Biografi john dewey dan herbert schiller

September 11, 2017 | Author: Farikha Rachmawati | Category: Communication, Biography
Report this link


Description



BIOGRAFI JOHN DEWEY DAN HERBERT SCHILLER SERTA KONSEP PEMIKIRANNYA

Dibuat untuk memenuhi tugas Etika dan Filsafat Komunikasi



Dosen Pengampu:
Sinta Swastikawara., S.I.Kom., M.Si.


disusun oleh:
Arif Yudis Tanto 135120201111032
Bagus Rahmat Priyambodo 135120201111008
Choiriyah Anggi 135120201111064
Farikha Rachmawati 135120200111068
Febrian Wahyu Ramadhani 135120201111006




ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014


Biografi John Dewey
John Dewey seorang filsuf besar yang lahir dan tumbuh di Bunglirton, Vermont, Amerika Serikat. Ayahnya seorang pemilik toko. Rumah keluarga dewey menjadi tempat pemondokan bagi para mahasiswa di Univesitas Vermont. Pada usai 19 tahun, Dewey telah menjadi sarjana untuk bidang filsafat.
Setelah mengajar selama tiga tahun dengan pengalaman yang tidak menyenangkan, Dewey mengambil doktor di bidang filsafat di John Hopkins University. Melalui bimbingan George Sylvester Morris, Dewey mempelajari perspektif Hegelian. Lewat G. Stanley Hall yang membimbing Wilhem Wundt di Leipzig, Dewey mempelajari psikologi eksperimen. Setelah memperoleh gelar doktor dewey menerima tawaran untuk menggantikan posisi Moris gurunya di Univeritas Michigan.
Dewey digambarkan berkepribadian tertutup, pendiam, dan penuh pemikiran kontemplatif. John dewey mengajar di Jurusan Filsafat di Universitas Chicago sejak 1894-1904. Ia kemudian keluar dan pindah ke Universitas Columbia.Dewey merupakan eksponen aliran pragmatisme, yaitu filsafat yang menginterpretasikan pemaknaan (meaning) dan kepercayaan (belief) semestinya dipahami dalam istilah dampak praktinya atau isinya. Dewey juga dikenal sebagai pelopor pendidikan progresif, dan Dewey juga sering dipanggil sebagai Filsuf demokrasi.
John Dewey sering dijuluki sebagai filsuf terbesar yang dimiliki Amerika. Selama Karier akademinya, Dewey telah menertbitkan 36 buku dan 815 aritikel dan makalah.

Konsep Pemikiran John Dewey
Pengertian komunikasi bagi Dewey adalah sarana untuk membuat manusia menjadi utuh (full) dengan berpartisipasi sebagai anggota masyarakat. Dalam bukunya, Experience and Nature, Dewey mengatakan bahwa segala sesuatu yang berkomunikasi adalah menarik dan luar biasa. Dan kemudian Dewey menyatakan bahwa masyarakat hadir tidak hanya oleh transmisi, tetapi hadir di dalam transmisi, di dalam komunikasi.
Menurut James Carey, sumber rujukan untuk mendapatkan perspektif yang lebih segar bagi kajian komunikasi, mengacu pada karya juga yang masih sedikit mendapat perhatian seperti warisan dari John Dewey dari Kelompok Chicago, Mead, Cooley, Robert E. Park, dan Erving G. Melalui karya mereka ini komunikasi dipahami sebagai sebuah proses simbolik yang ada didalamnya realitas dibuat, dijaga, diperbaiki dan dikembangkan. Dewey digambarkan penuh berpemikiran kontemplatif. Pemikiran Dewey dan G.H. Mead tentang reflex diturunkan dari pemikiran Wundt tentang gesture. Sementara itu, Wundt dipengaruhi oleh Darwin (1872) dalam buku The Expression of the Emotions in Men and Animals. Sebagaimana para pemikir Chicago ketika itu – Charles Horton Cooley atau George H. Mead – Dewey pun menempatkan komunikasi sebagai hal yang penting dalam konsepsi tindakan manusia. Pemikiran Kelompok Chicago yang merintis Interaksi Simbolik ini juga didasarkan pada pemikiran Simmel bahwa persoalan mendasar dari sosiologi adalah memahami sosialisasi.
Dewey melihat bahwa pengertian istilah komunikasi memiliki dua dimensi yang saling berlawanan dengan mengacu pada sejarah pemikiran Barat. John Dewey menggunakan kedua hal yang bertolak belakang sebagai sumber inspirasi untuk berkarya. Berdasarkan ini pun James W. Carey merumuskan pandangan tentang pengertian komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan (transmission) dan komunikasi sebagai sebuah ritual. Dan salah satu yang penting dari pemikiran Dewey tersebut ialah dimana lebih memilih metafora pendengaran daripada penglihatan untuk mengungkapkan bahwa bahasa bukan sebuah sistem representasi, melainkan satu bentuk aktivitas. Dalam hal ini bentuk pembicaraan lebih baik daripada image yang statis.
Berkaitan dengan proses pembentukan opini publik, Dewey memandang bahwa opini publik dibentuk ketika individu terlibat dalam proses diskusi. John Dewey melihat perkembangan kapasitas masyarakat telah melewati batas-batas karena adanya sarana fisik komunikasi. Dia percaya teori sosial akan membantu mengidentifikasi proses publik. Tradisi pragmatis mengambil inspirasi dari filsuf C.S. Peirce, W. James, J. Dewey dan G. H. Mead, yang mengemukakan tidak relevannya filsafat dan ilmu sosial bagi kehidupan sehari-hari ketika orang-orang menemukan diri mereka. Pragmatisme menentukan rasionalitas atau determinisme (positivis) dan ingin membangun filsafat konseptual tingkah laku manusia yang menghadirkan aktualitas. Lalu aliran pragmatis yang dirumuskan Dewey, Cooley, dan Mead kemudian diserap ke dalam kelompok yang kemudian dikenal sebagai interaksionis simbolik. Melalui kerjasamanya dengan muridnya, Dewey menginginkan adanya surat kabar yang dapat melaporkan hasil-hasil riset ilmu sosial dan memperbaiki masalah-masalah sosial.
Karya Charles Horton Cooley, John Dewey, dan Robert E. Parkmenjadi cara baru bagi pemikiran mengenai media modern. Menurut Dewey dan Daniel Czitrom, bahwa komunikasi modern secara mendasar berperan sebagai sebuah agen untuk memperbaiki konsensus politik dan moral secara meluas yang telah diancam oleh gangguan dari abad ke-19 berupa industrialisasi, urbansasi, dan imigrasi. Kemudian Dewey dan Park mengeluhkan bentuk dan isi jurnalisme yang terlalu menjurus pada saku para pebisnis dan bersifat spekulatif.
Cooley mencoba memahami saling memengaruhi yang terjadi antara media modern dengan kelompok sosial. Dewey dan Park mengeluhkan bentuk serta isi dari jurnalisme yang terlalu menjurus pada para saku pebisnis dan bersifat spekulatif.
Karya – karya John Dewey
The Reflex are Concept in Psychology (1896)
The Public and Its Problems (1927)
Freedom and Culture (1939)
Liberalism and Social Action (1935)
Art as Experience (1934)
Philosophy and Civilizatiion (1931)
Individualism Old and Newq (1930)
The Quest for Certainty (1929)
The Experience and Nature (1925)

Teori Pragmatisme John Dewey
Teori ini dipelopori oleh Pierce, William James, dan John Dewey. Secara terminologi teori ini dapat diartikan sebagai aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan konsekuensi yang bermanfaat secara praktis. Sehingga benar atau tidaknya suatu teori ini tergantung pada bermanfaat atau tidaknyasuatu teori bagikehidupan manusia dan ukuran untuk segala perbuatan tergantung manfaatnya dalam praktek.
Dewey menamakan teori pragmatisnya dengan sebutan lain yaitu dengan nama instrumentalisme. Dimana teori instrumentalisme ini filsafatnya berpijak pada eksperimen (sebuah pengalaman).
Dewey menggunakan metode yang menarik yaitu dengan cara menggabungkan antara cara berpikir induktif dan deduktif :
The Felt Need (adanya suatu kebutuhan)
The Problem (menetapkan masalah)
The Hypothesis (menyusun hipotesis)
Collection of Data as Avidance (merekam data untuk pembuktian)
Concluding Belief (kesimpulan yang diyakini kebenarannya)
General Value of the Conclusion (memformulasikan kesimpulan umum)

Biografi Herbert Schiller
Herbert Schiller merupakan Analisis Amerika yang memilih isu dengan pandangan yang optimistis tentang khalayak aktif atau menentang. Herbert Irving Schiller (November 5, 1919 - 29 Januari 2000) adalah kritikus media, sosiolog, penulis, dan sarjana dari Amerika. Beliau meraih gelar Ph.D pada tahun 1960 dari New York University. Schiller memperingatkan dua tren utama dalam tulisan-tulisan produktif dan pidato: pengambilalihan privat dari ruang publik dan lembaga-lembaga publik, dan dominasi korporasi AS terhadap kehidupan budaya di luar negeri, terutama di negara-negara berkembang.
Delapan buku dan ratusan artikel di jurnal ilmiah baik dan populernya membuatnya menjadi tokoh kunci baik dalam penelitian komunikasi dan dalam debat publik atas peran media dalam masyarakat modern. Ia secara luas dikenal karena istilah "packaged consciousness," yang berpendapat media Amerika dikendalikan oleh beberapa perusahaan-perusahaan yang " menciptakan, proses, memperbaiki dan memimpin sirkulasi gambar dan informasi yang menentukan keyakinan kita, sikap dan akhirnya perilaku kita." Schiller menggunakan Time Warner Inc sebagai contoh packaged consciousness, menyatakan bahwa "pada dasarnya mendominasi penerbitan, televisi kabel, rekaman, kaset dan pembuatan film." Ia menikah dengan pustakawan dan sarjana Anita Schiller, dan anak-anak mereka termasuk Zach dan Dan. Zach Schiller adalah seorang analis kebijakan publik di Ohio, dan Dan Schiller adalah seorang sejarawan telekomunikasi di University of Illinois di Urbana-Champaign.

Konsep Pemikiran Herbert Schiller
Herbert Schiller merupakan figur penting dalam tradisi kritis media. Tradisi ini dapat menjelaskan baik lingkup komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi yang berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah (Mandala, 2008)
Herbert schiller merupakan analis Amerika yang memilih isu dengan pandangan yang optimistis tentang khalayak aktif atau menentang. Dalam Culture Inc: the Corporate Take over of Public Expression, Schiller mengatakan bahwa perusahaan "menjarah" suplai informasi nasional dan menjadi pemilik hak kontrol atas informasi. Untuk ini, Schiller mengimbau pada paradigma khalayak aktif bahwa penekanan utama diberikan pada perlawanan (resistance), subversi (subversion), dan pemberdayaan (empowerment) dari penonton. Pandangan Schiller mendapat kritikan sebagai pandangan yang kurang memperhitungkan potensi perlawanan khalayak terhadap perusahaan. John B Thompson dalam buku The Media and Modernity: a Social Theory of Media mengatakan bahwa imperealisme budaya Amerika telah mendatangkan kerusakan pada budaya asli melalui dunia dan mempertemukan kekuatan publik yang tidak terhentikan. Menurut Thompson, pandangan Schiller hanya menampilkan satu wajah dalam melihat budaya media Amerika dan dominasi globalnya.
Dalam bukunya di atas Schiller memaparkan bahwa suara perusahaan merupakan suara yang paling keras di bumi ini dan juga menggema di seluruh dunia. Dia memercayai bahwa konsumerisme sebagaimana dipropagandakan oleh sistem perusahaan transnasional membawa era teknologi informasi kembali berjaya.
Tema Schiller diperkuat karya filsuf Prancis, Jean Baudrillard dalam The Consumer Society: Myths and Structure yang untuk pertama kali diterbitkan Inggris. Schiller melihat keterkaitan di antara sektor swasta dan bantuan keuangan pemerintah berbahaya karena akan menyebabkan pemencilan wilayah kesadaran. Ia menempatkan komite Geosat Inc sebagai sebuah contoh. Schiller mengkritik posisi AS terhadap kepentingan swasta dan menggunakan kebijakan "langit terbuka" (open sky police) sebagai sebuah potongann untuk eksploitasi komersial atau informasi.
Menurut Madjid Tehranian, Schiller bersama dengan Everret M Rogers dan sejumlah sarjana negara dunia ketiga, Seperti Paulo Freire dan Beltran merupakan angkatan kedua yang mengkaji komunikasi dan pembangunan yang muncul setelah PD II. Mereka dipengaruhi oleh teori Dipendensia dalam pembangunan dan keterbelakangan pendekatan yang kritis mengenai peran media massa.
Dalam buku The Mind Managers (1971), Schiller menulis dengan tanpa belas kasihan dan jujur mengenai teknik-teknik pengontrolan dan pemanipulasian informasi di Amerika melalui birokrasi nasional, Departemen pertahanan, dan perusahaan besar. Dia menunjukkan bagaimana orang yang ahli, tetapi menakutkan dan memiliki kekuatan yang mengancam, yang disebut "manajer kesadaran". Orang ini menjual ide-ide mereka dan membanjiri orang Amerika dengan "informasi" – yang sering disamarkan sebagai "pendidikan" bagi publik – melalui media. Dengan cara yang persuasif mereka benar-benar menjerat publik. Analisis Schiller menyimpulkan bahwa tujuan mereka adalah menjadikan publik pasif dan mencegah perubahan sosial.
Herbert Schiller menuturkan bahwa dewasa ini jumlah dana yang dikeluarkan untuk periklanan media dalam pemilihan umum mulai menandingi pengeluaran perusahaan pemasang iklan paling besar untuk komersial.
Schiller merupakan profesor komunikasi di Universitas California di San Diego dan sebelumnya telah mengajar di Pratt institute di Brooklyn New York, Universitas Illnois di Urbana, dan Universitas Amsterdam.
Buku Schiller, Mass Communication and American Empire, dikomentari oleh Robert Lewis Shayon di Saturday Review sebagai karya ilmiah Schiller yang independen yang merupakan peninjauan secara komprehensif pertama mengenai kebijakan dan struktur komunikasi massa internasional dan domestik di Amerika Serikat.
Karya – karya Herbert Schiller:
Mass Communication and American Empire (1969)
Culture Inc : the Corporate Takeover of Public Expression (1989)
Information and the Crisis Economy (1984)
Critical Research in the Information Age (1983)
Who knows : Information in the Age of the Fortune (1981)
Communication and Cultural Domination (1976)
The Mind Managers (1973)


















DAFTAR PUSTAKA

Antoni. 2004. Riuhnya Persimpangan Itu 'profil dan pemikiran para penggagas kajian ilmu komunikasi'. Solo : Tiga serangkai.
Mandala, Ahmad Surya. 2008, 11 Januari. Mazhab Ilmu Komunikasi. Pesan ditulis di http://ahmadsuryamandala69.blogspot.com/2009/11/mahzab-ilmu-komunikasi-friday-11.html.
Rosyad, Shubhi. 2012, 10 Mei. TEORI PRAGMATISME NON POSITIFISTIK JOHN DEWEY. Pesan ditulis di http://inyong-shubhi.blogspot.com/2012/05/teori-pragmatisme-non-positifistik-john.html
Wikipedia. Diakses pada 20 September 2014. Herbert Schiller. Pesan diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Herbert_Schiller.


5






Comments

Copyright © 2024 UPDOCS Inc.