1. Makalah ICTPeranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia Disusun Oleh: Dikka Amelia Ferdiana 0311 12 147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2012 2. Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atasrahmat dan kasih sayangNya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ICTdengan judul “Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam KemajuanPendidikan di Indonesia” dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yangpenulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunanmateri ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari pihak-pihaklain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen mata kuliah ICT Bapak Aries Mesya, M.Kom yang telah memberikan tugas, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini. 2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. 3. Pihak-pihak yang menjadi sumber materi dalam bentuk media internet. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiranbagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yangdiharapkan dapat tercapai, Amiin. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, makadari itu kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk penyempurnaan makalah. Bogor, Oktober 2012 Penulis 3. Daftar IsiKata Pengantar .......................................................................................... iDaftar Isi.................................................................................................... iiBAB I Pendahuluan .................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1 1.2 Manfaat .................................................................................... 4BAB II Pembahasan .................................................................................. 5 2.1 Landasan Pemikiran ................................................................ 5 2.2 Pergeseran Pandangan Tentang Pembelajaran ........................ 7 2.3 Tujuh Peranan Teknologi Informasi........................................ 9 2.4 Kreatifitas dan Kemandirian Belajar ....................................... 10 2.5 Media Pembelajaran ................................................................ 12 2.6 Kendala.................................................................................... 13 2.7 Peran Guru............................................................................... 14BAB III Penutup ....................................................................................... 16 3.1 Kesimpulan.............................................................................. 16Daftar Pustaka ........................................................................................... 17 4. BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telahmemberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam prosespembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaanTIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan kepenampilan, (2) dari ruang kelas di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “online” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktusiklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan denganmenggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melaluihubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-mediatersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsungdengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkupyang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya denganmenggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalahberkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaituproses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yangmakin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran denganmenggunakan media Teknologi Komunikasi dan Informasi khususnya internet.Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologiinternet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yangbelandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengankemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagimateri ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melaluikomputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskanpada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigmapembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagaimodel pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training),CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE 5. (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (IntegratedLearning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT(Web-Based Training), dsb. Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat dipenghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikandampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagaiaspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasiyang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengansangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan ataukebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untukmemperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akanmemberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yangamat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagainegara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaaninternet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia moderndalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudahtentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umatmanusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yangingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitasdirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubahwajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yangditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelasmaupun di luar kelas. Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melaluijaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapununtuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman.Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepatatau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagaialat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telahmenurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang 6. memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadidi Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya,kesehatan, pendidikan, dsb, termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internetdalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengandunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul"Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakanbahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda denganruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputerdi mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depankelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "Cyber Classroom"atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitaspembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yangdisebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer daninternet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitaspembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materibelajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yangsesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat ataucepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya.Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal ataulunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehinggamemberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutanbaik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini,guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peransebagaimana dikemukakan di atas. Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masamendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis sepertisekarang ini, akan tetapi berupa: (1) Komputer Notebook dengan akses internettanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan,materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital sertaperekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uangelektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone 7. bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV,(4) Alat-alat musik, (5) Alat olah raga, dan (6) Bingkisan untuk makan siang. Halitu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupaperlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer daninternet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebihefektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan.Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnyaitu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi prosespembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaranyang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanyaketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurangmemiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolahdasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikanpeningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan,menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memilikikemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dandemikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untukmembimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.1.2 Manfaat Makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pihak-pihak yangmembutuhkan khususnya penulis, yaitu agar mengetahui pemanfaatan ICT denganbaik dan benar, memanfaatkan ICT dalam pendidikan khususnya untukmemajukan pendidikan di Indonesia. 8. BAB II PEMBAHASAN2.1 Landasan Pemikiran Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistempendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, makapengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Pengembangankurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atasberbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis danlain sebagainya. Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memilikipengetahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikannasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pulauntuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2) meningkatkan kemampuanmanusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutukehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional.Dengan menyadari hal itu, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasipada perkembangan zaman dan masyarakat. Selanjutnya dalam Pasal 37 UU No. 2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-kaidah, bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan danketerampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbalbalik dengan lingkungan serta kemampuan mengembangkan diri (2) kemampuanakademik dan atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, danmenciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto,1993: 47). Sementara itu Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwakebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal 9. ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, kedudukankebudayaan merupakan variabel yang penting. Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depanadalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hakserta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yangkonkrit dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, disamping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri. Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedangditempa oleh fenomena sosial yang amat besar yaitu gelombang reformasi danisu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan lingkungan hidup, makaperlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi maupun reorientasi kurikulum.Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebabhal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu. Perbedaanindividu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya,dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yang perludiperhatikan dalam mengembangkan kurikulum. Landasan lain yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teoribelajar, yaitu tentang bagaimana peserta didik belajar. Banyak sekali teori belajaryang dikenal saat ini. Teori-teori tersebut dikembangkan terutama dari psikologi,Ratna Wilis Dahar (1989) antara lain menyebutkan: (1) behaviorisme (IvanPavlov): Classical Conditioning; E.L Thorndike: Hukum pengaruh ; B.F Skinner:Operant Conditioning); (2) Cognitive (Akomodasi dan Asimilasi dari Piagiet;belajar bermakna dari Ausubel; Skemata) dan sebagainya tentu saja amat bergunadalam pengembangan kurikulum. Y. Marpaung (2000: 2) dalam hasil wawancaranya dengan guru antara lainmenyebutkan bahwa apabila siswa ditanya oleh guru dan apabila pertanyaan yangdiajukan oleh guru agak sulit dan mereka tidak yakin bahwa jawabannya benarmaka mereka akan diam. Hasil penelitian Munawir Yusuf (1997: iii) menyebutkan 10. bahwa terdapat: (1) 68% siswa yang mengalami kesulitan belajar menbaca, (2)71,8 % kesulitan belajar menulis, dan (3) 62,2% kesulitan belajar berhitung. Duacontoh tersebut di atas merupakan satu dari masalah yang berkaitan dengan hal"bagaimana" seharusnya memperoleh perolehan, sehingga peserta didik diajakuntuk berfikir dan menghayati bahan ajarnya. Gencarnya perkembangan iptekmenuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka dapat memasukidunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut, M.S.U Munandar(1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untukmembuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada. Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan di atas, pengembangankurikulum "Pendidikan Teknologi " untuk siswa di jenjang pendidikan dasarnampaknya merupakan salah satu alternatif yang "dapat" mengatasi masalahberkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnyamerupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmupengetahuan dan teknologi dimana peserta didik diberi kesempatan untukmembahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menanganiperalatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, sertamembuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatanmerancang dan membuat (BTE, 1998: 7).2.2 Pergeseran pandangan tentang pembelajaran Manfaat dan perkembangan teknologi informasi telah merubah cara belajardan mengajar dari kondisi tradisional. Pengembangan teknologi informasi onlinememudahkan siswa memilih cara memperoleh informasi. Dan guru dapatmengajar melalui media online dan berkomunikasi secara fleksibel dalamberinteraksi (Siew Choo Soo, 2002). Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran,ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akseskepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembagapendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan 11. dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuandan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untukmembantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnyaperkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentangpembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional dimasa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandangsebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa,(3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atausoliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepadasatuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan denganperkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaranyaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktifdan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsungintegratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan,kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkanpemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individualmaupun kelompok. Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peranguru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utamainformasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitatorpembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2)dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebihbanyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiapsiswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajarantelah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadipartisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembalipengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) daripembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaranberkolaboratif dengan siswa lain. 12. 2.3 Tujuh Peranan Teknologi Informasi Sesuai dengan hakekat dan karakteristiknya, paling tidak terdapat 7 (tujuh)peranan utama teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Ketujuh perananstrategis tersebut terkait langsung dengan 4 (empat) pilar utama penopangarsitektur sistem institusi pendidikan yang baik yaitu konten dan kurikulum,proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan kultur, serta fasilitas danjaringan prasarana yang ditunjangoleh 3 (tiga) entitas pendukungoperasional,masing-masing adalah infrastruktur dan suprastruktur, kegiatanoperasional terpadu, dan sistem manajemen mutu. Berdasarkan sejumlah aspek inilah maka diturunkan 7 (tujuh) perananteknologi informasi (Indrajit, 2005), yaitu:1. Teknologi informasi merupakan sumber atau gudang ilmu pengetahuankarena dengan memanfaatkan jaringan raksasa semacam internet, pengajarmaupun peserta didik dapat mengakses secara bebas ribuan bahkan jutaan sumberpengetahuan di seluruh dunia disamping memberikan kesempatan bagi parastakeholder pendidikan untuk saling berinteraksi di dunia maya denganmenggunakan berbagai fasilitas seperti chatting, email, mailing list, newsboard,dan discussion forum2. Teknologi informasi sebagai alat bantu pengajar maupun peserta didikdalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan memanfaatkankomputer dan sejumlah aplikasinya sebagai media simulasi, alat bantu ilustrasi,sarana interaksi, dan lain sebagainya;3. Teknologi informasi sebagai standar kompetensi dan keahlian yang harusdimiliki oleh pengajar, peserta didik, penyelenggara pendidikan, dan stakeholderterkait lainnya (misalnya: orang tua, pemerintah, dan masyarakat) karenamerupakan prasyarat mutlak agar pendidikan berbasis teknologi informasi dapatdilakukan secara efektif.4. Teknologi informasi sebagai peluang terjadinya sebuah transformasi sistempendidikan masa depan terutama dengan diperkenalkannya sejumlah konsepsemacam e-library, virtual class, digital library, dan lain-lain yang tidak lagibergantung pada batasan-batasan fisik dari sumber daya (Morton, 1991); 13. 5. Teknologi informasi sebagai alat penunjang manajemen institusi pendidikandalam proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional, terutamaterkait dengan pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pemantauan kinerjainstitusi, seperti implementasi decision support system, executive informationsystem, management information system, dan lain sebagainya (Scott, 1994);6. Teknologi informasi sebagai sarana memadukan beragam fungsi dan prosesdi dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan, terutama yang menyangkutmengenai alokasi sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik, ruang kelas,peralatan, dan lain sebagainya) maupun hal-hal penopang lainnya, seperti sisteminformasi keuangan, sumber daya manusia, pengadaan dan logistik, danmanajemen dokumen (Sprague, 1993);7. Teknologi informasi sebagai infrastruktur dan suprastruktur institusipendidikan, dalam arti kata bahwa lembaga yang bersangkutan harus memilikiakses terhadap jaringan infrastruktur yang menghubungkan seluruh komputeryang dimilikinya dan tentu saja menyusun beragam kebijakan dan peraturanpelaksanaan penggunaannya.2.4 Kreativitas dan Kemandirian Belajar Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimanadikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berartiterhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIKtelah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan,efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akanmeningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumberdaya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akanterangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapanyang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitasdan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensiyang dimilikinya. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitasdan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai 14. tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasanantara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untukmengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapatmenemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitasdapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkanmanusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitasmerupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian,dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasiyang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapiresiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor,selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain,dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapatditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangatdiperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirianmerupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arahtujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yangditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadappendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikandirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal. Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, makadapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnyakreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIKmemungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilaiyang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebihbermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalamlingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Halini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anakterutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri,konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihaklain. 15. 2.5 Media Pembelajaran Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhansecara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harusberkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorangpakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan darirumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar datamelalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme filesharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesidapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yangterbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadimasalah lagi. Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitianagar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasilhasil penelitian diperguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersamasama sehinggamempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtualuniversity memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakanpendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukandalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas?Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 50 orang. Virtual university dapatdiakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia layanan virtual university iniadalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang ini virtual universitylayanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun diharapkandi masa depan virtual university ini dapat menggunakan teknologi yang lebihhandal semisal video streaming yang dimasa mendatang akan dihadirkan oleh ISPlokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yangdiimpiimpikan oleh setiap ahli IT di dunia pendidikan. 16. Virtual school juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satudasawarsa ke depan. Bagi Indonesia, manfaatmanfaat yang disebutkan di atassudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagaiinfrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagibidang pendidikan di Indonesia:* Akses ke perpustakaan;* Akses ke pakar;* Melaksanakan kegiatan kuliah secara online;* Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;* Menyediakan fasilitas mesin pencari data;* Meyediakan fasilitas diskusi;* Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah;* Menyediakan fasilitas kerjasama;* Dan lain lain.2.6 Kendala Jika memang IT dan internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kitagunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yangmenyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia,proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkathukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasioperasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampungperkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Perlu diketahuibahwa cyber law belum diterapkan pada dunia hukum di Indonesia. Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastrukturteknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyaratterselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di 17. Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahalbahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia..Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi dirumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melaluifasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.Hal initentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta;walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlahyang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasiswasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masihdemikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan (NurdinSalmi,2005).2.7 Peran guru Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswamemiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukanbimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan prosespembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peranyang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih pentinglagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peranguru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajarandengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumberinformasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yangberjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995),menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalamiperluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran,partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guruharus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untukmengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisimasing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidakmemberikan satu cara yang mutlak. 18. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanyamemberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itusendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengankemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampumenciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukanperilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak adajarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahamikondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagaimanajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar denganmendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagaipartisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilakubelajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumberbelajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagaipemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampumenggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untukmewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagaikegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terusmenerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkankualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatifmenghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yangharus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yangkreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Halitu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basiskualitas profesionalismenya. 19. BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasukiera kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salahsatu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yangberbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Bahan kajian inimerupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmupengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untukmembahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menanganiproduk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhanamelalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi danlingkungan. Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secaraalternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikanteknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkanpada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do,learning to be, dan learning to live together. 20. Daftar Pustakahttp://maribelajarpartini.blogspot.com/2012/01/diaksespadabulanOktober2012/pukul20.00