna HSE mempunyai fungsi sebagai ‘tameng’ dalam mengantisipasi kecelakaan pada saat kerja . Pada kasus ini saya akan mengangkat permasalahan permasalahan yang terjadi pada sebuah perusahaan manufacture yaitu PT.INDONESIA PRINTER, perusahaan ini beralamat di kawasan industri jatake tanggerang . perusahaan ini bergerak dibidang percetakan ofset dan merupakan perusahaan yang cukup besar. Namun ada permasalahan yang terjadi pada perusahaan ini, perusahaan tersebut kurang memperhatikan masalah manajemen health save environment pada saat kerja. Untuk pembahasan lebih lanjut saya bahas pada bab pembahasan . Dalam kasus atau topik yang saya angkat ini, saya akan mengambarkan kepada pembaca tentang bagaimana penerapan dan implementasi manajemen heakth save environment pada perusahaan ini, dalam kasus ini ada penerapan HSE yang dilaksanakan namun ada juga implementasi HSE yang tidak berjalan dengan baik. BAB II LANDASAN TEORI Pengertian manajamen helath save environment Manajemen health save environment adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelekaan, kebakaran, peledakan, penyebaran penyakit, dan lain-lain. Yang dimaksud dengan kecelakaan kerja tersebut adalah kecelakaan yang dstang tiba tiba, tidk diinginkan, menghentikan proses yang berlangsung, dan dapat mencedrai orang yang mengalaminya. Sedangkan penyebaran penyakit saat kerja adalah penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh linkungan tempat kerja dan sebagainya. Salah satu bagian kerja yang cocok bahkan mungkin paling cocok untuk seorang ergonom adalah bagian HSE . HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas. HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai sebuah sistem, maka ini adalah panduan dan aturan main bagi semua jajaran baik tim manajemen maupun pekerja dan sub lini organisasi yang ada dalam organisasi/perusahaan. Beberapa perusahaan mengintegrasikan sistem manajemen HSE ini dengan Sistem Manajemen Sekuriti (Security) dan/atau Mutu (Quality). Bahkan ada yang mengintegrasikan dengan semua aspek, spt. HR, Finance, Marketing dll, sehingga terkadang nama sebuah sistem tidak lah terlalu penting, karena yang essential adalah refleksi dari sistem itu sendiri dalam implementasinya. Sebagai sebuah sistem manajemen modern, maka dokumentasi untuk panduan dan pengimplementasian harus disusun dan disahkan untuk digunakan. Jenis dan tipe dokumen-dokumen tersebut tergantung dari ukuran organisasi, jenis usaha, kompleksitas proses yg terlibat dalam organisasi tersebut, tetapi paling tidak secara umum dokumen-dokumen tersebut adalah : · Kebijakan HSE dan/atau Sekuriti dan/atau Mutu · Proses-proses yang diperlukan untuk operasional perusahaan dan pengendaliannya. · Prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mendukung point 2 · Panduan/guideline · Form-form isian yang berguna untuk kerangka pencatatan sebuah aktifitas atau bukti pencapaian sebuah proses tertentu. Untuk hal di atas, sudah ada standard-standard International/National HSE seperti: · ISO 14001 untuk Sisten Manajemen Environment · OHSAS 18001 untuk Occupational Health and Safety. · OSHA untuk Occupational Health and Safety · K3 untuk Occupational Health and Safety (standard Depnaker – Indonesia) · ISM – untuk Occupational Heath and Safety Di beberapa Perusahaan besar dan Perusahaan Oil & Gas, fungsi HSE ditempatkan di- leher Direktur atau Dir.Utama, tujuannya agar HSE tidak memihak ke-salah satu fungsi dalam suatu organisasi / independent. Di beberapa perusahaan HSE ini disebut pula SHE dibawah divisi QHSE. Mengapa??? Karena yang diutamakan adalah Safety First BAB III PEMBAHASAN Permasalahan dan implementasi yang akan saya bahas pada PT.INDONESIA PRINTER mengenai penarapan manajamen health save environment. Antara lain adalah sebagai berikut. 1. penerepan k3 2. Permasalahan mengenai standard keamanan bekerja, meliputi : · Pada saat memasuki kawasan gudang tidak terdapat helm · Tidak tersedianya zona aman antara pekerja dengan alat angkut 3. Standard ISO yang dicabut pada perusahaan PT.INDONESIA PRINTER karna kurang baiknya implementasi HSE 4. Penggunaan masker di dalam kawasan area produksi 5. Kewajiban bagi seluruh karyawan untuk menggunakan sepatu safety/pengaman 6. Perlakuan khusus terhadap sampah hasil limbah operasi percetakan Itu adalah bebrapa pembahasan yang akan dibahas dalam pembahasan makalah ini, dari beberapa kasus tersebut memang sudah terlihat perusahaan tersebut sangat tidak memperhatikan masalah keamanan pada saat bekerja dan bagi para pekerja. Masalah masalah ini saya peroleh dari narasumber yang bekerja pada perusahaan tersebut . 1. penerapan k3 Perapan atau pelaksanaan k3 adalaUpaya mengendalikan atau meniadakan potensi bahaya untuk mencapai tingkat resiko yang dapat diterima dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dari maksud dan arti dari k3 sangat lah jelas bahwa pelaksanaan k3 tersebut dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang dapat terjadi saat bekerja. K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya    kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Di dalam lingkungan perusahaan tersebut penerapan k3 tidak mempunyai masalah dan pelaksanaanya pun cukup baik, hanya ada beberapa saja yang implementasinya kurang baik bahkan tidak terlaksana dengan benar. di pembahasan berikutnya saya akan memberikan beberapa permasalahan yang kurang terlaksana dalam perusahaan tersebut.      Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.      Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan dan minum bergizi. Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik.      Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut : · HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada · DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif. · RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu · INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur · ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian (manusia/benda Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu : 1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja 2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja 3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja Sasaran dari K3 adalah : 1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain 2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan 3. menjamin proses produksi aman dan lancar Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu : Dari sisi masyarakat pekerja · Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesehatan/kesejahtraan) · K3 belum menjadi tuntutan pekerja Dari sisi pengusaha · Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Itulah keuntungan apabila kita mengutakan keselamatan kerja baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan perusahaan. Dalam memaknai setiap aspek keselamatan berarti kita ikut menjaga keselamatan kita dan orang lain untuk mencapai makna keselamatan secara menyeluruh. Sumber (http://tuloe.wordpress.com) PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PERKANTORAN      Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya. 2 . Permasalahan mengenai standard keamanan bekerja, meliputi : · Pada saat memasuki kawasan gudang tidak terdapat helm Pada umum nya jika hendak memasuki area gudang para karyawan diwajibkan untuk menggunakan helm sebagai pelindung kepala, karna di dalam gudan jika kita melakukan sedikit kesalahan akan fatal akibatnya. Apalagi jika kita memasuki gudang penyimpanan logistik, disana akan sangat banyak rak-rak tempat menyimpan barang, oleh karnanya biasanya jika kita memasuki gudang pasti akan ada rambu atau tanda peringatan agar kita menggunakan helm keselamatan untuk menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan. Namun tampaknya hal seperti demikian tidak terjadi pada PT.INDONESIA PRINTER. Pasalnya pada saat hendak memasuki kedalam area gudang tidak ada helm keselamatan khusus yang dikenakan oleh para karyawan. Bahkan rambu atau aturan peringatan agar menggunakan helm saat hendak memasuki area gudang pun tidak terlihat di area gudang perusahaan tersebut. Ironisnya para karyawan seperti acuh tak acuh akan standard keselamatan dalam bekerja, padahal penggunaan helm saat bekerja sangat lah penting untuk melindungi kepala dari benturan apapun yang dapat terjadi dilam area gudang. Ketika saya menanyakan akan standard keselamatan di dalam gudang kepada pihak perusahaan (kepala ppic) mereka membantah tidak memenuhi standard keamaanan. Menurut penjelasan yang saya peroleh pihak perusahaan sudah menyediakan helm kepada para karyawan, namun para karyawan membandel krna tidak mau menggunakan helm tersebut. Oleh karnanya helm itu kini sudah tidak terpakai lagi. Selain itu menurut pihak perusahaan, di dalam gudang mereka tidak terdapat benda benda atau barang barang berbahaya yang dapat melukai karyawan. Karna gudang itu hanya sebagai tempat penimpanan kertas bahan baku pencetakan dan tinta printer untuk mesin cetak. Padahal sebenarnya semua it adalah berbahaya apbila karyawan mwlakukan sebuah kesalahan. Karna apapun dapat terjadi dalam bekerja. Pola pikir yang seperti demikianlah yang harus dapat di ubah, karna dengan pola pikir tersebut semua pihak tidak akan peduli akan pentingnya penerapan HSE dalam bekerja. Selain itu perlindungan terhadap pekerja juga sudah di tuangkan ke dalam undang undang no 1 tahun 1970. Seharusnya jika pemerintah saja sudah memperhatikan akan pentyingnya keselamatan terhadap para pekerja, maka pihak perusahaan harus mendukung dan melaksanakan aturan tersebut, apalagi demi kepentingan para karyawan yang harus sangat di utamakan. Namun saat ini perusahaan tersebut sedang terus berupaya membangun manjemen HSE agar dapat seperti dulu lagi. · Gambar gudang Dari gambar diatas dapat dilihat karyawan tidak menggunakam pelindung kepala (helm), padahal banyak barang-barang bertumpuk di dalam gudang, seharusnya karyawan menggunakan pelindung kepala untuk menghindari benturan apabila ada terjadi insiden barang yang jatuh atau yang lainnya. Semoga saja pihak perusahaan dapat memperhatikan masalah penggunaan helm didalam gudang tersebut. Karna bahaya atau kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dapat menimpan siapa saja, jadi apa salahnya jika kita mencegah sebelum terjadi nya kecelakaan kerja tersebut. · Tidak tersedianya zona aman antara pekerja dengan alat angkut Dalam perusaan PT.INDONESIA PRINTER terdapat sangat banyak alat alat alat berat untuk mengangkat maupun memindahkan bahan, maupun hasil produksi untuk menunjang hasil pekerjaan yang maksimal. Menurut pelajaran yang sudah saya dapat selama ini, seharusnya atau standard nya jika ada alat-alat angkut seperti forclift dan sebagainya harus mempunyai jalur khusus antara kendaraan tersebut dengan para karyawan, agar tidak terjadi kecealakaan saat sedang mengoperasikan alat alat berat tersebut. Jalur khusus atau zona aman yang saya maksud disini adalah zona atau daerah khusus untuk para pekerja, biasanya zona aman ini diberi garis kuning pada lantai yang menandakan zona khusus karyawan untuk berdiri, berjalan, maupun bekerja. Namun pada perusahaan tersebut tidak ada zona khusus untuk para pekerja, dan yang saya lihat pun memang seperti itu, bahkan forclift bebas berlalu lalang di sekitar para pekerja dan tidak ada jalur khusus untuk alat tersebut, padahal sebenarnya itu sangatlah berbahaya dan sangat mengancam keselamatan para pekerja. Ironinya setiap forclift akan lewat pengemudi meneriakan kepada rekan kerja untuk minggir sejenak, padahal seharusnya hal itu tidakperlu dilakukan jika saja ada zona khusus seperti yang saya sudah katakan sebelumnya. Ketika saya tanyakan seputar zona aman kepada pihak perusahaan mereka mengakui bahwa tidak ada zona aman atau zona khusus didalam kawasan area produksi, pihak perusahaan beralasan tidak adanya zona aman tersebut dikarenakan perusahaan tersebut baru saja pindah ke tempat sekarang perusahaan tersebut ber operasi yaitu di daerah kawasan industri jatake. Menurut pengakuan pihak perusahaan, ditempat proses operasi perusahaan yang lama terdapat zona zona aman sepewrti yang saya maksud tadi. Dan pihak perusahaan memang sedang akan membuat kembali zona aman tersebut guna menunjang keselamatan dalam bekerja. Cukup ber alsan memang jika tidak adanya zona aman karna perusahaan tersebut baru saja menepati tempat yang baru, baru sekitar 5 bulan. Namun seharusnya sebelum tempat itu digunakan pihak perusahaan harus sudah memikirkan dan merancang zona aman sebelum perusahaaan tersebut beroperasi, namun sangat disayang kan pihak perusahaan tidak memikirkan hal tersebut ketika akan menempati tempat yang baru. Padahal jika saja karyawan lengah sedikit ketika sedang ada alat angkut yang sedang beroperasi maka akan fatal akibatnya. Ini merupakan salah satu pekerjaan rumah perusahaan yang masih harus menjadi salah satu yang diutamakan, karna ini hal nya menyangkut kepada keselamatan dan yang paling utama adalah menyangkut kepada nyawa para pekerja . 3. Standard ISO yang dicabut pada perusahaan PT.INDONESIA PRINTER karna kurang baiknya implementasi HSE pada sekitar tahun 2009 perusahaan PT.INDONESIA PRINTER mendapat kan standard ISO, perusahaan di masa tersebut sangatlah bagus, tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi, mutu atau kualitas yang sangat dipercaya bhealth save environment” pun sangat lah bagus di masa itu. Dan bahkan perusahaaan tersebut sempat di nobatkan menjadi salah satu perusahaan percetakan tercanggih dan ter standard se asia tenggara, meskipun sekarang masih menjadi salah satu perusahaan tercanggih se asia tenggara karna memiliki mesin mesin cetak yang ber standart internasional. Namun sekitar 7 bulan lalu perusahaan tersebut harus kehilangan standard ISO yang sudah didapatkan karna standard tersebut dicabut. Ketika saya tanya perihal mengapa sampa standard ISO tersebut di cabut pihak perus ahaan mencoba menjelaskan penyebab-penyebab mengapa sampai bisa standard tersebut di cabut padahal perusahaan ini sampai di nobatkan perusahaan paling standrad dan canggih se asia tenggara. Menurut pihak perusahaan dicabutnya ISO dikaeranakan sekitar 1 tahun belakangan perusahaan sedang fokus kepada masalah pemindahan lokasi pabrik, sehingga perusahaan kurang memperhatikan masalah kedisiplinan para karyawan, karna menurut pihak perusahaaan salah satu syarat untuk memperoleh ISO adalah perusahaan harus mempunya kedisiplinan baik untuk karyawan maupun perusahaanya, selain itu jam kerja para karyawan sangat lah harus ter organisir dengan baik. Namun karna perusahaan sedang fokus kepada proses pemindahan pabrik pihak perusahaan menerapkan jam kerja ber lebih pada para karyawan, karna pihak perusahaan tetap ingin ber produksi walaupun sedang dalam proses pemindahan. Oleh karna itu 1 tahun belakangan sebelum perusahaan tersebut benar benar pindah, perusahaan tersebut melaksanakan proses operasi produksi di 2 tempat yaitu di pabrik baru dan pabrik lama, hal ini mnyebabkan para karyawan bekerja lebih dari biasanya. Selain itu selama proses produksi dilakukan di 2 tempat, para karyawan dan pihak perushaan tidak memperhatika manajemen HSE dalam bekerja. Padahal sebelumnya implementasi HSE diperusahaan tersebut sangat lah baik. Menurut penjelasan pihak perusahaan, sebenarnya hal yang sangat berpengaruh terhadap di cabutnya ISO adalah karna masalah manjemen HEALTH SAVE ENVIRONMENT yang di abaikan selama proses pemindahan pabrik. Setelah dapat penjelasan tersebut akhirnya saya mbegetahui, bahwa salah satu sayarat untuk mendapatkan ISO ternyata ,amje,em HSE samgat lah diperhatikan, karna sudah ada bukti nyata adanya sebuah perusahaan yang mengabaikan masalah implementasi HSE, akhirnya standard ISO yang sudah diperoleh susah payah harus dicabut. Namun saat ini menurut pihak perusahaan mereka sedang terus berupaya membangun dan mengembalikan standar standar HSE untuk memperoleh kembali ISO dan agar keselamatan dan kenyaman dalam bekerja pun dapat terwujud dan terlaksana dengan baik. Padahal sebetulnya perusahaan sudah melaksanakan HSE dengan baik di bidang kesehatan, dan lingkungan. Hanya saja dalam implementasi terhadap keselamatan pekerja ada yang kurang, salah satunya yaitu adalah kurang memperhatikan standar penggunaan helm dalam memasuki area gudang pabrik. Saat ini proses produksi sudah berlangsung di satu tempat, dan pihak perusahaan terus berharap dan berupaya agar perusahaan mendapatkan kembali sertifikasi ISO . Karna dengan adanya standar ISO maka perusahaan akan mampu bersaing dengan perusahaan percetakan lainnya, karna sertifikasi ISO merupakan sebuah sertifikasi bergengsi dalam dunia bisnis. Selain itu dengan adanya sertifikasi ISO maka citra perusahaan akan meningkat, dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dilihat secara material. 4. Penggunaan masker di dalam kawasan area produksi Perusahaan PT.INDONESIA PRINTER adalah merupakan sebuah percetakan ofset, dimana kita tahu bahan yang paling utama dalam proses pencetakan yaitu kertas dan tinta. Tentu kita pasti pernah mencium bagaimana aroma sebuah buku yang baru saja kita beli di toko buku, buku itu pasti memiliki aroma yang khas yang sangat menyengat jika kita hirup. Pernah kah kita memasuki sebuah perusahaan percetakan yang didalamnya sedang memproduksi ribuan buku, dan pasti kita sudah bisa kita bayangkan bagaimana aroma atau bau yang ditimbulkan dari hasil proses produksi yang ditimbulkan tersebut. Oleh karna itu dalam perusahaan tersebut ketika sedang menjalankan proses operasi produksi, semua karyawan wajib menggunakan masker sebagai perlindungan awal agar tidak menghirup aroma yang ditimbulkan dari proses pencetakan. Kewajiban untuk memakai masker ini sebenarnya hanya diwajibkan ketika karyawan hendak memasuki area produksi karna di area itu lah yang memiliki bau atau aroma tinta yang paling menyengat. Apabila para karyawan tidak menggunakan masker saat memasuki area kerja, pasti para karyawan akan terpapar bahan bahan kimia yang ditimbulkan dari tinta maupun kertas-kertas yang digunakan untuk proses mencetak. Mungkin bagi orang awam yang baru memasuki pertama kali ke tempat tersebut pasti akan langsung mengalami sesak, atau bahkan bisa batuk-batuk karna mencium aroma yang sangat tajam dari tinta tersebut. Namun tidak demikian bagi para karyawan yang sudah biasa menghirup aroma seperti itu, bagi mereka mungkin itu sudah biasa dan pasti mereka pun tidak akan mengalami sesak ataupun batuk-batuk saat menghirup aroma tersebut. Meskipun para karyawan tidak merasakan apa-apa saat menghirup bahan kimia tersebut, namun racun ataupun bahan kimia itu akan bereaksi beberapa tahun kemudian, karna bahan kimia yang terhirup oleh para karyawan tidak langsung memberikan dampak negatif kepada para karyawan, bisa saja dampaknya baru terasa ketika sudah memasuki usia lanjut, atau beberapa tahun kemudian. Oleh karena pertimbangan itu lah, seluruh karyawan yang ada di dalam perusahaan tersebut, ketika hendak masuk area produksi karyawan diwajibkan memakai masker sebagai perlindungan awal untuk menangkal zat-zat berbahya yang ada dalam tinta maupun kertas tersebut. Apabila zat kimia tersebut terhirup langsung oleh para pekerja bukan tidak mungkin para pekerja akan mengalami gangguan pernapasan mungkin tidak sekarang tetapi nanti di saat usia tua. Gambar area produksi PT.INDONESIA PRINTER 5.Kewajiban bagi seluruh karyawan untuk menggunakan sepatu safety/pengaman Penggunaan sepatu safety atau sepatu pengaman mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pekerja, sepatu yang di design khusus yang meemiliki besi di bagian depan sepatu guna untuk melindungi kaki apabila tertimpa barang barang yang memiliki beban cukup berat.biasanya penggunaan sepatu ini sangat wajib digunakan oleh orang orang yang bekerja di gudang, maupun perusahaan yang bergerak dibidang alat berat. Begitu pula dengan perusahaan PT,INDONESIA PRINTER. Penggunaan sepatu safety saat bekerja diterapkan atau diwajibkan untuk seluruh karyawan, karna perusahaan tersebut melihat bahwa sangat banyak peluang-peluang terjadinya tertimpa barang ataupun mesin-mesin yang memiliki beban yang sangat berat. Karna banyak nya peluang terjadi kecelakaan tersebut, maka perusahaan membuat peraturan seperti demikian untuk perlindungan awal terhadap keselamatan para pekerja. Dan untuk masalah ini pun pihak perusahaan sangat memperhatikan betul-betul, karna pihak perusahaan sampai membelikan sepatu safety kepada setiap para karyawan, dan apabila ada sepatu safety karyawan yang rusak maka pihak perusahaan akan memberikan sepatu safety yang baru untuk karyawan. Menurut penejelasan yang saya terima pun, pembelian sepatu safety pun sudah menjadi anggaran rutin dan khusus setiap tahunnya. Dilihat dari perhatiaanya pihak perusahaan terhadap keselamatan para karyawannya, perlu dijadikan contoh untuk perusahaan-perusahaan lain, namun yang disayangkan adalah mengapa pihak perusahaan hanya memberikan perhatian khusus kepada penggunaan sepatu safety tetapi penggunaan helm tidak terlalu diperhatikan. Padahal kedua-duanya merupak hal penting untuk melindungi keselamatyan para pekerja dan sama pentingnys ditinjau dari segi health save environment. Walaupun tidak ada barang berbahaya yang terdapat di area gudan tapi bukan berarti pihak perusahaan mengabaikan akan pentingnya penggunaan helm kepada para setiap karyawan. 6.Perlakuan khusus terhadap sampah hasil limbah operasi percetakan Dalam setiap proses operasi produksi baik itu perusahaan percetakan maupun industri lainnya pasti akan menghasilkan limbah, limbah tersebut tentu memiliki banyak bahan ataupun zat-zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan. Pengelolaan limbah hasil proses produksi jika tidak ditangani dengan baik tentu akan mengancan ekosistem lingkungan sekitar maupun mengancam kesehatan manusia itu sendiri, saat ini hampir rata-rata pabrik-pabrik sudah mengelola limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang, hal itu dilakukan tentu agar limbah tersebut tidak merusak ekposistem lingkungan di sekitar pabrik maupun perusahaan. Begitu pula dengan perusahaan PT.INDONESIA PRINTER, pada perusahaan tersebut dalam mengelola atau memberi perlakuan khusus kepada limbah dari hasil produksi benar-benar sangat diperhatikan karna perusahaan tersebut betul betul ingin menjaga ekosistem lingkungan sekitar pabrik, selain itu apalagi lokasi pabrik yang baru suasanya masih sangat asri dan dekat dengan pemukiman warga. Samaph atau limbah yang ditimbulkan dari hasil produksi tersebut adalah berupa: kertas-kertas sisa, lem, tinta-tinta printer, kertas film, dan zat-zat kimia lain yang mendukung proses percetakan. Oleh karna itu perusahaan tersebut dalam mengolah smpah atau limbah sangat dilakukan dengan hati-hati, dan limbah tersebut pun dikumpulkan dalam semacam gudang untuk menyimpan limbah, sebelum akhirnya limbah tersebut di ambil oleh truk-truk yang kemudian akan dibuang di tempat pembuangan sampah. Selain untuk menjaga ekosistem lingkungan sekitar pabrik agar tetap asri, pengelolaan limbah dengan benar juga untuk memenuhi aturan pemerintah mengenai analisis dampak lingkungan atau biasa kita kenal dengan (AMDAL). Dengan adanya peraturan tersebut, setiap oranjg yang ingin mendirikan sebuah perusahaan harus mempunyai ixin mengenain analisis dampak lingkungan, tujuan ini sangat lah baik dan patut di dukung oleh semua kalangan karna dengan adanya AMDAL tersebut tentu setiap pabrik-pabrik pasti akan menjaga lingkungan dan mengelola limbah dengan baik sebelum di buang. BAB IV KESIMPULAN Manajemen HEALTH SAVE ENVIRONMENT merupakan sebuah manajemen yang mempunyai tugas dan memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman serta sehat. Dengan adanya penerapan HSE di setiap perusahaan makan perusahaan tersebut telah mendukung undang-undang tentang keselamatan kerja no.1 tahun 1970. Dengan adanya undang-undang tersebut maka hak-hak pekerja untuk mendapatkan keselamatan dalam bekerja dapat terpenuhi. Pada perusahaan PT.INDONESIA PRINTER pelaksanaan manajamen HSE kurang berjalan atau terlaksana dengan baik, karna ada beberapa faktor yang masih belum terlaksana dengan baik. Seperti masih kurangnya zona aman untuk membatasi para pekerja dan alat berat, penggunaan helm yang masih belum bisa dijadikan tradisi di dalam area perusahaan. Itu hanyalah sebagian permasalahan terhadap implementasi HSE di perusahaan tersebut. Di sisi lain PT.INDONESIA PRINTER sudah melaksanakan HSE dengan baik, seperti penggunaan masker ketika masuk area produksi, penggunaan sepatu safety/pengaman, pegelolaan limbah pabrik yang sangat baik. Dari segi kesehatan perusahaan tersebut sangat memperhatikan kesehatan para pekerjanya, dari segi lingkungan pun perusahaan juga sangat menjaga ekosistem lingkungan sekitar pabrik. Namun sangat di sayangkan perusahaan kurang memperhatikan para pekerjanya dari segi keselamatan, karna masih belum ada nya kewajiban menggunakan helm, padahal penggunaan sepatu safety sudah sangat bagus untuk menunjang keselamatan para pekerja, tapi akan lebih bagus lagi apabila didukung dengan penggunaan helm. Karena sudah jelas ada peraturan undang-undang tentang keselamatan kerja, maka seharusnya perusahaan memberikan hak-hak tersebut kepada para pekerja. Selain untuk melindungi keselamatan para pekerja, dengan kembali memperhatikan penggunaan helm dalam keselamatan bekerja, perusahaan juka akan mendaptkan kembali sertifikasi ISO 9001 yang akan menjadi kebanggaan perusahaan, dan untuk menunjang persaingan dalam dunia bisnis terutama dengan perusahaan percetakan lainnya. Penutup Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional. Apabila ada kritik ataupun saran yang ingin di sampaikan oleh pembaca, saya akan menerima kritik dan saran tersebut dengan senang hati. Karna saya sadar bahwa tugas ini masih sangat jauh dari sempurna, dan saya pun sangat memerlukan kritik dan saran dari pembaca agar saya tahu kesalahan dan kekeliruan saya. Sekian ucapan penutup dari saya, apabila ada kesalahan ataupun kekeliruan dalam penulisan tugas makalah ini, saya mohon maaf. Terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Sumber: Bapak. Dedeng Wahyu Edi,SE.MM Sumber: Bapak. Marno (manager PPIC) Sumber: Bapak rusdi (kepala produksi) Sumber: http://sentral-sistem.com/artikel-hse39-Cara-Cepat-Memahami-Konsep-Sistem-Manajemen-K3L.html Sumber : http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/04/apa-itu-hse.html Sumber : google.com Sumber : wikipedia


Comments

Copyright © 2024 UPDOCS Inc.