1. PENERAPAN KAIDAH BACAANDisusun Oleh :Kelompok 3Erna Sofyana 1111016100055Hasbi Ashshidiqqi 1111016100043Nor Hidayati 1111016100067Masroyah 1111016100081JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA2012 2. KATA PENGANTARPuji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nyamaka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul“Penerapan Kaidah Ejaan”. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untukmemenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia semester 2.Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulishadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi initidak lain berkat bantuan dan dorongan berbagai pihak. Tak lupa penulis jugamengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Sahara, selaku dosen pengampu matakuliah bahasa Indonesia yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalampembuatan makalah ini.Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknispenulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demipenyempurnaan pembuatan makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat danmenjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagipenulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.Tangerang Selatan, Maret 2012Penulis 3. DAFTAR ISIKATA PENGANTAR......................................................................................................... iDAFTAR ISI........................................................................................................................ iiBAB 1 : PENDAHULUAN................................................................................................ 11.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 11.3 Tujuan ....................................................................................................................... 21.4 Manfaat...................................................................................................................... 2BAB 2 : LANDASAN TEORI............................................................................................ 32.1 Pengertian Bahasa ..................................................................................................... 32.2 Fungsi Bahasa ........................................................................................................... 42.3 Ragam Bahasa........................................................................................................... 4BAB 3: PEMBAHASAN..................................................................................................... 63.1 Arti Bahasa…………………………………………………………………………. 63.2 Fungsi Bahasa ........................................................................................................... 93.3 Ragam Bahasa……………………………………………………………………… 10BAB 4 : PENUTUP ............................................................................................................. 164.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 164.2 Saran ........................................................................................................................ 17DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 18LAMPIRAN......................................................................................................................... 19 4. BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDalam pemahaman umum, bahasa Indonesia sudah diketahui sebagai alatberkomunikasi. Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasayang akan digunakannya. Berbagai faktor turut menentukan pemilihan tersebut,seperti penulis, pembaca, pokok pembicaraan, dan sarana.Ragam bahasa baku dipahami sebagai ragam bahasa yang dipandang sebagaiukuran yang pantas dijadikan standar dan memenuhi syarat sebagai ragam bahasaorang yang berpendidikan.Bahasa dalam laporan penelitian, sebagaimana telah dijelaskan, memilihragam baku sebagai sarananya, benar kaidahnya, dan memenuhi ciri sebagairagam standar bahasa orang berpendidikan. Namun, pada kenyataannya masihbanyak ditemukan kesalahan dalam berbagai tataran bahasa, termasuk dalampenggunaan Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).Ejaan sebagaimana telah dipahami bersama adalah keseluruhan peraturanbagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran dan bagaimana antarhubunganantara lambang itu. Secara teknis yang dimaksud ejaan adalah penulisan huruf,penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Oleh karena itu, penguasaan ejaanmutlak diperlukan bagi seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan ilmiah. 5. 1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apakah yang dimaksud tentang ejaan ?1.2.2 Bagaimana tahapan-tahapan ejaan bahasa Indonesia mulai dari Ejaanvan Ophuysen hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)?1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui pengertian ejaan1.3.2 Dapat menjelaskan tahapan-tahapan ejaan bahasa Indonesia mulaidari Ejaan van Ophuysen hingga Ejaan Yang Disempurnakan (EYD1.3.4 Dapat mengetahui kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benarberdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)1.4 Manfaat1.4.1 Agar Mahasiswa/i dapt mengetahui bagaimana bahasa Indonesia bakuyang baik dan benar sesuai dengan kaidah ejaan.1.4.2 Agar dalam laporan penelitian, sebagaimana telah dijelaskan,Mahasiswa/I memilih ragam baku sebagai sarananya, benar kaidahnya,dan memenuhi ciri sebagai ragam standar orang berpendidikan. 6. BAB 2LANDASAN TEORI2.1 EjaanKata “ejaan” berasal dari bahasa arab hija yang berarti huruf. Kemudian kedalam bahasa Indonesia menjadi eja yang mendapat akhiran –an. Ejaan adalahsistem tulis-menulis yang dibakukan (distandardisasikan). Ejaan berarti pulalambang ujaran. Dengan kata lain, ejaan merupakan lambang dari bunyi bahasa.Misalnya fonem /a/ dilambangkan dengan huruf a, jeda dilambangkan dengankoma (,), kesenyapan dilammbangkan dengan titik (.), dan sebagainya. 12.2 Tahapan-tahapan Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia2.2.1 Ejaan van OphuijsenPada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan hurufLatin, yang disebut Ejaan van Ophuilsen. Van Ophuijsen merancang ejaanitu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma‟moer dan MoehammadTaib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini adalahsebagai berikut :a. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajung,sajang, pajah.b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe,oemoer.c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakaiuntuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’.21ZA Fitriyah Mahmudah. Pembinaan bahasa Indonesia.( Jakarta : UIN Jakarta Press,2007). h.172Arifin E. Zaenal. Cermat berbahasa Indonesia . (Jakarta: Akademika Pressindo). h. 164-165 7. 2.2.2 Ejaan SoewandiPada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untukmenggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru ini oleh masyarakat diberijulukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan denganpergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti padakata-kata tak, pak, maklum.c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2,berjalan2, ke-barat2-an.d. Awlan di- dan kata depan di- kedua-dunya ditulis serangakaidengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di- padadirumah,dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis,dibuang.32.2.3 Ejaan MelindoPada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu(Slametmulyana-Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaanbersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik tahun-tahun berikutnya mengurungkanperesmian ejaan ini.42.2.4 Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan PutusanPresiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kubudayaanmenyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesiayang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia PengembanganBahasa Indonesia, Departemen Pendidikan an Kebudayaan, yang dibentuk3Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 1654Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 165 8. oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannyatanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972, menyusun buku PedomanUmum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupapemaparan kaidah ejaan yang luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan danKebudayaan dengan sura putusannya No. 0196/1975 memberlakukanPedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan PedomanUmum Pembentukan Istilah.Pada tahum 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisidikuatakan dengan Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.5Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan EjaanBahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut :a. Perubahan HurufEjaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakandj djalan,djauh j jalan, jauhj pajung, laju y payung, layunj njonja,bunji ny nyonya, bunyisj isjarat, masjarakat sy isyarat, masyarakattj tjukup, tjutji c cukup, cucich tarich, achir kh tarikh, akhirb. Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapatdalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing,diresmikan pemakaiannya.5Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 165-166 9. f maaf, fakirv valuta, univeritasz zeni, lezatc. Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksaktatetap dipakai.a : b = p : qd. Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di- atau ke- sebagaikata depan dibedakan,yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulisserangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di- atauke- sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yangmengikutinya.Misalnya :di- (awalan) di- (kata depan)ditulis di kampusdibakar di rumahdilempar di jalandipikirkan di pasare. Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakanangka 2.anak-anakberjalan-jalanmeloncat-loncat 10. BAB 3PEMBAHASAN3.1 Pengertian EjaanEjaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujarandan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan danpenggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud denganejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.63.2 Ejaan Bahasa Indonesia Sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan(EYD)3.2.1 Pemakaian Huruf3.2.1.1 Huruf AbjadAbjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atashuruf-huruf berikut. Nama tiap huruf disertakan disebelahnya.Huruf Lafal Huruf LafalAa a Nn enBb be - bukan bi Oo oCc ce - bukan se Pp peDd de Qq ki - bukan kyuEe e Rr erFf ef Ss esGg ge - bukan ji Tt te - bukan tiHh ha Uu uIi i Vv ve - bukan viJj je Ww weKk ka Xx eks - bukan ekLl el Yy ye - bukan eyMm em Zz zet6Arifin E. Zaenal. op. cit. h. 164 11. 3.2.1.2 Huruf VokalHuruf yang melambangkan vocal dalam bahasa Indonesia terdiriatas a, e, i, o, dan u.Huruf vokal Contoh Penggunaan dalam KataDi awal Di Tengah Di AkhirA Api Padi LisaE* Enak Petak SoreEmas Kena TipeI Itu Simpan MurniO Oleh Kota RadioU Ulang Bumi Ibu*Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan katamenimbulkan keraguanMisalnya:Anak-anak bermain di teras (teras).Upacara itu dihadiri pejabat teras.3.2.1.3 Huruf KonsonanHuruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesiaterdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.3.2.1.4 Huruf DiftongDi dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan ai,au, dan oi.7HurufdiftongContoh Penggunaan dalam KataDi awal Di tengah Di akhir7A Alek. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.( Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010).h. 260-263 12. Ai Ai Syaitan PandaiAu Aula Saudara HarimauOi ----- Boikot Amboi3.2.2 Penulisan Huruf3.2.2.1 Huruf Kapitala. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupapetikan langsung.b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.c. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.d. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yangberhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kataganti untuk Tuhan.f. Dipakai sebagai huruf pertama unsure nama jabatan dan pangkatyang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti namaorang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.g. Dipakai sebagai huruf pertama nama orang.h. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.i. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, pangkat, jabatan dansapaan.3.2.2.2 Huruf Miringa. Dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabaryang dikutip dalam tulisan.b. Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagiankata, kata, atau kelompok kata.c. Dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau ungkapan asing yangtelah disesuaikan ejaannya. 13. 3.2.3 Penulisan Kata3.2.3.1 Kata DasarKata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.Misalnya:Buku itu sangat tebal.Ibu pergi ke pasar.3.2.3.2 Kata Turunana. Imbuhan (awalan,sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan katadasarnya.Misalnya :bergeletar, dikelola, penetapan, menengokb. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiranditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti ataumendahuluinya.Misalnya:bertepuk tangan,garis bawahi, sebar luaskanc. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan danakhiran sekaligus,unsure gabungan kata iu ditulis serangkai.Misalnya:menggarisbawahi, menyebarluaskand. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalamkombinasi , gabungan kata itu ditulis serngakai.Misalnya :adipati, biokimia, narapidana, swadaya3.2.3.3 Bentuk UlangDitulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.Misalnya :anak-anak, buku-buku, kuda-kuda 14. 3.2.3.4 Kata Ganti Ku, Mu, dan NyaDitulis serangkai dengan kata yang mengikutinya ataumendahuluinya.Misalnya :bukumu, kumiliki3.2.3.5 Kata Depan Di, Ke, dan DariDitulis terpisah dari kata yang mengikutinya keculai di dalamgabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata sepertikepada dan daripada.3.2.3.6 Singkatan dan Akronima. SingkatanSingkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satuhuruf atau lebih.Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, dan pangkatdiikuti tanda titik.Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan danketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumenresmi yang terdiri atas huruf awal atau kata ditulis denganhuruf capital tanpa titik.Singakata umun yang terdiri atas tiga huruf atau ebihdiikuti satu tanda titikb. AkronimAkronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,gabungan suku kata, ataupun babungan huruf dan suku kata yangdiperlukan sebagai kata.Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dari deretkata ditulis seluruhnya dengan huruf capital. 15. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku ataugabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis denganhuruf capital.Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabunganhuruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku katadari deret kata yang disingkat seluruhnya ditulis denganhuruf kecil.3.2.4 Penulisan Unsur SerapanDalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsure daripelbagai bahasa lain, baik daerah maupun bahasa asing seperti Sansakerta,arab, Portugis, Belanda, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya,unsurpinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan. Pertama,unsur pinjaman yang sepenuhnya belum terserap ke dalam bahasaIndonesia,seperti: reshuffle, shuttle, cock, dan lain-lain. Unsur-unsur inidipakai dakam konteks bahasa Indonesia tetapi pengucapannya masihmengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapannya danpenulisannya disesuiakan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal inidiusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentukIndonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.83.2.5 Pemakaian Tanda Baca3.2.5.1 Tanda Titik (.)a. Digunakan pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.b. Singkatan nama orang atau unsurnya.c. Dipakai pada akhir singkatan atau unsur singkatan, gelar, jabatan,pangkat, dan sapaand. Dipakai singkatan kata ungkapan yang sudah sangat umum.e. Dipakai di belakang atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.8A Alek, op. cit. h. 286 16. f. Dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yangmenunjukkan waktu.3.2.5.2 Tanda koma (,)a. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu parincian atau pembilangan.b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari berikutnyayang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jikaanak kalimat mendahului induknya.d. Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yangterdapat dalam posisi awal.f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain pada suatukalimat.g. Koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagianyang lain yang mengiringi dalam kalimat jika petikan lammgsung ituberakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.3.2.5.3 Tanda Titik Koma (;) Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dansetara.3.2.5.4 Tanda Titik Dua (:)a. Dipakai pada akhir pernyataan lengkap bila diikuti rangkuman ataupemerian.b. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlikan pemerian.c. Dipakai dala teks drama, sesudah kata yang menunjukkan pelakupercakapan. 17. 3.2.5.5 Tanda hubung (-)a. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah karenapergantian baris.b. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnyac. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur ulang.d. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja.e. Dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan danpenghilangan bagian kelompok kat.af. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsurbahasa asing.3.2.5.6 Tanda Elipsis (….)a. Dipakai untuk menggambarkan kalimat yang terputus-putusb. Dipakai untuk menunjukkan dalam suatu petikan ada bagian yangdihilangkan.c. Dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri dari sebuahkalimat.3.2.5.7 Tanda Pisaha. Diapakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang nenberipenjelasan.b. Dipakai untuk menegaskan adanya aposisi.c. Dipakai di antara dua bilangan atau tunggal yang berarti sampai dengan.Jika diletakkan di antara nama dua tempat atau kota.3.2.5.8 Tanda Seru Dipakai sesudah ungkapan atau peryataan yang berupa seruan atauperintah atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,atau emosi yang kuat. 18. 3.2.5.9 Tanda Tanya (?)a. Dipakai pada akhir kalimat Tanyab. Dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yangkurang dapat dibuktikan kebenarannya.3.2.5.10 Tanda Kurung ((…))a. Dipakai umtuk mengapit keterangan atau penjelasanb. Dipakai untuk mengapit penjelasan yang bukan bagian yang integraldari pokok pembicaraan.3.2.5.11 Tanda Petik (“….”)a. Dipakaiuntuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraannaskah atau bahan tertulis lain. Kedua tanda petik itu di tuis sama tinggi disebelah atas barisb. Dipakai untuk mengapit judul syair, karangan dan bab buku apabiladipakai dalam kalimat.c. Dipakai untuk mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsungd. Dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau katayang memiliki arti khusus.3.2.5.12 Tanda Petik Tunggal („…‟)a. Dipakai untuk mengapit petikan dalam petikanb. Dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atauungkapan asing.3.2.5.13 Garis Miring (/) Dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaanmasa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. 19. BAB 4PENUTUP4.1 KesimpulanBerdasarkan uraian materi tentang ejaan di atas dapat kita ketahui bahwaejaan ialah sistem tulis-menulis yang dibakukan (distandardisasikan). Dengankata lain, ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana melambangkanbunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).Terdapat empat tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia yaitu EjaanOphuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan Melindo dan Ejaan yang Disempurnakan(EYD) yang masih dipakai hingga sekarang.Pokok-pokok penting dalam penerapan kaidah meliputi pemakaian huruf,penulisan huruf, pemakaian kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaiantanda baca. Oleh karena itu, penguasaan ejaan dengan baik dan benar mutlakdiperlukan bagi seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan ilmiah.4.2 SaranDalam pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuanmengenai penerapan kaidah ejaan yang baik dan benar. Penulis mengharapkankepada pembaca agar pembaca juga dapat memahami penerapan kaidah ejaantersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas dan memperdalam ilmukebahasaan Indonesia. 20. DAFTAR PUSTAKAA, Aleka dan H. Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta: Kencana. 2010Arifin, Zaenal E dan S Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untukPerguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. 2010Gani, Ramlan A dan Mahmudah Fitriyah ZA. Disiplin Berbahasa Indonesia.Jakarta : FITK. 2010Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.2010ZA, Fitriyah Mahmudah dan Ramlan A. Gani. Pembinaan Bahasa Indonesia.Jakarta: UIN Jakarta Press. 2007 21. LampiranPERTANYAANJawablah soal – soal dibawah ini dengan benar !1. Apa pengertian ejaan?2. Jelaskan perbedaan antara ejaan Soewandi engan Ejaan yangDisempurnakan!3. Apa yang dimaksud dengan huruf diftong, huruf vokal dan hurufkonsonan! Berikan contohnya!4. Bagaimana penulisan kata ganti Ku, Mu dan Nya! Berikan masing-masingcontohnya!5. Sebutkan ciri-ciri yang menonjol pada Ejaan Soewandi!6. Sebutkan pemakaian huruf kapital! 4 saja dan jelaskan!7. Apa perbedaan antara singkatan dan akronim! Berikan contohnya!8. Sebutkan hal-hal yang menjadi ruang lingkup ejaan!9. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemenggalan kata!10. Penulisan huruf miring digunakan untuk….Kelompok 9Presentasi ke-3