JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA KELOMPOK : 2 SHIFT : A Reguler A Difenhidramin HCl 12 ,5 mg/5 ml SOAL : I. Latar Belakang Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih, disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah dan disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada percobaan ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alcohol (Kartini, 2000). Bentuk sediaan cair sering digunakan untuk pasien yang susah mengkonsumsi tablet atau kapsul terutama pada anak-anak, karena sediaan cair mudah untuk di konsumsi dari pada bentuk tablet. Selain itu sediaan cair biasanya dapat menutupi rasa tidak enak atau rasa pahit dari obat, tetapi sediaan cair lebih mudah rusak oleh tempat penyimpanan sediaan, sediaan bentuk ini juga mudah terkontaminasi oleh bakteri karena air merupakan media yang paling bagus untuk pertumbuhan bakteri. Dengan demikian pembuatan sediaan liquid dengan aneka fungsi sudah banyak digeluti oleh sebagian besar produsen. Sediaan yang ditawarkanpun sangat beragam mulai dari segi pemilihan zat aktif serta zat tambahan, sensasi rasa yang beraneka ragam, hingga merk yang digunakan pun memiliki peran yang sangat penting dari sebuah produk sediaan liquid (Kartini, 2000). Berdasarkan fakta diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembuatan sediaan liquid terdapat kelebihan dan kekurangan. Diharapkan agar dapat mempertahankan kelebihannya, dan mengatasi kekurangan tersebut dengan membuatnya lebih baik lagi, agar dapat diterapkan dalam dunia kerja dan bisa didapatkan efek terapi yang diharapkan (Kartini, 2000). II. Preformulasi 1. Difenhidramin HCl (Depkes RI, 1995) Struktur kimia C17H22NOHCl Rumus molekul Nama kimia Diphenhydramini Hydrochloridum Sinonim Berat molekul 291,82 Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Jika terkena cahaya, perlahan-lahan warnanya menjadi gelap. Larutannya praktis netral terhadap kertas lakmus P Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform; agak sukar larut dalam aseton; sangat sukar alrut dalam benzene dan dalam eter pH larutan PKa Titik lebur Antara 167° dan 172° Stabilitas · Panas · Hidrolisis/oksidasi · Cahaya Kegunaan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya Kesimpulan : Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : Larutan (krim/salep) : Kemasan : b. Zat Tambahan 1. Asam Sitrat (Depkes RI, 1995) Struktur kimia Rumus molekul C6H8O7. H2O Nama kimia Acid Citras Sinonim 2-Hydroxypropane-1,2,3-tricarboxylic acid monohydrate Berat molekul 210,14 Pemerian Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter pH larutan 0,6 PKa 3,15 - 6,40 Titik lebur 426 K (153 °C) Konstanta Dielektrik 6 Bobot jenis 192,13 u Stabilitas · Panas · Hidrolisis/oksidasi · Cahaya Terurai melepaskan karbondioksida dan air. Kegunaan Penambah rasa asam, pengawet. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. 2. Sirup Simplex (Depkes RI, 1995) Struktur kimia - Rumus molekul C12H22O11.H2O Nama kimia - Sinonim - Berat molekul 342.30 Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau; rasa manis Kelarutan Larut dalam air; mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam eter pH larutan - pKa - Titik lebur 180 oC Konstanta Dielektrik - Bobot jenis 1,587 g/mol Stabilitas · Panas · Hidrolisis/oksidasi · Cahaya Dalam kadar tinggi dapat membentuk Kristal gula Kegunaan Sebagai pemanis Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 3. Propilen glikol (Depkes RI, 1995) Struktur kimia Rumus molekul C3H8O2 Nama kimia 1,2-propanadiol Sinonim 1,2-Dihidroksipropana; 2-hidroksipropanol; metil etilen glikol; methyl glycol; propan-1,2-diol; propylenglycolum Berat molekul 76,09 Pemerian Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air pada udara lembab Kelarutan Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform; larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak pH larutan 6,0 -8,0 pKa - Titik lebur -59 oC Konstanta Dielektrik - Bobot jenis Antara 1,035 dan 1,037 Stabilitas · Panas · Hidrolisis/oksidasi · Cahaya Dapat teroksidasi jika suhu tinggi dan udara terbuka Kegunaan Antimikroba; desinfektan; humektan; pelarut; stabilisator Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat 4)Metil Paraben ( Rowe et al, 2009 ; DepKes RI, 1979) : Struktur kimia Rumus molekul C8H8O3 Nama kimia Metil-p-hidroksibenzoat Sinonim Nipagin M Berat molekul - Pemerian Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, mempunyai sedikit rasa terbakar Kelarutan sukar larut dalam air, sukar larut dalam benzena, sukar larut dalam tetraklorida, mudah larut dalam etanol, dan eter. pH larutan 3-6 pKa 8,4 pada 220C Titik lebur 125º-128ºC Konstanta Dielektrik - Bobot jenis - Stabilitas · Panas · Hidrolisis/oksidasi · Cahaya Mudah terurai oleh cahaya Kegunaan Zat tambahan ; Zat Pengawet Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertututp rapat 5) Aquadest (Rowe et al, 2009; Depkes RI,1995) : Struktur kimia O H H Rumus molekul H2O Nama kimia Dihidrogen monoksida; hidrogen hidroksida Sinonim Aqua destilata; aqua purificata Berat molekul 18,02g/mol Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau Kelarutan - pH larutan 5,0 – 7,0 pKa - Titik lebur 0oC Konstanta Dielektrik - Bobot jenis 1 g/cm3 Stabilitas · Panas · Hidrolisis/oksidasi · Cahaya Stabil di udara Kegunaan Pelarut Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertututp rapat III. Permasalahan Farmasetika Permasalahan Farmasetika pada formula yang ingin dibuat adalah sebagai berikut : 1. Zat aktif berasa khas lemah 2. Zat aktif stabilitas terhadap mikroba yang rendah, 3. Menghindari terjadinya caplocking pada bibir botol, 4. Zat aktif tidak stabil terhadap cahaya 5. Aroma sediaan kurang enak 6. Warna sediaan kurang menarik IV. Penyelesaian Masalah Cara penyelesaian masalahnya adalah dengan cara sebagai berikut : 1. Ditambahkan pemanis seperti sirupi 20%, sorbitol, saccharin, gliserol, sirupus simplex 2. Diberi tambahan zat pengawet seperto nipagin, gliserin, propilen glikol dan nipasol 3. Diberi anti caplocking agent seperti gliserin, propilen glikol dan sorbitol 4. Dipilih wadah yang dapat melindungi dari cahaya seperti botol warna gelap dan warna botol warna terang 5. Diberikan pengaroma seperti menthol 6. Diberi zat pewarna seperti warna merah, warna kuning dan warna hijau V. Pendekatan Formula (Formula Yang Diusulkan) NO. Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Penambahan 1 Difenhidramin HCl 250 mg Zat aktif 2 Sirup simplek 25 ml pemanis Agar rasa tidak enak dari zat aktif bisa tertutupi 3 Propilen glikol 15 ml Anti caplocking Agar tidak terjadi kristalisasi pada daerah mulut botol dan untuk melarutkan metal paraben 4 Metil paraben 20 mg pengawet Sebagai pengawet untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba 5 Asam sitrat 0,5 g buffer Sebagai buffer 6 Lemon essence qs pengharum Agar aromanya wangi 7 Yellow colour qs pewarna Agar terlihat lebih menarik VI. Perhitungan Difenhidramin HCl 12,5 mg/5 ml x 100 ml = 250 mg Sirup simplek 25/100 x 100 ml = 25 ml Propilen glikol 15/100 x 100 ml = 15 ml Metil paraben 0,02% = 20 mg Asam sitrat 0,5 g Lemon essence qs Yellow colour qs Aquadest ad 100 ml VII. Penimbangan NO. Bahan Jumlah dalam formula Jumlah penimbangan 1 Difenhidramin HCl 250 mg 2 Sirup simplek 25 ml 3 Propilen glikol 15 ml 4 Metil paraben 20 mg 5 Asam sitrat 0,5 g 6 Lemon essence qs 7 Yellow colour qs VIII. Prosedur Pembuatan. 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Kalibrasi botol 100 ml 3. Ambil dan timbang semua bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang diperlukan sesuai dengan petunjuk 4. Larutkan Difenhidramin HCL dengan air secukupnya 5. Larutkan metil paraben dengan propilen glikol 6. Larutkan asam sitrat dengan air secukupnya 7. Campurkan difenhidramin yang telah larut dan asam sitrat yang telah larut kedalam gelas beaker yang berisi metal paraben yang telah larut 8. Tambahkan lemon essence 1-2 tetes 9. Tambahkan yellow colour 1-2 tetes 10. Kocok campuran 11. Masukan dalam botol yang telah dikalibrasi dan beri etiket IX. Analisis titik kritis pembuatan sediaan 1. Semua eksipien dapat bercampur dengan zat aktif 2. Metil paraben dan sediaan yang berbentuk serbuk harus dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut sesuai X. Evaluasi 1. Larutan No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Jumlah sampel Hasil pengamatan Syarat 1 Uji organoleptis (warna, bau, rasa dan kejernihan) Pengamatan secara visual. 1 Warna : kuning Bau : Lemon Essence Rasa : Pahit dan sedikit rasa lemon Kejernihan : terdapat partikel-partikel kotor kecil Warna : dapat bertahan dalam waktu yang sama Bau : harus tidak timbul bau yang tengik Rasa : tidak terjadi perubahan rasa yang aneh dan tidak menimbulkan rasa yang tidak nyaman 2 Uji pH larutan Berdasarkan perubahan warna pada kertas pH indikator yang kemudian dibandingkan dengan warna standar pada berbagai pH. 1 pH = 3 Sama tidak berubah 3 Penentuan densitas larutan (FI IV, 1030) Menentukan densitas larutan dengan menimbang massa larutan sebanyak volume tertentu (10 mL) dengan piknometer yang kemudian dibandingkan dengan cairan yang telah diketahui densitasnya (aquadest) pada suhu tertentu 1 1,924 Tidak terjadi perubahan 4 Penentuan viskositas larutan dengan alat Hoppler Mengukur waktu yang dibutuhkan oleh bola yang digunakan untuk jatuh sejauh jarak tertentu. 2 5 Uji stabilitas sediaan Sediaan disimpan pada temperatur kamar untuk mengamati lamanya stabilitas sediaan. 1 6 Uji volume terpindahkan Pengukuran volume sediaan dengan gelas ukur. 30 99,99 ml Tidak berubah volume yang secara signifikan 7 Penetapan kadar zat aktif Penetapan kadar zat aktif dengan metode analisis yang sesuai 1 Perhitungan Piknometer Diketahui : W kosong = 16,41 gr W sediaan = 26,80 gr W air = 26,13 gr Ditanya : ? Jawab : Bobot Jenis Sediaan = = x 1,8 = 1,924 XI. Hasil Percobaan (untuk Laporan) No Perlakuan Hasil 1 Botol dikalibrasi pada volume yang ditentukan v = 100 mL 2 Difenhidramin HCl ditimbang sebanyak 250 mg 3 Difenhidramin dilarutkan dalam aquades secukupnya dalam labu ukur 4 Bahan eksipien ditimbang/diambil v propilem glikol = 15 mL m metil paraben = 20 mL v asam sitrat = 0,5 mL v lemon essence = 2 tetes v yellow colour = 2 tetes v sirupus simplex = 25 mL 5 Dilarutkan dalam propilen glikol, kemudian di tambahkan dengan asam sitrat 6 Campuran metal paraben, propilen glikol dan asam sitrat dimasukkan kedalam labu larutan difenhidramin HCl 7 Campuran digojok hingga homogen 8 Campuran dimasukkan dalam botol yang tekah dikalibrasi 9 Larutan di add dengan aquades sampai tanda batas v larutan = 100 mL 10 Dilakukan evaluasi pada sediaan larutan Warna : kuning Bau : Lemon Essence Rasa : Pahit dan sedikit rasa lemon Kejernihan : terdapat partikel-partikel kotor kecil XII. Pembahasan Percobaan kali ini adalah pembuatan larutan Difenhidramin HCl. Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih, disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah dan disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada percobaan ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol (Kartini, 2000). Perbedaan larutan dan eliksir adalah, larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih komponen yang membentuk fasa tunggal homogen dalam skala molekuler. Bagian terbesar dalam sistem larutan adalah pelarut (solvent) yang menentukan fasa larutan. Bagian yang terlarut dinamakan solute yang merupakan fasa terdispersi dalam bentuk molekul atau ion dalam pelarut. Sedangkan eliksir adalah suatu larutan sejati dengan jumlah bahan berkhasiat sesuai dengan dosis yang digunakan mempunyai kelarutan dalam air rendah. Golongan obat yang termasuk didalam elektrolit lemah dan molekul non polar sering menunjukkan kelarutan yang tidak begitu rendah dalam air. Eksipien yang digunakan dalam percobaan ini adalah sirup simplek 25 mL, propilen glikol 15 mL, metil paraben 20 mg, lemon essence 2 tetes, asam sitrat 0,5 gr dan yellow colour 2 tetes. Fungsi dari setiap eksipien adalah ; sirup simplek adalah sebagai pemanis, propilen glikol sebagi anti caplocking, metil paraben sebagai pengawet, lemon essence berfungsi untuk menutupi bau yang kurang enak, asam sitrat sebagai buffer dan yellow colour sebagai pewarna. Urutan pencampuran yang baik pada pembuatan larutan Difenhidramin HCl adalah Campurkan difenhidramin yang telah larut dan asam sitrat yang telah larut kedalam gelas beaker yang berisi metal paraben yang telah larut, tambahkan lemon essence 1-2 tetes, tambahkan yellow colour 1-2 tetes, kemudian kocok campuran. Hasil evaluasi yang didapatkan H0 didapatkan pengamatan ornaloleptis difenhidramin didapatkan warna ; kuning, bau ; lemon essence, rasa ; pahit dan sedikit rasa lemon dan kejernihannya terdapat partikel-partikel kotor kecil. PH dari larutan larutan setelah diukur menggunakan kertas pH adalah 3, densitas larutannya (bobot jenis sediaan) sebesar 1,924 dan terpindahkan sebesar 99,99%. Dari pengamatan selama 3 hari tidak terdapat perubahan yang signifikan dari larutan tersebut mulai dari warna, rasa baud an tidak terjadi terjadi pertumbuhan mikroba. XIII. Kesimpulan 1. Larutan Difenhidramin HCl yang dibuat pada percobaan ini berkhasiat sebagai obat batuk 2. Pengamatan organoleptis warna ; kuning, bau ; lemon essence, rasa ; pahit dan sedikit rasa lemon dan kejernihannya terdapat partikel-partikel kotor kecil 3. Bobot jenis larutan 1,924 4. Volume terpindahkan larutan adalah 99,99% 5. Dari pengamatan selama tiga hari tidak terjadi pertumbuhan mikroba XIV. Daftar Pustaka Anonimus. 2004. European Pharmacopoeia. The 5th Ed. Council of Europe. Strasborough Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kartini. 2000. Larutan Tirtawi. Jakarta : Penerbit Erlangga Rowe,Raymond C; Sheskey, Paul J; Quinn, Marian E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients. USA : Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association 2009 EVALUASI SEDIAAN Penentuan Bobot Jenis Larutan dengan Piknometer (FI IV p.1030) 1. Gunakan piknometer bersih dan kering 1. Timbang piknometer kosong 1. Timbang piknometer yang berisi air yang baru dididihkan 1. Timbang piknometer yang berisi sediaan larutan. 1. Bobot jenis sediaan = Diketahui: bobot jenis air pada suhu 20C = 997,18 gram/liter bobot jenis air pada suhu 25C = 996,02 gram/liter bobot jenis air pada suhu 30C = 994,62 gram/liter Penentuan Viskositas Larutan dengan Alat Brookfield a. pilih spindel sesuai dengan viskositas cairan yang hendak diukur. b. pasang spindel pada gantungan spindel. c. turunkan spindel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup ke dalam cairan yang hendak diukur viskositasnya. d. pasang stop kontak. e. hidupkan motor sambil menekan tombol. f. biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala. g. catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. (untuk menghitung viskositas, angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat dikutip dari tabel yang terdapat pada brosur alat.) h. dengan mengubah-ubah ppm, akan diperoleh viskositas cairan pada berbagai ppm. Penentuan pH larutan (FI IV p. 1039) Uji pH larutan dilakukan dengan menggunakan kertas pH atau dengan pH meter. Penentuan Volume Terpindahkan (FI IV p. 1089) a. Tuang isi dari tiap wadah perlahan-lahan ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi. b. Diamkan selama 30 menit. c. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari campuran: volume rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah kurang dari 95% volume yang dinyatakan pada etiket. Penentuan Organoleptis 1. Warna larutan diamati. 1. Bau larutan dicium. 1. Sediaan sediaan dirasakan. Pengamatan Pertumbuhan Mikroorganisme, Cap-locking, dan Pengendapan Amati sediaan selama beberapa hari untuk mengamati adanya pertumbuhan mikroorganisme, cap- locking dan pengendapan. Tinggi Sedimentasi Hv/Ho (cm) 10’ 20’ 30’ 60’ 2 jam 1 hari 3 hari