CONTOH ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA PADA LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF (Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif di Universitas Negeri Makassar) MUH. ALFIANSYAH 1211041019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015 IDENTITAS CONTOH LAPORAN PENELITIAN KUALITATIF YANG DIJADIKAN RUJUKAN Judul Laporan : Laporan Penelitian Penerimaan Remaja Laki â Laki dengan Perilaku Antisosial terhadap Peran Ayahnya di dalam Keluarga. Jenis Tulisan : Laporan Hasil Penelitian Penulis : M. Salis Yuniardi, S. Psi., M. Psi. Tahun : 2008-2009 Lokasi Penelitian : Malang Jangka Waktu Penelitian : Satu Tahun Biaya Penelitian : Rp. 4. 000.000, - Sumber Biaya : Anggaran Dana Pembinaan Pendidikan (DPP) Universitas Muhammadiyah Malang berdasarkan SK Pembantu Rektor I Nomor e.d/846/BAA-UMM/IX/2008. Lembaga : Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang HASIL MENELAAH ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Prosedur Analisa Data Penulis Laporan Penelitian Penerimaan Remaja Laki â Laki dengan Perilaku Antisosial terhadap Peran Ayahnya di dalam Keluarga yang dijadikan rujukan, merujuk prosedur analisis data yang digunakan dalam laporan penelitiannya pada teori yang dikemukakan oleh Patton dan Smith. Analisa data menurut Patton (dalam Yuniardi, 2009:38) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan dasar. Smith dalam Poerwandari (dalam Yuniardi, 2009:38) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam melakukan analisa data, yaitu: 1. Menuangkan hasil wawancara menjadi transkrip. 2. Membaca transkrip / verbatim secara berulang â ulang hingga dapat memahami kasus tersebut. 3. Menuliskan tema â tema atau kata â kata kunci yang merupakan inti dari teks yang dibaca. 4. Membuat analisa hubungan antara tema â tema yang ada. 5. Menyusun daftar tema â tema serta kategori â kategori yang ada, sehingga terbentuk suatu pola hubungan antar kategori. Metode Analisa Data Pada penelitian tersebut Penulisnya menggunakan strategi analisa dengan mendasarkan pada proposisi teoritis. Dalam strategi ini, sejak awal tujuan dan desain studi kasus dibuat dengan sejumlah proposisi teoritis yang tercermin dalam pertanyaan penelitian, tinjauan literatur dan pemahaman hal-hal baru. Proposisi teoritis yang dijadikan dasar kemudian kemudian membentuk perencanaan pengumpulan data dan membantu peneliti untuk memusatkan diri pada data tertentu. Dengan cara ini, proposisi teoritis tentang hubungan timbal balik dapat menjawab pertanyaan âapaâ dan âbagaimanaâ. Selanjutnya ada dua macam proses analitis yang akan dilakukan oleh Penulis laporan penelitian yang dijadikan rujukan tersebut dalam menganalisa hasil penelitiannya, yaitu: dilakukan secara intra kasus dan antar kasus. a. Analisa Intra Kasus Bagian metode analisis data pada penelitian tersebut diuraikan secara rinci menganai analisa intra kasus. Miles dan Huberman (dalam Yuniardi, 2009:40) menyatakan bahwa proses analisis intra kasus dilakukan untuk mengetahui apa (what) apa yang terjadi pada setiap kasus, dan bagaimana (how) hal tersebut terjadi, mengapa (why) hal tersebut terjadi, penjelasan logis (logical explanation) untuk memahami fenomena yang diteliti tersebut. Walaupun desain penelitian adalah multiple case study, analisa intra kasus dilakukan seolah-olah setiap kasus adalah kasus tersendiri dan diperlakukan sebagai single case study. Gambaran yang diperoleh dari masing-masing kasus dalam penelitian akan menegaskan sejumlah proposisi teoritis yang menjadi dasar untuk generalisasi analitis dari masing-masing masalah yang diteliti. b. Analisa Antar Kasus Miles dan Huberman (dalam Yuniardi, 2009:41) menyatakan bahwa masing-masing kasus unik. Walaupun begitu, analisis antar kasus perlu dilakukan untuk mengetahui gambaran umum yang terjadi pada masing-masing kasus. Analisa yang digunakan oleh Penulis laporan tersebut adalah pendekatan strategi orientasi pada variabel. Analisis dilakukan dengan cara mencari tema dalam setiap kasus. Pada penelitian tersebut Penulisnya lebih mengutamakan kedalaman sehingga analisis dilakukan terlebih dalam bentuk intra kasus. Data yang berasal dari wawancara dan observasi per-kasus dialihkan menjadi teks tertulis untuk dianalisa. Selanjutnya, untuk mengetahui gambaran umum yang terjadi pada masing-masing kasus dilakukan analisis antar kasus. Pengodean (Coding) Tabel 4.1. Gambaran Umum Subyek Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Inisial A AD P Alamat Belimbing Malang Koja Jakarta Utara Semarang Usia 17 tahun 17 tahun 19 tahun Agama Islam Islam Islam Suku Jawa Betawi Jawa Pendidikan terakhir SMP SD SMA Pekerjaan Pelajar STM Kelas 3 - Mahasiswa Kasus Kurir narkoba Kurir Narkoba Pengedar Narkoba Hukuman 3 bln 5 bln 13 bln Setelah data lapangan Penulis telaah dan dilakukan analisis awal, maka proses selanjutnya yang dilakukan adalah pengodean (coding). Pengodean menurut Mc Millian dan Schumacher (dalam Sundusiah 2010:10) adalah proses membagi data ke dalam bagian-bagian sistem klasifikasi. Hal ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Penulis yang melakukan pengodean (coding) terhadap subjek penelitiannya. Berdasarkan tabel di atas jelas terlihat bahwa Penulis memberikan kode A untuk subjek 1, kode AD untuk Subjek 2 dan kode P untuk subjek 3. Pengodean yang dilakukan Penulis bertujuan untuk mempermudah menjelaskan atau menguraikan karakteristik atau ciri-ciri pribadi subjeknya serta hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap ketiga subjek tersebut. pengodean tersebut akan digunakan oleh peneliti sampai analisis data selesai dilakukan. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa uraian pertama Penulis mengenai karakteristik pribadi subjeknya yang meliputi tinggi badan, berat badan, warna kulit, potongan rambut dan suatu yang khas dari badan subjek (seperti tanda lahir, tatto dan sebagainya). Selain itu, pada bagian awal tersebut Penulis menguraikan hasil observasi dan wawancara penulis dengan para subjeknya pada hari-hari pertama. Tabel 4.2. Identitas Orang Tua A Ayah Ibu Nama TM AS Umur + 44 tahun + 43 tahun Suku Bangsa Jawa Jawa Agama Islam Islam Pendidikan SD SD Pekerjaan Mandor Buka warung nasi Pengoden selanjutnya yang dilakukan oleh Penulis yakni pengodean terhadap identitas orang tua subjek hal ini dilakukan untuk mepermudah membedakan orang tua subjek saat menguraikan gambaran umum tentang subjeknya.Gambaran umum tentang subjek yang diuraikan oleh Penulis yakni latar belakang kehidupan subjeknya. Kategorisasi Data Setelah mendapatkan catatan lapangan dan kode-kode penelitian. Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh Penulis adalah writes-ups! Menuliskan beberapa data yang diperoleh ke dalam beberapa kategori. Kategori yang digunakan dapat merupakan kategori yang dikembangkan sendiri oleh peneliti, kategori dari responden (kategori emik), kategori dari peneliti terdahulu (kategori etik), atau menggabungkan semua kategori tadi (Alwasilah dalam, Sundusiah 2010:15). Setelah melakukan pengodean tahap selanjutnya adalah kategorisasi data. Pada ke dua tabel pada bagian sebelumnya dapat dilihat bahwa Penulis mengkategorisasikan data yang diperolehnya pada saat wawancara dan observasi dengan subjeknya menjadi beberaa kategori. Kategorisasi data yang dilakukan oleh Penulis terhadap subjeknya pada tabel pertama aalah inisial, alamat, usia, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan, kasus dan hukuman yang dijalani oleh subjeknya. Sedangkan untuk tabel kedua mengenai identitas orang tua subjek yang meliputi Nama, Umur, Suku Bangsa, Agama, Pendidikan dan Pekerjaan. Pengkategorian pada tabel kedua ini dilakukan sebab informasi tersebut dibutuhkan oleh Penulis pada beberapa bagian selanjutnya. Setelah dilakukan pengategorisasian seperti tadi, selanjutnya jelaskanlah ciri-ciri setiap kategori dan buatlah aturan yang memayungi kategori tersebut. Guba dan Lincoln (1981) dalam Alwasilah (dalam, Sundusiah 2010:16), menjelaskan mekanisme (1) konvergensi dan (2) divergensi dalam mengembangkan ketegori. Mekanisme konvergensi merujuk apada mekanisme pengumpulan data atau informasi sejenis dalam satu payung kategori dengan argumen homogenitas. Sedangkan mekanisme divergensi mengacu pada pencopotan data atau informasi dari kategori yang sudah terbentuk dengan argumen heterogenitas. Hal ini sejalan yang dilakukan oleh Penulis setelah mengkategorikan data dilanjutkan penjelasan mengenai kategori tersebut (tabel bagian pertama) yang secara rinci diuraikan dalam laporan penelitian tersebut pada bagian gambaran umum subjek. Pada bagian ini Penulis mendeskripsikan data tentang ketiga subjeknya berdasarkan data yang telah dikategorikan tersebut kedalam beberapa paragraf. Sedangkan untuk tabel kedua lebih rinci Penulis uraikan pada bagian selanjutnya, yakni pada bagian hasil wawancara yang meliputi identitas serta keseharian orang tua subjek penelitian. Analisis Antar Kasus Pada bagian ini Penulis menguraikan persamaan dan perbedaan kasus yang dialami ketiga subjek penelitiannya sesuai dengan hal yang ingin dicapai Penulis tersebut dalam penelitiannya. Dengan kata lain pada bagian ini Penulis membuat generalisasi terhadap hasil observasi dan wawancara yang diperoleh dari ketiga subjeknya tersebut. Analisis antar kasus ini digunakan oleh penulis sebagai jembatan menuju ke pembahasan hasil penelitian. Berikut ini kutipan uraian isi analisis antar kasus yang ditulis oleh Penulis laporan tersebut. Dari keseluruhan subyek memiliki persepsi yang hampir serupa mengenai peran ayah. Kesemua subyek melihat jika peran ayah dalam sebuah keluarga adalah sangat penting. Ia adalah kepala, pemimpin, dan tiangnya keluarga. Dalam perannya ini, tugas paling utama dari seorang ayah adalah sebagai pencari nafkah bagi keluarga sehinga bisa menjamin kehidupan anak-anak dan istrinya (Yuniardi, 2009:63). DAFTAR PUSTAKA Sundusiah, S. 2010. Analisis data Kualitatif. Depok: Universitas Pendidikan Indonesia. Yuniardi, S. 2009. Laporan Penelitian Penerimaan Remaja Laki â Laki dengan Perilaku Antisosial terhadap Peran Ayahnya di dalam Keluarga. Malang: Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. 9
Comments
Report "Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif"